SUKABUMIUPDATE.com – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Sukabumi bergerak cepat turun langsung membantu warga yang terkendala dalam proses perpindahan domisili. Kepala Disdukcapil Kabupaten Sukabumi langsung berkoordinasi dengan UPTD Dukcapil Jampang Tengah untuk memastikan proses administrasi kependudukan berjalan lancar.
Kepala UPTD Dukcapil Jampang Tengah, Pendi Priatna, menyampaikan bahwa setelah menerima instruksi dari Kepala Disdukcapil, pihaknya segera melakukan koordinasi dengan Pemerintah Desa Cijulang serta menggali informasi terkait dokumen administrasi kependudukan warga yang bersangkutan.
"Setelah dapat informasi dari Pak Kadis, beliau menginstruksikan untuk membantu memfasilitasi proses pindahannya ke Cijulang. Saya bersama tim UPTD segera berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Cijulang serta menggali informasi seputar dokumen-dokumen yang dibutuhkan dan permasalahannya," ujar Pendi Priatna kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (22/3/2025).
Berkat kerja sama antara tim UPTD wilayah Jampang Tengah, tim ADB Disdukcapil, serta Pemerintah Desa Cijulang, proses administrasi kependudukan dapat diselesaikan dalam waktu singkat.
"Alhamdulillah, proses pindahan yang bersangkutan bisa berjalan lancar dan langsung diterbitkan dokumen administrasi kependudukannya, yakni Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP)," lanjutnya.
Setelah dokumen kependudukan selesai dikonsolidasi oleh tim ADB Disdukcapil, dokumen tersebut langsung diserahkan kepada Pemerintah Desa Cijulang pada Jumat (21/3/2025) untuk segera diberikan kepada warga yang bersangkutan.
Baca Juga: Disdukcapil Sukabumi Siap Fasilitasi Kepindahan Nenek Atikah Tanpa Pungutan Biaya
Baca Juga: Nenek Atikah Hidup Sendirian di Sukabumi, Jika Sakit Sulit Berobat karena Masalah KTP
Proses penerbitan dokumen administrasi kependudukan ini berlangsung kurang lebih tiga jam, berkat sinergi antara berbagai pihak yang terlibat. Langkah cepat ini merupakan bentuk komitmen Disdukcapil Kabupaten Sukabumi dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, khususnya bagi mereka yang menghadapi situasi darurat.
Sebelumnya diberitakan, Nenek Atikah memiliki masalah administrasi kependudukan sehingga kesehatannya belum ditanggung pemerintah. Juga untuk kebutuhan hidup harian yang tak ter-cover bantuan sosial pemerintah.
Beruntung, perempuan berusia 60 tahun ini punya tetangga yang cukup peduli, untuk membantu kebutuhan nek Atikah untuk bertahan hidup. Atikah tinggal sendiri di rumah bilik itu tanpa sanak saudara dan keluarga.
Di masa lalu, ia punya keluarga besar. Lima saudara dan tiga orang anak. Namun kini, anak-anaknya menghilang tanpa kabar. "Sebenarnya saya punya anak tiga, tapi mereka tidak pernah pulang, tidak pernah nengokin saya," ujar Nenek Atikah dengan suara lirih saat ditemui Kamis (20/3/2025).
Ditengah bertahan hidup sendirian, Nenek Atikah juga menderita berbagai penyakit yang semakin memperberat kehidupannya. Mulai dari kepala berkepanjangan, maag kronis, serta masalah serius pada kakinya akibat saraf terjepit.
"Kalau sakit kaki mah sudah puluhan tahun. Saya pernah berobat sekali waktu punya uang, tapi kata dokter tulangnya sudah hancur," tuturnya. (Adv)