SUKABUMIUPDATE.com - Kolam retensi atau kolam pengendali banjir yang dibangun Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Sukabumi di area Terminal Tipe C dianggap belum optimal, mengingat banjir masih merendam sebagian permukiman.
Kolam ini diproyeksikan dapat mengendalikan banjir dan dibangun menggunakan anggaran Bantuan Keuangan (Bankeu) APBD Jawa Barat sebesar Rp 5 Miliar pada Februari 2024.
Menanggapi masalah ini, Kepala DPUTR Kota Sukabumi Sony Hermanto menyebut pihaknya sudah menghitung semua kemungkinan agar kolam berfungsi secara optimal.
“Yang pertama, terkait dengan kolam retensi itu, sebetulnya sudah kita hitung, tapi memang kolam retensi tersebut akan optimal ketika ketinggian permukaan airnya nol,“ ujar Sony kepada sukabumiupdate.com pada Selasa (11/3/2025).
Baca Juga: FPD DPUTR, Bobby Minta Pembangunan Infrastruktur di Sukabumi Tetap Jalan Meski Ada Efisiensi
Banjir limpasan yang merendam area permukiman warga pada 6 Maret 2025 lalu, kata Sony, disebabkan kondisi air di kolam retensi tidak dalam keadaan nol ketinggian.
“Waktu kemarin hujan memang yang menjadi permasalahan awal ketinggian atau permukaan airnya itu tidak dalam posisi nol, (tapi) kurang lebih 50 persen ketinggian,” kata dia.
Sebetulnya, lanjut dia, kapasitas tampung 8.600 liter per detik, dianggap sudah cukup untuk mengendalikan air di Kota Sukabumi, dengan catatan keadaan permukaan airnya nol.
“Sehingga ke depan diperlukan solusi tambahan. Artinya ketika di musim kemarau itu air yang ada di sana harus dibuang atau dipompa ke saluran air. Jadi ketika tidak hujan, permukaan airnya di nol-kan dulu, maka kolam akan siap lagi untuk menampung air,” kata Sony. (ADV)