Jembatan Kembali Dihantam Banjir: Warga Sukabumi Bertaruh Nyawa Demi Bertahan dari Bencana

Sukabumiupdate.com
Senin 14 Apr 2025, 16:56 WIB
Pelajar warga Sukamaju Cimanggu Sukabumi lintasi reruntuhan jembatan yang kembali diterjang banjir (Sumber: dok pemdes Sukamaju)

Pelajar warga Sukamaju Cimanggu Sukabumi lintasi reruntuhan jembatan yang kembali diterjang banjir (Sumber: dok pemdes Sukamaju)

SUKABUMIUPDATE.com - Warga Desa Sukamaju Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat harus ikhlas dan bersabar menghadapi bencana alam. Tiga kali bangun jembatan secara swadaya, tiga kali pula jembatan hasil swadaya itu hancur diterjang luapan sungai Ciseureuh.

Jembatan Cinta di Kedusunan Cikadaka, Desa Sukamaju, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Sukabumi, kembali hancur diterjang banjir bandang pada Minggu, 13 April 2025. Ini kali ketiga warga membangun jembatan darurat dari bambu, namun dua kali pula jembatan tersebut tak mampu bertahan menghadapi luapan banjir bandang Sungai Ciseureuh.

Jembatan sebelumnya diresmikan awal Februari 2025 sebagai simbol kebersamaan warga pasca banjir bandang yang terjadi pada Desember 2024. Dibangun swadaya masyarakat, Jembatan Cinta menjadi akses vital bagi kurang lebih 189 kepala keluarga yang tersebar di empat RT Kedusunan Cikadaka.

Baca Juga: Paripurna DPRD Bahas Jawaban Bupati Sukabumi Soal Perubahan Perda Pajak Daerah

Namun apa hendak dikata, musibah kembali melanda. Hujan deras mengguyur wilayah Pajampangan pada Minggu malam menyebabkan luapan air sungai dan menghancurkan kembali jembatan sementara yang baru dibangun oleh warga.

Kepala Desa Sukamaju, Dedih Sopandi, mengungkapkan kesedihannya atas bencana yang terus menghantam wilayahnya. "Warga sudah bekerja keras membangun jembatan ini secara gotong royong, tapi apa daya, derasnya hujan membuat sungai meluap dan menghancurkan kembali jembatan yang jadi satu-satunya akses masyarakat," ujar Dedih dengan nada lirih kepada Sukabumiupdate.com, Senin (14/4/2025).

Dedih menambahkan, kondisi ini sangat memprihatinkan terutama bagi anak-anak yang harus pergi ke sekolah dan warga yang sehari-harinya bekerja bertani dan berladang.

Baca Juga: Krisis di Legok Loa Sukabumi: Pemulihan Puluhan Rumah Terhambat, Kini Dihantam Banjir Susulan

"Kasihan anak-anak kami, mereka terpaksa menyeberangi sungai yang arusnya deras. Ini sangat membahayakan jiwa mereka," tambahnya.

Meski sudah dua kali mendirikan jembatan darurat dari bambu, warga kini kembali kehilangan akses aman untuk menyeberang. Pemerintah desa bersama warga berupaya mencari solusi terbaik agar aktivitas masyarakat tetap bisa berjalan, namun keterbatasan dana dan material menjadi tantangan tersendiri.

"Kami berharap ada perhatian serius dari pemerintah kabupaten hingga provinsi untuk membantu membangun jembatan permanen yang kokoh dan tahan terhadap bencana," pungkasnya.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini