Dinsos soal Penanganan ODGJ yang Resahkan Warga di Cikidang Sukabumi

Sukabumiupdate.com
Sabtu 12 Apr 2025, 17:42 WIB
Wawan Godawan, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi (Sumber Foto: SU/Ibnu)

Wawan Godawan, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi (Sumber Foto: SU/Ibnu)

SUKABUMIUPDATE.com - Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sukabumi merespons informasi terkait keberadaan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang meresahkan warga di Desa Pangkalan, Kecamatan Cikidang.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi, Wawan Godawan, menyampaikan bahwa setelah berkoordinasi dengan Camat Cikidang, ODGJ yang dimaksud ternyata sudah dibawa ke Rumah Sakit Jiwa di Bogor untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

“Memang belum ada laporan formal atau permohonan tertulis untuk penanganan dari wilayah tersebut, namun setelah mendengar informasi yang berkembang, kami langsung mengambil langkah,” ujar Wawan kepada sukabumiupdate.com, Jumat, 11 April 2025.

Ia menjelaskan, sebelumnya Dinsos telah merencanakan untuk menurunkan petugas pendamping, seperti TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan) dan TAGANA (Taruna Siaga Bencana) ke wilayah terdampak. Tujuannya adalah melakukan asesmen awal dan menentukan langkah penanganan terbaik.

“Nanti kami juga akan berkoordinasi dengan tim kesehatan jiwa di puskesmas setempat. Dari hasil asesmen tersebut, baru bisa ditentukan apakah pasien harus dirujuk ke RSJ Bogor, atau cukup dititipkan di panti sosial, seperti Panti Welas Asih yang lokasinya paling dekat,” jelasnya.

Baca Juga: Sering Berulah, ODGJ di Cikidang Sukabumi Meresahkan Warga

Diberitakan sebelumnya, seorang warga Desa Cicareuh, WW (24 tahun) menyebut pertama kali mengetahui informasi adanya ODGJ meresahkan warga sejak enam bulan lalu. Ia mengungkapkan, pria tersebut memang pernah menjalani pengobatan ke rumah sakit jiwa, namun karena keterbatasan biaya, pengobatannya tidak dilanjutkan. Kondisinya pun sempat membaik.

“Dulu sempat normal, bahkan sempat mau kerja. Jadi saya menduga dia ini enggak 100 persen ODGJ. Tapi sekarang kambuh lagi, karena enggak minum obat,” kata WW.

Meski sempat menghilang satu malam, pria tersebut kembali berkeliaran bebas. Kondisi ini makin mengkhawatirkan, mengingat banyak anak-anak kecil yang beraktivitas di lingkungan tempat ODGJ itu tinggal.

“Dia warga asli sini. Sudah beberapa tahun sakit, kadang kambuh, kadang tidak. Tapi kalau sudah enggak berobat, pasti kambuh. Sekali ke RSJ saja bisa habis dua juta,” ungkapnya.

WW sendiri pernah berpapasan dengan ODGJ tersebut saat mengantar temannya pulang. “Hari ini aja, dia sempat buka celana di depan ibu-ibu yang lagi ngumpul,” katanya.

Yang paling menyedihkan, lanjut WW, adalah kurangnya dukungan dari keluarga ODGJ itu sendiri. “Keluarganya bisa dibilang bodo amat. Obat dari RSJ aja sering enggak dikasih. Dia tinggal di rumah, enggak dikurung, masih bebas jalan-jalan,” ucapnya.

Ia menegaskan bahwa kini warga merasa tidak aman untuk beraktivitas sehari-hari. “Betul, kami was-was. Ada yang sampai bilang, ‘kalau bisa dia jangan pernah balik lagi," keluhnya.

WW menyampaikan harapan besar dari warga, agar ODGJ ini diamankan sampai benar-benar sembuh total, sesuai keterangan dokter jiwa. "Kalau enggak bisa dibawa ke RSJ, ya setidaknya desa bikin satu kamar khusus buat dia kalau kambuh. Keluarganya juga miskin banget, enggak punya ruang khusus untuk dia," katanya.

WW menyampaikan harapan terakhirnya mewakili suara warga. “Kami cuma ingin merasa aman lagi. Kalau tidak bisa dibawa ke RSJ, minimal perangkat desa ada perhatian untuk mengamankan lingkungan agar masyarakat merasa terlindungi," ujarnya.

Camat Cikidang, Hasanudin, saat dikonfirmasi membenarkan bahwa warga Desa Pangkalan yang diduga ODGJ memang telah beberapa kali menjalani pengobatan.

“Berdasarkan informasi dari Kepala Desa Pangkalan, memang betul ada warganya yang mengalami gangguan jiwa dan sudah beberapa kali dibawa berobat ke RSJ. Saat ini pun yang bersangkutan sudah diamankan dan sedang dalam proses untuk kembali dirujuk ke rumah sakit jiwa,” jelas Hasanudin.

Selanjutnya, terkait isu ODGJ tesebut pernah melakukan percobaan perkosaan, kata Hasanudin, hal tersebut merupakan yang tidak benar. “Terkait informasi yang beredar soal percobaan pemerkosaan, kami nyatakan tidak benar,” tegasnya.

Berita Terkait
Berita Terkini