BNPB Minta Pemkab Sukabumi Waspada Hadapi Cuaca Ekstrem Pekan Depan

Sukabumiupdate.com
Senin 10 Mar 2025, 21:09 WIB
Kepala BNPB Meminta Pemkab Sukabumi Waspada Cuaca Ekstrem Pekan Depan. (Sumber : Instagram/@bnpb_indonesia)

Kepala BNPB Meminta Pemkab Sukabumi Waspada Cuaca Ekstrem Pekan Depan. (Sumber : Instagram/@bnpb_indonesia)

SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Dr. Suharyanto, mengimbau Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem setelah terjadinya banjir dan longsor di wilayah tersebut. 

Pernyataan ini disampaikan usai meninjau daerah terdampak bencana di Kecamatan Simpenan dan Pelabuhan Ratu, pada Sabtu 8 Maret 2025.

Suharyanto memperingatkan bahwa cuaca ekstrem diperkirakan terjadi pada 10 – 20 Maret mendatang. Ia menekankan pentingnya antisipasi dini melalui operasi modifikasi cuaca (OMC) guna mencegah bencana serupa terulang kembali. Saat ini, sebanyak empat pesawat telah disiagakan untuk mendukung pelaksanaan OMC di wilayah Jabodetabek.

“Karena Sukabumi sangat khusus, kalau nanti akan dilakukan OMC dan Bupati berkeinginan. Saya akan meminta BMKG untuk menganalisis khusus Sukabumi, wilayah mana yang bahaya,” ujar Suharyanto kepada Bupati Sukabumi Asep Japar, dalam keterangan resminya, dikutip Senin (10/03/2025).

Apabila memang ada permintaan dari pemerintah setempat, OMC akan dilakukan untuk mengantisipasi potensi bahaya bansor merujuk prakiraan cuaca pada periode waktu 10 – 20 Maret nanti. 

Selain pembahasan potensi cuaca ekstrem, Kepala BNPB juga menyampaikan beberapa poin masukan kepada Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam penanganan bansor. 

Arahan Kepala BNPB

Pemerintah pusat berkomitmen membantu pemerintah daerah (pemda) pascabencana banjir Sukabumi. Kepala BNPB mengutarakan operasi pencarian dan pertolongan terus dilakukan oleh tim gabungan yang dipimpin Basarnas. Suharyanto mengatakan operasi pencarian dilakukan selama 7 hari, namun apabila ada permintaan warga, ini dapat diperpanjang dalam beberapa hari. 

Suharyanto meminta pihak Kodim untuk berkomunikasi dengan warga yang anggota keluarganya masih hilang. 

"Apabila warga sudah mengikhlaskan, operasi pencarian dapat dihentikan," ujar Suharyanto. 

Kepala BNPB juga meminta Kodim untuk mengerahkan personel di lapangan. Ini bertujuan untuk membantu BPBD dan unsur terkait dalam pembersihan sampah banjir. Apabila masih terjadi genangan, Suharyanto meminta petugas untuk memompa air agar cepat surut. 

Terkait dengan bantuan makanan, Kepala BNPB memberikan masukan kepada pemerintah setempat untuk mengkaji teknis operasional antara dapur umum atau distribusi paket sembako kepada warga terdampak. Hal tersebut menggarisbawahi arahan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka setelah meninjau lokasi bencana di Kampung Gumelar dan Desa Loji.

Pada tahap pemulihan, Kepala BNPB menyampaikan kepada pemda untuk mendata jumlah keluarga yang rumahnya rusak. Apabila direlokasi, diharapkan pemda mengkomunikasikan dengan warga. Mereka yang direlokasi akan dibangunkan rumah oleh BNPB. Pada konteks ini, Suharyanto menegaskan lahan harus disiapkan oleh pemda. Sedangkan rumah warga yang rusak sedang dan ringan, dana stimulan akan diberikan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 

Untuk jembatan Cidadap yang menghubungkan Desa Cidadap dan Loji, Suharyanto mengatakan, jembatan darurat atau bailey akan dibangun terlebih dahulu. Baru setelah lebaran, Kementerian PU akan membangun jembatan permanen. 

Data per 7 Maret 2025, pukul 18.00 WIB, BNPB mencatat sebanyak 155 rumah terdampak banjir, sedangkan 1 rumah rusak berat. Sedangkan tanah longsor, rumah mengalami rusak berat 6 unit, rusak sedang 8, rusak ringan 9 dan terdampak 18. 

Di samping tempat tinggal, kerusakan juga terjadi pada jembatan dengan rusak berat 3 unit, rusak sedang 3. Pantauan di lapangan juga menyebutkan rumah terancam 26 unit. Dalam penanganan darurat banjir Sukabumi, Kepala BNPB menugaskan pejabat dan personel untuk memberikan pendampingan kepada BPBD setempat. 



Berita Terkait
Berita Terkini