SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Seksi Kesiswaan SMP Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi Devi Indra Kusumah menyoroti fenomena perang sarung pada bulan Ramadan. Menurutnya, aksi ini mengalami perkembangan yang mengkhawatirkan.
"Sebetulnya fenomena perang sarung dapat dikatakan terjadi setiap tahun di bulan Ramadan. Kalau dulu hanya menggunakan sarung, sekarang kemudian berubah, sarungnya digunakan untuk membalut sajam dan batu," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Selasa (4/3/2025).
Diketahui, sejumlah tawuran mewarnai hari-hari awal Ramadan 2025 di Kabupaten Sukabumi, seperti di Jalan Nasional Sukabumi-Bogor, Cikukulu, Cisande, Kecamatan Cicantayan.
Devi menekankan peran orang tua sangat penting dalam mengawasi anak-anaknya untuk tidak terlibat perang sarung, terutama di luar jam sekolah.
Baca Juga: Tawuran dan Perang Sarung Warnai Sahur Ramadan di Sukabumi
"Kalau melihat aktivitas yang mereka lakukan itu kan di malam hari, sehingga merupakan bagian dari peran orang tua. Peran kami adalah ketika jam sekolah dan apabila memakai seragam. Waktu 24 jam untuk pengawasan anak itu dibagi menjadi tiga, 8 jam di sekolah, 8 jam di rumah, dan 8 jam di lingkungan sosial. Jadi menurut kami ini merupakan bagian dari peran orang tua," jelasnya.
Meski demikian, Disdik tetap berupaya melakukan langkah pencegahan dengan melibatkan berbagai pihak di lingkungan sekolah. "Kami akan melakukan upaya berupa imbauan pengawasan dengan cara edukasi guru-guru satuan pendidikan, tim PPKSP, wakasek kesiswaan, dan kepala sekolah," kata Devi.
Devi juga mengimbau para orang tua agar lebih waspada dan meningkatkan pengawasan terhadap anak-anaknya, khususnya di malam hari. "Kami imbau kepada orang tua agar memberikan perhatian dan pengawasan lebih kepada anak-anaknya di luar jam sekolah, khususnya di malam hari. Hindari perilaku menyimpang, mari kita jaga nikmatnya bulan suci Ramadan," ujar dia.
Perang sarung yang kini berkembang sebagai aksi kekerasan menjadi perhatian serius berbagai pihak. Diharapkan dengan peran aktif orang tua dan dukungan dari pihak sekolah, fenomena ini dapat dicegah agar tidak semakin meluas dan membahayakan keselamatan remaja. (ADV)