Update Banjir dan Longsor Sukabumi: Satu Orang Meninggal dan Tujuh Hilang

Sukabumiupdate.com
Jumat 07 Mar 2025, 09:52 WIB
Puluhan rumah yang terendam banjir di Kabupaten Sukabumi pada Kamis malam, 6 Maret 2025. | Foto: SU/Ilyas Supendi

Puluhan rumah yang terendam banjir di Kabupaten Sukabumi pada Kamis malam, 6 Maret 2025. | Foto: SU/Ilyas Supendi

SUKABUMIUPDATE.com - Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Sukabumi pada 6-7 Maret 2025 menyebabkan sejumlah wilayah terdampak banjir dan longsor. Berdasarkan laporan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, sebanyak 116 kepala keluarga (KK) atau 204 jiwa terdampak akibat bencana ini.

Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, mengungkapkan hujan deras dengan intensitas tinggi dalam waktu lama menjadi faktor utama.

"Curah hujan yang tinggi menyebabkan peningkatan volume air secara drastis, memicu banjir dan longsor di beberapa kecamatan. Kami masih melakukan pendataan dan evakuasi di lokasi-lokasi terdampak," ujar Daeng dalam keterangannya, Jumat (7/3/2025).

Baca Juga: Dua Titik Longsor Tutup Jalan Di Waluran Sukabumi, Evakuasi Butuh Alat Berat

Dari laporan sementara, satu orang dilaporkan meninggal dunia di Kecamatan Simpenan, sedangkan tujuh orang lainnya masih dinyatakan hilang atau belum ditemukan. Korban hilang tercatat di Kecamatan Simpenan (2 orang), Lengkong (3 orang), dan Palabuhanratu (2 orang).

Selain itu, sebanyak 31 KK atau 159 jiwa terpaksa mengungsi. BPBD mencatat 10 rumah mengalami kerusakan, dengan rincian 5 rumah rusak ringan dan 5 rumah rusak berat. Tidak hanya permukiman, 120 rumah lainnya juga terendam banjir serta 12 fasilitas umum dan sosial mengalami kerusakan.

Sejumlah kecamatan terdampak antara lain Kadudampit, Curugkembar, Simpenan, Palabuhanratu, Waluran, Bantargadung, Cisaat, Cikembar, Warungkiara, Sagaranten, Lengkong, Jampangtengah, Ciemas, Cimanggu, Pabuaran, Gunungguruh, Cikakak, dan Cicantayan.

BPBD Kabupaten Sukabumi terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat proses pencarian korban hilang dan pemulihan wilayah terdampak. Hingga kini, taksiran total kerugian masih dalam kajian.

Daeng mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih berlanjut. "Untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana, apalagi sedang di perjalanan menggunakan kendaraan, apabila terjadi hujan lebat atau disertai angin kencang, lebih baik berhenti dulu di tempat yang lebih aman," katanya.

Berita Terkait
Berita Terkini