SUKABUMIUPDATE.com - Teka-teki penemuan kerangka manusia yang berserakan di kawasan hutan kaki Gunung Halimun Salak, tepatnya di wilayah Kampung Cisagu RT 01 RW 10, Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi belum terpecahkan.
Meski begitu fakta baru terungkap bahwa lokasi penemuan ternyata berada di area hutan yang jarang dijamah manusia karena medannya lebat dan sulit diakses.
Fakta itu disampaikan Kepala Desa Sirnarasa, Okih Suryadi. Menurutnya mayat tinggal kerangka itu ditemukan di wilayah Kedusunan Gunung Puntang yang lokasinya sekitar 3 kilometer dari permukiman terdekat.
Okih juga mengungkapkan bahwa warga yang pertama kali menemukan kerangka manusia itu bukan pemburu babi dalam arti sesungguhnya, melainkan petani yang biasa menghalau babi liar agar tidak merusak lahan pertanian mereka.
"Warga yang menemukannya adalah petani yang sedang menghalau babi hutan. Mereka bukan pemburu profesional, tapi masyarakat yang melindungi ladangnya dari gangguan babi," ujar Okih kepada awak media, Senin (21/4/2025).
Baca Juga: Kerangka Manusia di Lokasi Longsor Pabuaran Sukabumi, Ojang Korban Bencana 4 Desember 2024
Peristiwa penemuan itu terjadi pada Jumat 18 April 2025 sekitar pukul 16.00 WIB. Okih menjelaskan, kerangka manusia tersebut saat itu ditemukan tergeletak di pinggir jalan setapak di dalam kawasan hutan.
Meskipun lokasi tersebut dikenal oleh warga sekitar, tempat itu sangat jarang didatangi karena jauh dari permukiman serta disebut masyarakat adat setempat sebagai hutan angker atau leuweung larangan.
"Biasanya, kalau ada tamu atau orang dari luar yang ingin masuk ke wilayah itu, suka bertanya dulu dan suka didampingi, karena hutannya cukup lebat dan dalam. Dan jarang di jamah manusia," jelasnya.
Sehingga ia menduga kerangka manusia tersebut adalah orang asing atau bukan warga setempat. Bahkan berdasarkan laporan dari Kepala Dusun pun hingga kini belum ada laporan warganya yang hilang.
Sebelumnya diberitakan, kerangka manusia ini ditemukan pertama kali oleh warga bernama Ajat. Ia melaporkan penemuan itu kepada kepala dusun setempat, yang ditindaklanjuti oleh Kepala Desa Sirnarasa dengan melapor kepada pihak kepolisian.
Pada Sabtu 19 April 2025, Polres Sukabumi mengerahkan tim untuk menuju lokasi penemuan di hutan.
Mereka mendapati tulang belulang berserakan, dengan beberapa bagian tubuh seperti tengkorak dan tulang panjang yang masih dalam kondisi utuh.
Saat ini, Satreskrim Polres Sukabumi masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas kerangka tersebut. Sejumlah barang yang diduga milik korban ditemukan di TKP. Antara lain, kaus berwarna cokelat, celana pendek dan sarung.
"Kami menemukan kaus warna cokelat, celana pendek, dan sarung motif kotak-kotak warna kuning yang masih melekat pada tulang," ujar Kasatreskrim Polres Sukabumi, Iptu Hartono kepada awak media, Minggu (20/4/2025).
Menurut Hartono, posisi tengkorak dan tulang-belulang lainnya tersebar di tengah hutan. Diduga kuat sudah cukup lama berada di sana. Meski begitu, hingga kini identitas jasad tersebut masih menjadi misteri.
"Petugas telah melakukan olah TKP dan identifikasi awal, namun belum ada petunjuk pasti siapa korban ini. Kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut," tuturnya.