Istri-Anak Tewas Diterjang Banjir Palabuhanratu, Ini Klarifikasi Aang Soal Pernyataannya

Sukabumiupdate.com
Senin 10 Mar 2025, 23:19 WIB
Aang Encis, suami di Palabuhanratu Sukabumi yang ramai diperbincangkan dan viral akibat sikap cueknya saat istri dan anak diterjang banjir Palabuhanratu. (Sumber Foto: SU/Ilyas)

Aang Encis, suami di Palabuhanratu Sukabumi yang ramai diperbincangkan dan viral akibat sikap cueknya saat istri dan anak diterjang banjir Palabuhanratu. (Sumber Foto: SU/Ilyas)

SUKABUMIUPDATE.com - Aang Encis (42 tahun), pria yang sempat ramai diperbincangkan karena menyatakan istri dan anaknya selamat dari banjir bandang di Kampung Gumelar, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, akhirnya angkat bicara.

Dijumpai di Pasar Semi Modern Palabuhanratu, Senin (10/3/2025), Aang mengklarifikasi bahwa saat ditanya warga seperti yang terekam dalam video viral, dirinya dalam situasi kebingungan. Karena yang dirinya tahu, istrinya pamit pulang ke kampung halaman di Kecamatan Cikakak.

Sehingga dirinya saat itu tidak bermaksud untuk cuek dan berbohong terkait keberadaan keluarganya sendiri.

Ia kemudian menceritakan ulang kronologi kejadian bencana yang faktanya telah menewaskan istri dan anaknya, Santi (40 tahun) dan Nurul (3 tahun) pada Kamis 6 Maret 2025 lalu itu. 

Mengawali ceritanya, Aang mengaku sebelum hujan deras mengguyur, dirinya sempat pulang ke kontrakannya sekitar pukul 17.00 WIB sambil membawa bahan-bahan sayur asem dan ikan asin untuk dimasak. Saat itu, cuaca masih normal dan belum ada tanda-tanda akan terjadi bencana banjir besar.

Ia kemudian menelepon istrinya, Santi, untuk menanyakan apakah makanan sudah matang. Santi menjawab belum, karena sedang salat dan wiridan, seperti kebiasaannya di malam Jumat.

Baca Juga: Ibu dan Anak yang Hilang Diterjang Banjir Palabuhanratu Ditemukan Meninggal Berpelukan

Saat hujan mulai turun pukul 18.00 WIB, Aang keluar sebentar untuk membeli gorengan. Setelah kembali, ia mengambil makanan dari rumah kontrakan ke toko tempatnya bekerja dan meninggalkan ponselnya karena merasa repot. Setibanya di toko, ia makan bersama pegawainya, tanpa mengetahui situasi di kontrakan akan segera berubah drastis.

Sekitar pukul 20.00 WIB, Aang menyebut Santi datang ke toko untuk berpamitan pulang ke kampung halamannya di Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak. Aang sempat memastikan rencana itu sebelum Santi kembali ke kontrakan untuk bersiap-siap.

"Iya, dia pulang lagi ke kontrakan, terus balik lagi ke toko bilang katanya jadi pulangnya. Saya cuma bilang hati-hati di jalan," kata Aang dengan raut wajah datar serta nampak tenang saat diwawancarai awak media.

Lalu kata Aang, saat itu air mulai naik, merendam pasar, dan Santi kembali datang ke toko bersama anak mereka, Nurul, untuk berpamitan. "Saya baru tahu belakangan, ternyata saat saya telepon, istri saya sedang teleponan dengan adiknya yang mau menjemput di kontrakan," ucap Aang.

Setelah berpamitan, Aang kehilangan kontak dengan istrinya. Ponselnya yang tertinggal di kontrakan membuatnya sulit menghubungi Santi. Ia pun meminjam telepon pegawai untuk meneleponnya, namun panggilan tidak diangkat.

"Jadi istri saya itu sempat video call sama adiknya bahwa kondisi kontrakannya bahwa air sudah mulai naik di depan pintu rumah. Istri saya juga sempat mengeluhkan bahwa kakinya pegal-pegal, bilang ke adik saya di video call," terangnya.

Setelah itu, Lanjut Aang, Hingga pukul 22.00 WIB, dirinya tidak menerima kabar lagi dari istrinya. Menurutnya, ia tidak mengetahui bahwa istrinya masih didalam konrakan, pasalnya sudah terlebih dahulu pamit untuk pulang ke rumahnya yang berada di Kampung Ciganas Desa Sirnarasa, Cikakak.

"Saya datang saat kontrakan roboh, tapi karena sulit komunikasi, saya tidak tahu apakah istri saya sudah pulang ke kampung atau masih di kontrakan, karna kan udah pamit saya kira udah pulang kerumah," katanya.

Aang menegaskan bahwa keterangannya sudah dikonfirmasi oleh pihak kepolisian. Polisi bahkan mengonfrontasi ceritanya dengan para saksi, termasuk adik iparnya yang terakhir kali berkomunikasi dengan Santi.

"Adik ipar saya, semua saksi dipanggil polisi, dicek keterangannya. Semua sinkron, tidak ada yang melenceng. Saya sendiri juga bingung, karena yang saya tahu istri saya pamitan pulang ke kampung," ungkap Aang.

Pasca peristiwa tragis yang menimpa keluarganya, Aang mengaku sudah tidak berjualan untuk sementara. Saat diwawancarai awak media, ia mengaku sedang melihat kondisi dagangannya.

Berita Terkait
Berita Terkini