SUKABUMIUPDATE.com - H-2 Hari Raya Idulfitri 2025 atau 1446 Hijriah, kondisi di Terminal Tipe B Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, masih sepi pemudik. Para pengemudi angkutan umum, terutama Elf, mengeluhkan minimnya penumpang akibat keberadaan travel gelap yang semakin marak.
Ramlan Saripudin, salah satu pengurus Elf di terminal tersebut, mengaku kondisi saat ini sangat memprihatinkan. Ia menyebut bahwa penumpang kini lebih memilih travel dan rental mobil ilegal dibanding menggunakan angkutan umum resmi.
"Lebaran tahun ini benar-benar sepi. Hampir tidak ada penumpang untuk Elf, mereka lebih memilih travel dan rental gelap," ujar Ramlan kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (29/3/2025).
Menurutnya, dibanding tahun-tahun sebelumnya, jumlah penumpang Elf jurusan Palabuhanratu-Bayah dan Palabuhanratu-Cikotok turun drastis. Jika tidak ada tindakan tegas dari pihak berwenang, ia khawatir angkutan umum bisa benar-benar hilang.
"Kalau dibiarkan, bisa-bisa mobil umum hilang. Dulu PO bus banyak, sekarang tinggal satu, yaitu MGI. Elf pun jumlahnya makin sedikit, banyak yang gulung tikar. Ini saja yang bertahan hanya satu bos, Ibnu Asmal," keluhnya.
Baca Juga: Angkot Cikidang Sukabumi Mogok Narik! Protes Travel Gelap dan Pickup Angkut Penumpang
Ramlan berharap ada tindakan tegas dari pemerintah untuk memberantas keberadaan travel gelap yang semakin menggerus angkutan umum resmi.
"Dulu bisa dua rit, sekarang satu rit juga gak ada hanya sebelah, banyak yang nginap diterminal, intinya terkait taksi gelap ini harus ada penindakan dari pemerintah, supaya mobil umum bisa jalan lagi seperti semula lancar, mohon minta bantuannya kepada pemerintah untuk supaya angkutan umum lancar seperti dulu," ungkapnya.
Sementara itu, Anggota Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Barat, Yudi Wahyudi, mengakui bahwa travel gelap menjadi ancaman nyata bagi angkutan umum di Terminal Palabuhanratu.
"Ya, pengaruhnya sangat besar. Pengemudi Elf banyak yang mengeluh, baik tujuan ke Jampang maupun rute lainnya. Kami sudah melakukan operasi di jalan, tapi kewenangan penindakan ada di Dishub Kabupaten. Dishub Provinsi hanya bertugas memberangkatkan dan memeriksa kelayakan kendaraan," jelas Yudi.
Yudi menjelaskan bahwa ada kenaikan jumlah penumpang dibanding hari biasa, tetapi tidak signifikan jika dibandingkan dengan musim mudik tahun lalu.
Baca Juga: Kronologi Travel Gelap Diamuk Massa Sopir Elf di Terminal Kota Sukabumi
"Tahun ini lonjakannya hanya 25 persen dari hari biasa, jauh dibanding tahun lalu yang bisa mencapai 50 persen. Armada bus MGI yang beroperasi pun hanya turun 25 unit, dengan 10 unit melayani jurusan Sukabumi. Tarif juga naik sekitar 15 persen, misalnya dari Palabuhanratu ke Bogor naik dari Rp60 ribu menjadi Rp70 ribu, dan Palabuhanratu-Sukabumi dari Rp45 ribu menjadi Rp55 ribu," paparnya.
Untuk mencegah kecelakaan lalu lintas, Yudi menjelaskan bahwa pihaknya dari Dishub bersama tim gabungan rutin melakukan pemeriksaan kendaraan (Ramcek) dan tes kesehatan terhadap sopir serta kernet.
"Setiap hari kami lakukan Ramcek, memeriksa kendaraan dan kelengkapannya sebelum diberangkatkan. Kamis kemarin juga dilakukan operasi gabungan, termasuk tes kesehatan dan tes urine gratis bagi pengemudi. Dari hasil pemeriksaan, seluruh sopir dan kernet dinyatakan negatif narkoba," terangnya.