Sepeda Listrik Kuasai Lapdek Sukabumi, Komunitas Olahraga Tersisih dari Tempat Latihan

Sukabumiupdate.com
Jumat 11 Apr 2025, 10:49 WIB
Marak penyewaan sepeda listrik dan permainan anak lainnya di Lapang Merdeka Kota Sukabumi | Foto: Asep Awaludin

Marak penyewaan sepeda listrik dan permainan anak lainnya di Lapang Merdeka Kota Sukabumi | Foto: Asep Awaludin

SUKABUMIUPDATE.com – Keluhan terkait adanya aktivitas penyewaan sepeda listrik di Lapang Merdeka (Lapdek) Kota Sukabumi tidak hanya datang dari warga umum, tetapi juga dari komunitas-komunitas olahraga yang rutin berlatih di ruang publik tersebut. Mereka mengaku mulai tersisihkan dari tempat latihan.

Hal itu diungkapkan oleh Erwin Pertama, atlet skateboard sekaligus penggagas olahraga ekstrem tersebut di Kota Sukabumi sejak tahun 1980. Ia berharap Lapangan Merdeka bisa dikembalikan fungsinya seperti dulu.

Terlebih, bila aktivitas penyewaan wahana sepeda listrik yang mangkal di depan skatepark itu terus dibiarkan, berpotensi menjadi hambatan serius bagi regenerasi atlet.

“Tanggapan dari saya sendiri mewakili komunitas skateboard ya, pengen seperti dulu lagi lah (bisa latihan dengan nyaman), karena kita di komunitas skateboard ini tu bukan main-main biasa, kita betul-betul latihan di situ (skatepark lapdek) buat cari bibit-bibit atlet skateboard Sukabumi,” ujar pria yang akrab disapa Ewink itu kepada sukabumiupdate.com, Kamis (10/4/2025).

“Saya sendiri dituntut kan oleh ISA (Indonesia Skateboarding Association) harus ada atlet tiap tahunnya,” tambahnya.

Baca Juga: Ayep Zaki: Penyewaan Sepeda Listrik di Lapdek Kota Sukabumi Akan Ditertibkan

Menurutnya, keberadaan wahana permainan anak tersebut tidak hanya mengganggu, tetapi juga berisiko menimbulkan kecelakaan, mengingat skateboard termasuk dalam kategori olahraga ekstrem. Ewink khawatir hal itu terjadi saat mereka berlatih di lapdek.

“Kita kan termasuk golongan olahraga ekstrem ya, jadi kalau banyak orang seperti itu apalagi anak-anak, takutnya kan bisa mencelakai yang lagi pada main di situ,” jelasnya.

Ewink menyampaikan, keluhan serupa juga dirasakan oleh komunitas olahraga lain. Para anggota komunitas sepatu roda, atletik, bola voli, dan basket mengaku kesulitan untuk mengakses Lapdek sebagai tempat latihan.

“Apalagi yang komunitas sepatu roda sama atletik, juga kan sekarang udah sulit lah mau latihan di sana (lapdek). Kita dengar mereka jadi terbatas latihannya, dalam seminggu itu nggak full tiap hari (latihan), jadi dijatah waktunya juga jadi 2 jam aja, sisanya ya mungkin dipake sama penyewaan mainan anak itu, apalagi buat komunitas basket sama volly itu udah enggak bisa latihan di sana mereka,” sambung Ewink.

Ia menegaskan, kondisi semrawut di Lapdek membuat para komunitas kehilangan tempat untuk membina atlet secara optimal. Ewink mengaku paham soal kebutuhan ekonomi para pelaku usaha penyewaan, tapi Lapdek bukan tempatnya.

“Harapannya sih saya pengennya kembali seperti dulu lah, tapi bukan berarti kita enggak ngerti masalah perut mereka, tapi kan ini bukan tempatnya dan kita juga punya tanggungjawab untuk nyetak atlet di sini,” harapnya.

Untuk itu, ia juga berharap ada ketegasan dari pemerintah daerah. “Khususnya kepada pemerintah juga ya pengennya ada ketegasan ya, emang suka ada yang jaga di sini Satpol PP tapi ya didiemin aja jadi nggak tegas, intinya kami butuh ketegasan,” pungkasnya.

Berita Terkait
Berita Terkini