SUKABUMIUPDATE.com - Puluhan rumah warga di Kampung Legok Loa, Desa Cibuntu, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, hancur dan tertimbun material banjir bandang yang terjadi pada 6 Maret 2025.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, hujan deras yang mengguyur wilayah itu sejak pukul 16.00 hingga 22.00 WIB, menyebabkan aliran Sungai Citegal yang lebarnya hanya sekitar satu meter meluap. Puncaknya terjadi sekira pukul 20.00 hingga 21.00 WIB, saat air bah tiba-tiba menerjang permukiman warga.
Akibatnya, sekitar 30 rumah di dua RT yakni RT 08 dan RT 09 rusak parah. Sejumlah rumah lainnya juga tertimbun oleh material tanah dan batu dengan ketinggian mencapai dua meter. Bahkan beberapa pemilik rumah terpaksa mengungsi dan meninggalkan tempat tinggalnya yang mengalami kerusakan berat.
"Saat itu hujan dari sore sangat deras. Air dari sungai Citegal sudah meluap hingga menjebol rumah. Kalau air tidak menerjang rumah mungkin warga yang sudah mengungsi duluan jadi korban. Tapi alhamdulillah, tidak ada korban jiwa," ujar Enda Darmawan (43 tahun) warga sekitar, Senin (14/4/2025).
Situasi yang diungkapkan Enda membuat warga khawatir karena saat ini bencana serupa terjadi. Minggu malam, 13 April 2025, banjir susulan datang dan menerjang Kampung Legok Loa yang belum sepenuhnya pulih sejak satu bulan lalu.
Baca Juga: Langganan Banjir, Rencana PU Tangani Jalan Penghubung Mekarsakti-Mandrajaya Sukabumi
Enda juga menceritakan pada malam itu, masih 6 Maret 2025, suasana di kampungnya sangat mencekam karena terdengar suara gemuruh dari banjir yang membawa material tanah dan batu yang menghantam rumah warga.
Menurut Enda, warga yang biasanya menunaikan salat tarawih memilih tetap di rumah karena hujan lebat. Keputusan itu tanpa disadari justru menyelamatkan banyak nyawa.
"Di sini banyak lansia, jompo, dan ibu-ibu yang suaminya merantau. Kami langsung inisiatif bantu evakuasi barang-barang. Beberapa kali kami pindahkan ke rumah warga lain karena hati enggak enak. Ternyata benar, ada rumah yang diterjang air setelahnya," ungkapnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa pada 7 Mater 2025, warga bergotong royong membantu membersihkan rumah-rumah yang tertimbun material longsor.
"Enam hari pascakejadian, Kepala Desa Cibuntu bersama Danramil dan Camat Simpenan meninjau ke sini, tapi belum ada dari pemerintah provinsi maupun pusat. Sampai saat ini belum ada tindakan, masih seperti ini," ucapnya.
Enda berharap kepada pemerintah agar segera melakukan penangan kepada korban terdamapak.
"Sebagian warga kehilangan harta bendanya. Untuk makan saja susah, apalagi membangun rumah kembali. Kami mohon kepada pemerintah pusat agar melihat kondisi rakyat seperti kami ini. Turunkan bantuan, baik finansial maupun bentuk lainnya," ujar dia.