Ngejat Cafe, Perpaduan Tempat Minum Kopi dan Ruang Literasi di Kantor Diarpus Sukabumi

Sukabumiupdate.com
Rabu 16 Apr 2025, 20:48 WIB
Ngejat Cafe, tempat minum kopi dan literasi di kantor Diarpus Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari

Ngejat Cafe, tempat minum kopi dan literasi di kantor Diarpus Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari

SUKABUMIUPDATE.com - Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus) Kabupaten Sukabumi menghadirkan sesuatu yang berbeda, sebuah kafe dengan nuansa literasi yang diberi nama Ngejat Cafe. Berlokasi di ruang baca terbuka Gedung Perpustakaan, Kecamatan Cisaat, kafe ini bukan sekadar tempat ngopi, tapi juga ruang untuk Ngembangkeun Jati Diri sebagaimana filosofi nama yang diusung.

“Sebetulnya ini untuk menarik minat para pemustaka, para pengunjung yang datang ke perpustakaan. Kita ingin menghadirkan suasana yang lebih rileks, tapi tetap bermuatan edukatif,” tutur Dedi Mulyadi, Sub Koordinator Pembudayaan Gemar Membaca Diarpus kepada sukabumiupdate.com, Rabu (16/4/2025).

Di ruang baca tertutup, aturan cukup ketat, tidak boleh membawa makanan dan minuman, apalagi merokok. Namun, tak sedikit pengunjung yang ingin membaca sambil menyeruput kopi atau mengisap rokok. Maka, Ngejat Cafe menjadi solusinya.

“Kita tahu, ada yang suka merokok sambil baca buku. Nah, di Ngejat Cafe bisa. Sambil minum kopi, suasana santai tapi tetap dengan nuansa perpustakaan,” jelas Dedi.

Meski mengusung konsep kafe, Diarpus tidak mengejar keuntungan semata. Harga kopi yang disajikan pun sangat terjangkau, berkisar antara Rp5.000 hingga Rp9.500. Bandingkan dengan kafe luar yang harganya bisa dua kali lipat.

Baca Juga: Layanan Perpustakaan Diarpus Kabupaten Sukabumi Kembali Normal Usai Libur Lebaran

“Memang kita bukan kafe komersil. Tujuannya supaya masyarakat mau datang ke perpustakaan. Kadang ada yang mau ke sini tapi pengin ngopi atau ngerokok, jadi kita fasilitasi,” ungkapnya.

Menariknya, barista yang mengolah kopi di Ngejat Café adalah lulusan pelatihan barista yang pernah diselenggarakan Diarpus pada 2024 lalu. Mereka kini kembali ke lingkungan perpustakaan sebagai penggerak suasana baru yang lebih hidup dan bersahabat.

Menu yang disediakan pun kekinian. Mulai dari es kopi gula aren, cafe latte, hingga rencana ke depan seperti pisang bakar keju dan cokelat. Semua ditawarkan dengan harga bersahabat.

Tak hanya untuk menyeruput kopi, Ngejat Cafe juga bisa difungsikan sebagai ruang kegiatan. “Kenapa namanya Ngejat? Karena selain bisa dipakai baca buku dan internetan, kafe ini juga bisa dipakai untuk kegiatan masyarakat,” ujarnya.

“Kita akan adakan kelas bahasa Mandarin, bahasa Jepang, karena ruang audio visual sedang diperbaiki, jadi kita alihkan ke sini," imbuhnya.

Kafe ini buka Senin hingga Jumat, dari pukul 09.00 sampai 17.00 WIB, mengikuti jam operasional perpustakaan. Sasaran utamanya memang para pemustaka, namun komunitas juga dipersilakan untuk berkegiatan di sana.

“Teman-teman Taman Baca Masyarakat kemarin juga sudah berdiskusi dengan kita. Rencananya mereka akan menggarap program diskusi buku, bahkan ada akustikan. Tempatnya gratis, yang penting jajan ke kafe,” katanya.

Saat pembukaan kemarin, suasananya masih sederhana. Dihadiri rekan sekantor dan beberapa pengunjung yang sedang membaca, kopi gratis pun dibagikan untuk para pemustaka yang masih bertahan di perpustakaan.

“Sesuai namanya, Ngembangkeun Jati Diri, kita ingin perpustakaan ini menjadi sumber pengetahuan yang membuka potensi masyarakat. Di sini mereka bisa membaca, mengakses internet, belajar bahasa, ikut kelas menulis, dan terus mengembangkan jati dirinya,” pungkasnya. (Adv)

Berita Terkait
Berita Terkini