SUKABUMIUPDATE.com - Sampah yang menyumbat aliran drainase di ruas Jalan Caringin-Cidahu, tepatnya di Desa Pondokkaso Tonggoh, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, menjadi perhatian setelah banjir melanda wilayah tersebut. Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) berupaya mencari solusi agar masalah ini tidak terulang kembali.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi, Prasetyo, mengungkapkan bahwa sampah yang dibuang sembarangan menjadi salah satu penyebab utama tersumbatnya gorong-gorong di wilayah tersebut. Ia menegaskan bahwa edukasi kepada masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan sampah.
“Pak Wabup juga menekankan pentingnya mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan. Salah satunya dengan membuang sampah pada tempatnya dan tidak sembarangan ke selokan atau sungai,” kata Prasetyo, pada Rabu (5/3/2025).
Untuk itu, DLH berencana meningkatkan sosialisasi agar warga lebih sadar dalam memilah dan membuang sampah pada tempatnya. “Kami memiliki delapan dump truck yang melayani wilayah Cicurug, Cidahu, dan sekitarnya, tetapi kapasitasnya masih belum maksimal. Apalagi, jumlah penduduk di Cidahu saja mencapai 71 ribu jiwa, belum termasuk wilayah lainnya,” ungkapnya.
Baca Juga: Banjir di Cidahu Sukabumi Tak Kunjung Surut, UPTD PU Himbau Warga Soal Sampah
Sebagai langkah strategis, kata Prasetyo, pihaknya akan menjadikan Cidahu sebagai daerah percontohan dalam pengelolaan sampah. Menurutnya sistem pengelolaan sampah yang ada saat ini, masih sebatas kumpul, angkut, dan buang, yang justru menambah beban pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Kami ingin menerapkan empat metode pengolahan sampah, yaitu: pertama, sistem kumpul, angkut, buang; kedua, TPS 3R (reduce, reuse, recycle); ketiga, bank sampah di desa sebagai alternatif solusi; dan keempat, metode pembakaran sampah dengan teknologi yang tidak menimbulkan emisi,” jelasnya.
"Sebetulnya masyarakat bisa memilah sampah terlebih dahulu. Kami ingin menerapkan empat metode pengolahan sampah, yaitu: pertama, sistem kumpul, angkut, buang; kedua, TPS 3R (reduce, reuse, recycle); ketiga, bank sampah di desa sebagai alternatif solusi; dan keempat, metode pembakaran sampah dengan teknologi yang tidak menimbulkan emisi," tambahnya.
Prasetyo juga mengusulkan agar desa-desa mulai mengelola sampahnya sendiri agar tidak sepenuhnya bergantung pada TPA. Jika sistem ini berjalan, desa bisa mengalokasikan dana iuran warga untuk mendukung operasional pengelolaan sampah secara mandiri.
Selain itu, DLH juga berencana mengaktifkan kembali program Jumat Bersih (Jumsih), di mana seluruh masyarakat berpartisipasi dalam membersihkan lingkungan setiap hari Jumat.
"Kami juga berharap dukungan dari masyarakat. Jangan membuang sampah sembarangan, terutama ke sungai. Seperti yang disampaikan Pak Wabup, kebersihan adalah sebagian dari iman. Kita juga akan menyosialisasikan ini di pengajian-pengajian dan lingkungan sekolah, agar kesadaran kebersihan ini tertanam sejak dini," tuturnya.
Saat ini, sambung Prasetyo, DLH Kabupaten Sukabumi memiliki 54 armada untuk melayani 36 kecamatan. Namun, jumlah tersebut dinilai masih kurang.
"Kami sudah mengajukan penambahan armada, meskipun saat ini masih ada kendala efisiensi anggaran. Tetapi, dengan keterbatasan yang ada, kami tetap berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat," pungkasnya.