SUKABUMIUPDATE.com - Derasnya arus Sungai Cidadap menyebabkan empat rumah warga di Kampung Bojongkopo, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, hanyut tanpa sisa pada Kamis (6/3/25) pekan lalu. Bencana itu terjadi begitu cepat, membuat warga tak sempat menyelamatkan harta benda mereka.
Ningrum (39 tahun), salah satu korban, masih mengingat jelas momen mengerikan itu. Malam itu, ia sedang di rumah bersama kedua anaknya yang tertidur di kamar depan. Seperti warga lainnya, dengan jarak sekitar 20 meter dari rumah ke Sungai Cidadap , ia sudah terbiasa melihat debit air sungai meningkat saat hujan deras. Namun, kali ini berbeda.
"Pas habis buka puasa, orang-orang sedang tarawih. Saya di rumah, anak-anak tidur. Pas lihat ke luar jendela, air sudah di depan rumah, hanya berjarak dua langkah. Saya langsung teriak kasih tahu adik di sebelah rumah," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Kamis (13/3/25).
Ketika ia bergegas masuk kembali untuk menyelamatkan barang-barang, air sudah mencapai pintu. Panik, ia segera menggendong anaknya yang paling kecil dan berlari keluar. Beberapa detik kemudian, rumahnya roboh dan hanyut terbawa arus deras.
Baca Juga: Dinkes Sisir Lokasi Bencana, Pengobatan Warga Terdampak Banjir dan Longsor di Simpenan Sukabumi
"Rumah saya ada dua kamar, ruang tengah, dapur. Semua hilang. Berkas-berkas, pakaian, nggak ada yang tersisa, hanya baju di badan ini saja. Belum ke data kaya yah, soalnya belum ada yang dateng," ungkapnya.
Sementara itu warga lain yang rumahnya hilang terbawa arus, Tini (60 tahun), mengaku masih sulit percaya rumah yang telah ia tempati selama bertahun-tahun kini tinggal kenangan. Saat banjir datang, ia hanya bisa menyaksikan bangunannya terseret derasnya air.
"Pas kejadian saya ada di dalam rumah, tiba-tiba lihat air besar. Itu kira-kira setengah delapan malam. Semua masih di dalam, keluarga, barang-barang, nggak ada yang tersisa, cuma baju yang saya pakai ini," ucapnya.
Lebih dari sekadar kehilangan tempat tinggal, Tini juga kehilangan seluruh harta bendanya, termasuk kendaraan yang menjadi andalan keluarganya untuk bekerja.
"Motor empat, rumah, warung, semua habis terbawa air. Di dalam rumah ada lima orang, nggak ada yang bisa menyelamatkan barang apa pun. Saya mohon kepada pemerintah, tolong bantu kami. Saya sudah tidak punya tempat tinggal, semuanya habis," katanya dengan mata berkaca-kaca.