Puluhan Keluarga Korban Pergerakan Tanah di Purabaya Sukabumi Bakal Berlebaran di Huntara

Sukabumiupdate.com
Jumat 28 Mar 2025, 11:16 WIB
Warga yang terdampak pergerakan tanah berada di huntara yang berlokasi di Kampung Puncak 12, Desa Neglasari, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa

Warga yang terdampak pergerakan tanah berada di huntara yang berlokasi di Kampung Puncak 12, Desa Neglasari, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com - Puluhan warga Kampung Karikil dan Nangwer, Desa Neglasari, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi, menjalani Ramadan tahun ini di hunian sementara atau huntara. Mereka juga dipastikan akan merayakan Idulfitri di tempat tersebut, setelah pergerakan tanah pada awal Desember 2024 merusak banyak rumah.

Kepala Desa Neglasari Lili Rahman mengungkapkan sebanyak 24 Kepala Keluarga (KK) dengan 58 jiwa kini menetap di huntara yang berlokasi di Kampung Puncak 12. “Warga Kampung Karikil ada 13 KK dan dari Kampung Nangwer 11 KK. Pasti mereka merayakan lebaran di huntara,” ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Jumat (28/3/2025).

Lili menyebut huntara itu dibangun secara darurat menggunakan rangka bambu dan berdinding terpal dengan ukuran sekitar 4x4 meter per unit. Pembangunan ini hasil kerja sama antara relawan, BPBD Kabupaten Sukabumi, dan Pemerintah Desa Neglasari.

Baca Juga: Awal Ramadan, Warga Purabaya Sukabumi Hidup dalam Ancaman Pergerakan Tanah

"Telah dibangun sumur bor oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Sukabumi pada 2024 untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Pemdes mengupayakan membeli mesin sedot dan memasang pipa sepanjang 60 meter untuk mengalirkan air ke huntara. Sementara kebutuhan listrik diambil dari kWh yang terpasang di Sistem Air Bersih (SAB) itu," ujarnya.

Dalam hal kebutuhan pangan, pada awalnya ada bantuan sembako dari berbagai pihak, termasuk relawan, Forkopimcam, BPBD, dan anggota DPRD. “Persediaan sembako saat ini masih terus kami upayakan agar warga tetap tercukupi,” kata Lili.

Lili mengatakan warga sempat mengungsi di Sekolah Dasar (SD) setempat, sebelum akhirnya dipindahkan ke huntara pada awal Maret. Hingga kini, mereka belum bisa kembali ke rumah masing-masing karena kondisi tanah yang masih berisiko.

Pemerintah Desa Neglasari terus melakukan pemantauan terhadap kondisi warga, terutama terkait kesehatan. Beberapa orang dilaporkan mengalami gangguan pernapasan dan telah mendapatkan perawatan di Puskesmas Purabaya.

“Jika ada yang sakit, langsung kami bawa ke puskesmas. Dengan segala keterbatasan, warga tetap berusaha menjalani ibadah puasa dan menyambut Idulfitri dengan penuh ketabahan di huntara. Mereka berharap ada solusi permanen dari pemerintah daerah, provinsi, atau pusat, agar bisa kembali memiliki tempat tinggal yang layak dan aman," katanya.

Berita Terkait
Berita Terkini