Autopsi Ungkap Fakta Baru Kematian Petani Sukabumi yang Diduga Tertembak Peluru Nyasar

Sukabumiupdate.com
Rabu 23 Apr 2025, 21:49 WIB
Dokter forensik dari RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, dr. Nurul Aida Fathya. (Sumber Foto: SU/Asep Awaludin)

Dokter forensik dari RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, dr. Nurul Aida Fathya. (Sumber Foto: SU/Asep Awaludin)

SUKABUMIUPDATE.com – Dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, dr. Nurul Aida Fathya, mengungkapkan hasil proses autopsi terhadap jasad Otib (60 tahun), petani yang diduga tewas setelah tertembak peluru nyasar di Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi.

Hasilnya terungkap fakta baru, bahwa penyebab kematian korban karena kekerasan benda tumpul. Menurut Aida, benda tersebut membuat luka terbuka di punggung korban serta menembus hingga ke rongga dada dan merusak paru-paru.

“Dari hasil pemeriksaan itu ditemukan adanya luka pada area punggung. Lukanya cukup dalam, karena menimbulkan kerusakan pada organ dalam dan juga banyak pendarahan, keliatan di pakaian. Kemudian beberapa organ juga tampak pucat,” ujar Aida saat ditemui sukabumiupdate.com usai autopsi pada Rabu (23/4/2025) malam.

Luka yang ditemukan, lanjutnya, hanya satu dan terletak di bagian punggung dengan panjang sekira 18 centimeter, yang membentang dari kanan ke kiri, melintasi garis tengah tubuh korban. Selain luka tersebut, tidak ditemukan cedera lain di bagian tubuh manapun.

“Jadi bentuknya itu hanya luka terbuka. Ukurannya cukup besar sekitar 18cm. (kedalaman) Sampai kemudian beberapa organ juga tampak pucat, organ dalam sampai rongga tubuh,” jelasnya.

Baca Juga: Polisi Selidiki Kasus Dugaan Peluru Nyasar yang Tewaskan Petani di Tegalbuleud Sukabumi

Aida kemudian menyimpulkan bahwa luka mematikan tersebut bukanlah disebabkan oleh benda tajam.

“Kalau dari karakteristiknya, ini akibat kekerasan tumpul. Sampai ke rongga dada, kenanya kena paru, saluran lukanya kita engga ukur. Cuman satu lukanya di punggung,” terangnya.

Lalu terkait ada atau tidaknya proyektil atau benda asing di dalam jasad korban, Aida memastikan bahwa pihaknya tidak menemukan benda tersebut selama autopsi berlangsung.

“Enggak ada (proyektil atau benda asing). Jadi lukanya acak-acakan. Untuk penyebab kematiannya adalah kekerasan tumpul tadi yang di daerah punggung, yang menyebabkan kerusakan pada paru, menimbulkan pendarahan,” ucapnya.

Dugaan sementara, lanjut Aida, korban meninggal dunia sekitar 12 jam sebelum dilakukan autopsi. Proses autopsi sendiri berlangsung lima jam, dimulai pukul 12.30 WIB dan selesai pada pukul 17.00 WIB.

“Kalau merujuk dari pemeriksaan tadi, (waktu kematian korban) kurang lebih selama 12 jam sebelum saya periksa,” pungkasnya.

Hingga berita ini tayang, penyidik Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Sukabumi masih melakukan penyelidikan terkait kasus kematian Otib. Adapun jenazah korban saat ini dikabarkan sudah tiba di rumah duka untuk dimakamkan.

Sebelumnya, korban yang diketahui merupakan warga Kampung Cipancur, Desa Kademangan, Kecamatan Surade itu ditemukan tak bernyawa dengan luka terbuka di bagian punggung kanan. Saat itu, Otib tengah berada di dalam saung huma yang terletak di lahan Perhutani Cisujen Blok 10, Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi.

Baca Juga: Pendakian Gunung Gede Pangrango Dibuka Lagi, Pendaki Diminta Jauhi Kawah Wadon

Berdasarkan informasi yang beredar di masyarakat, korban diduga tertembak peluru nyasar yang berasal dari rombongan pemburu babi hutan di kawasan tersebut.

Kepala Desa Kademangan Hendrik Kurnia mengatakan bahwa pihaknya menerima laporan tentang kematian Otib pada Rabu pagi sekira pukul 05.00 WIB (23/4/2025). Sementara peristiwanya diperkirakan terjadi pada Selasa malam sekira pukul 23.00 WIB, 22 April 2025.

"Benar, kami menerima informasi Pak Otib meninggal dunia saat berada di saung huma di lahan milik Perhutani Cisujen. Saat itu beliau sedang bertani bersama istrinya, Bu Eem," ujar Hendrik kepada sukabumiupdate.com, Rabu siang.

Menurut Hendrik, korban sempat dibawa ke RSUD Jampangkulon, sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi untuk diautopsi.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Tegalbuleud Iptu Azhar Sunandar ikut membenarkan adanya kejadian tersebut. "Memang benar, ada seorang petani huma yang meninggal dunia. Kasus tersebut saat ini sudah ditangani oleh Polres Sukabumi untuk penyelidikan lebih lanjut," ujarnya singkat.

Berita Terkait
Berita Terkini