SUKABUMIUPDATE.com - Suasana khusyuk pengajian di Pondok Pesantren Al Waafy, Kampung Cijambe, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, kini berubah menjadi was-was. Dalam lima bulan terakhir, pesantren ini sudah tiga kali diterjang banjir lumpur hingga merusak fasilitas pondok.
"Yang paling besar itu tanggal 9 Maret kemarin. Sebelumnya 4 Desember, dan dua hari lalu air datang lagi," ungkap Zulaikha Pratiwi, pengelola pesantren, saat ditemui di lokasi, Selasa (22/4/2025).
Rekaman video yang beredar luas di media sosial menangkap kedahsyatan banjir tersebut. Air berlumpur berwarna coklat pekat mengalir deras melintasi halaman pondok, menyeret perabot, mematahkan pagar besi di belakang bangunan, dan merendam hampir seluruh ruangan, termasuk masjid dan asrama santri.
"Ini air penuh semua, rumah, kasur, kobong santri juga sama, ini air penuh kesini, masjid juga kebanjiran. Pokoknya air warna coklat gitu sama batu. Bekasnya itu tebal lumpur di tertahan ada pagar itu, sampai bengkok itu rusak," bebernya.
Baca Juga: Sekretaris Komisi V DPRD Jabar Dukung Wanita Sukabumi Jadi Pekerja Mandiri di Bidang Tata Rias
Zulaikha menyebut air datang begitu cepat, seolah-olah halaman pondok berubah jadi sungai dadakan. "Kalau beberapa tahun lalu belum pernah seperti ini. Awalnya itu akhir Desember 2024. Sekarang tiap hujan besar, pasti banjir. Bahkan hujan sebentar saja kami langsung bersiap beres barang - barang," ucapnya.
Zulaikha berharap ada perhatian dari pemerintah atau pihak terkait untuk membuat jalur air yang jelas. "Kami ini di tempat rendah, otomatis air pasti ke sini. Harapannya sih ada solusi, biar nggak begini terus setiap musim hujan," tandasnya.
Dari informasi yang dihimpun, banjir di kawasan tersebut diduga akibat adanya pembukaan lahan baru untuk proyek pembangunan perumahan. Akibarnya saat hujan air tidak terserap dan melimpas ke permukiman warga termasuk pesantren Al Waafy. Hingga berita ditayangkan, sukabumiupdate.com masih berupaya mengkonfirmasi ke pihak terkait.