Penjaga Warung Sate di Warungkiara Sukabumi Ditodong Pistol, Pelaku Ngaku Anggota Polisi

Sukabumiupdate.com
Selasa 22 Apr 2025, 22:50 WIB
Ilustrasi pistol. Penjaga warung sate ditodong pistol di Warungkiara Sukabumi |Foto: Freepik/Senivpetro.

Ilustrasi pistol. Penjaga warung sate ditodong pistol di Warungkiara Sukabumi |Foto: Freepik/Senivpetro.

SUKABUMIUPDATE.com - Teguh, seorang penjaga warung sate di Kampung Cigombong, Desa Warungkiara, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, mengalami hal mencekam yang tak akan mudah dilupakan. Ia menjadi korban penodongan pistol dan pemerasan oleh lima orang tak dikenal, Sabtu malam, 19 April 2025.

Teguh menceritakan kejadian bermula saat sebuah mobil Brio kuning berhenti di depan warung sekitar pukul 03.30 WIB dini hari. Di dalamnya, terdapat empat pria dan satu perempuan yang kemudian memesan sop dan ayam goreng.

Namun suasana berubah drastis saat salah satu dari mereka mengaku makanannya tumpah dan menuntut ganti rugi. "Mereka tiba-tiba marah-marah, katanya sop tumpah ke paha. Padahal saya sudah minta maaf dan siap ganti. Tapi mereka malah ngamuk - ngamuk," ujar Teguh kepada sukabumiupdate.com, Selasa (22/4/2025).

Tak hanya marah, kata Teguh, dua pria dari kelompok itu bahkan memukul dan mengancam dengan mengeluarkan pistol.

"Mereka sampai memukul dan menampar saya, lalu salah satu pelaku mengeluarkan pistol dan menodongkannya ke arah jidat dan perut saya. Dua orang memukul saya, sementara salah satu dari mereka terdengar berkata kepada temannya, Tembak we, tembak," tuturnya.

Pada saat itu, Teguh juga mengaku ketakutan dan tak berani melawan. Ia hanya bisa pasrah menuruti apa yang diinginkan oleh pelaku saat itu.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Dapat Ancaman Pembunuhan, Ini Respons Polda Jabar

"Engga berani ngelawan karna kan udah ngancem gitu. Ngakunya si polisi, ngeluarin gantuangan gitu kaya polisi-polisi. Pas ngelayanin berdua sama temen kerja, ada juga lima orang lagi tidur bangun, mau ngelerai juga sama dibancam," bebernya.

Lanjut Teguh, kemudian pelaku peminta uang sebesar 200 jika ingin masalahnya selesai. Namun Teguh pada saat itu tidak menyanggupinya karena hanya memiliki uang sebesar 50 ribu.

"Terus pelaku itu meminta saya untuk menjumlahkan harga makanan yang di pesantren sambil mukul itu. Saya bilang totalnya 115 ribu dan sebagai tanggung jawab atas kesalahan saya udah menggratiskan makanan itu. Cuman sedikit sih tumpahnnya," ucap Teguh.

"Saya bilang kan makanan udah saya gratis kan. Pelaku ini minta uang jumlahnya minta uang 200 ribu, tapi saya saat itu ada uang 50 ribu, itu juga buat di kasih ke istri untuk beli popok anak," sambungnya.

Lalu, Teguh pun terpaksa menyerahkan uang Rp50 ribu dan beberapa lembar recehan dari laci kasir.

"Dia bilang gini harus ada uang 200 ribu kalau mau masalah samapai sini mah, kata saya mau minjam dulu uang ke teman engga ada terus saya cari ke laci ada uangg recehan belum di itung itu berapa dirapihin di satuan sama yang 50 ribu," terangnya.

"Saat itu saya engga pikir apa apa yang paling penting pergi aja karna takut. Saya bilang cuma punya segitu, mereka tetap maksa. SIM saya dipoto, nomor saya diminta," jelas Teguh.

Keesokan harinya, kata Teguh, pelaku kembali mengirim pesan melalui WhatsApp dan meminta sisa uang. "Saya foto uang Rp50 ribu yang saya punya karena saya punya uang 50 ribu, pelaku tuh minta ditransfer ke DANA. Bilangnya, ‘kalau dikasih Rp100 ribu lagi, masalah beres’,” ungkap Teguh.

Kemudian kata Teguh, pada Minggu tanggal 20 April 2025, ia langsung melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Sukabumi. "Saya harap kepada aparat penegak hukum para pelaku ini segera di tindak jangan samapai masih berkeliaran karena sangat meresahkan," tambahnya.

Berita Terkait
Berita Terkini