SUKABUMIUPDATE.com - Dari rumah bilik sederhana di Kampung Cikeuyeup, RT 11/004, Desa Cijulang, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, nenek Atikah berjuang hidup sendirian.
Ia punya masalah administrasi kependudukan, sehingga kesehatannya belum ditanggung pemerintah. Juga untuk kebutuhan hidup harian yang tak tercover bantuan sosial pemerintah.
Beruntung, perempuan berusia 60 tahun ini punya tetangga yang cukup peduli, untuk membantu kebutuhan nek Atikah untuk bertahan hidup. Atikah tinggal sendiri di rumah bilik itu tanpa sanak saudara dan keluarga,
Baca Juga: 11 Fakta Sekolah Rakyat Indonesia, Salah Satunya Akan Berdiri di Sukabumi
Di masa lalu, ia punya keluarga besar. Lima saudara dan tiga orang anak. Namun kini, anak-anaknya menghilang tanpa kabar. "Sebenarnya saya punya anak tiga, tapi mereka tidak pernah pulang, tidak pernah nengokin saya," ujar Nenek Atikah dengan suara lirih saat ditemui Kamis (20/3/2025).
Ditengah bertahan hidup sendirian, Nenek Atikah juga menderita berbagai penyakit yang semakin memperberat kehidupannya. Mulai dari kepala berkepanjangan, maag kronis, serta masalah serius pada kakinya akibat saraf terjepit.
"Kalau sakit kaki mah sudah puluhan tahun. Saya pernah berobat sekali waktu punya uang, tapi kata dokter tulangnya sudah hancur," tuturnya.
Baca Juga: Dari Plara Lewat Cikidang, Rekayasa Lalu Lintas di Sukabumi saat Puncak Mudik dan Balik Lebaran
Saat berupaya berjalan, ia harus menahan rasa sakit yang luar biasa. Sayangnya, keterbatasan ekonomi membuatnya tidak bisa mendapatkan pengobatan yang layak.
"Tulang-tulangnya pada tidak rapi, kalau jalan sakit sekali," keluhnya.
"Harapan saya mah cuma pengen punya uang, pengen berobat lagi," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Baca Juga: Siap-siap! Pemerintah Susun Aturan UMKM Bisa Kelola Tambang, Kriterianya Sedang Dibahas
Sekretaris Desa (Sekdes) Cijulang, Indra Rusdiana membenarkan jika ada masalah administrasi kependudukan, sehingga nenek Atikah belum mendapatkan asuransi sosial kesehatan dari pemerintah. Berdasarkan informasi dari Ketua RT kepada pemerintah desa, Nenek Atikah ternyata masih memegang KTP Kota Sukabumi.
Menurut Indra, sekitar 6-7 tahun lalu, ia pindah ke Kampung Cikeuyeup untuk merawat ibunya dan disitu juga ada kakak laki-lakinya. Namun, setelah keduanya meninggal dunia (ibu dan kakaknya), nenek Atikah tinggal di sana tanpa mengurus surat perpindahan domisili.
"KTP beliau masih dari Kota Sukabumi. Sempat meminta anaknya untuk mengurus perpindahan tapi tidak ada respons. Sekarang kami sedang berkoordinasi untuk membantu pengurusan administrasinya, seperti KTP sebagai persyaratan untuk pengajuan Bansos," tambahnya.
Baca Juga: Loker Service Crew di Minimarket Minimal SMA Sederajat, Penempatan Sukabumi
"Selama ini juga baik dari RT dan warga sekitar sering memberikan bantuan alakadarnya pada Mak Atikah," pungkasnya.