Ibu dan Anak Balita Hilang Diterjang Banjir Bandang di Palabuhanratu, Pencarian Terus Dilakukan

Sukabumiupdate.com
Jumat 07 Mar 2025, 13:15 WIB
Petugas melakukan pencarian terhadap korban bencana banjir bandang di Kampung Gumelar, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jumat (7/3/2025). | Foto: SU/Ilyas Supendi

Petugas melakukan pencarian terhadap korban bencana banjir bandang di Kampung Gumelar, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jumat (7/3/2025). | Foto: SU/Ilyas Supendi

SUKABUMIUPDATE.com - Seorang ibu dan anaknya yang masih balita dilaporkan hilang setelah banjir bandang menghantam Kampung Gumelar, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Kamis malam, 6 Maret 2025. Peristiwa tragis ini terjadi secara tiba-tiba, membuat keduanya tak sempat menyelamatkan diri.

Kepada sukabumiupdate.com, Dina (59 tahun), saksi mata sekaligus tentangga korban, mengisahkan detik-detik mencekam saat banjir datang. Menurutnya, korban sempat disarankan untuk mengungsi sebelum air naik, namun memilih bertahan.

"Sebelum banjir besar datang, sudah dibilangin ayo ke atas, tapi mereka bilang nanti saja. Tidak lama kemudian, air naik seperti ombak di laut sekitar jam sembilan malam. Pas kejadian air itu sampai leher," kata dia di lokasi, Jumat (7/3/2025).

Dina melanjutkan, saat air sudah memenuhi rumah, korban berusaha keluar melalui pintu belakang, tetapi terlambat. "Air sudah tinggi, lumpur sudah di mana-mana. Waktu itu terdengar suara minta tolong, tapi kondisinya parah. Ada yang mencoba mengambil tali untuk menolong, tapi saat kembali, rumah mereka sudah hancur diterjang arus. Setelah itu, tidak ada suara apa pun lagi," ungkapnya.

Baca Juga: BPBD Rilis Daftar 18 Kecamatan Terdampak Bencana Sukabumi, 159 Jiwa Mengungsi

Koordinator Pos SAR Basarnas Sukabumi, Suryo Adianto, mengungkapkan pihaknya mendapatkan laporan dari pemilik kontrakan tempat korban tinggal. "Kami mendapatkan informasi kontrakan tersebut hancur akibat arus deras Sungai Cipalabuan. Di dalamnya terdapat dua orang, yakni Ibu Santi (40 tahun) dan anaknya, Nurul, yang berusia 3 tahun," jelasnya.

Menurut kesaksian terakhir, Santi dan Nurul sempat bertahan dengan memegangi jendela kontrakan. Namun derasnya arus membuat bangunan tersebut roboh dan menyeret keduanya.

Basarnas bersama tim gabungan telah melakukan penyisiran sejak Kamis malam hingga Jumat siang. "Kami menduga korban tertimbun di bawah tumpukan sampah dan puing-puing bangunan yang terbawa arus. Saat ini kami berupaya membersihkan area tersebut untuk memudahkan pencarian," kata Suryo.

Berita Terkait
Berita Terkini