SUKABUMIUPDATE.com - Dua kepala daerah asal Sukabumi, Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki dan Bupati Sukabumi Asep Japar terlihat akrab dalam sebuah momen saat mengikuti retret kepala daerah di Akademi Militer di Magelang. Momen langka tersebut pun diabadikan dalam foto dan beredar di kalangan media.
Saat dikonfirmasi, Ayep Zaki membenarkan foto tersebut diambil saat ramah tamah di hari pertama ajang retret kepala daerah. Terkait apakah ada perbincangan khusus dengan Bupati Sukabumi Asep Japar dalam momentum tersebut, Ayep Zaki pun kembali membenarkannya.
Meski demikian, Ayep Zaki mengaku ia bersama Asep Japar hanya melangsungkan obrolan ringan soal cita-cita dan mimpi kolaborasi membangun Sukabumi kedepan.
"Iya kan kebetulan kita tetanggaan, sama-sama tinggal di satu RW di Kampung Cikujang Kelurahan Dayeuhluhur," ujarnya kepada sukabumiupdate.com melalui aplikasi perpesanan, Sabtu (22/2/2025).
"Ada kita sampaikan ajakan untuk kolaborasi antara kota dan kabupaten kedepan," tambahnya.
Baca Juga: Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki Pamer Baju Retret di Akademi Militer Magelang
Sebelumnya, Ayep Zaki juga nampak memperlihatkan keakraban dengan Bang Ijo Wakil Bupati Purwakarta hingga Gubernur Jabar Dedy Mulyadi dan Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution.
Sementara itu, Ketua Fraksi Rakyat Sukabumi, Rozak Daud, meyebut keakraban dua kepala daerah Kota dan Kabupaten Sukabumi cukup bagus sebagai simbol kekompakan, walaupun keduanya memimpin daerah beda secara administrasi pemerintahan, tetapi antara Kota dan Kabupaten Sukabumi adalah sama dalam satu kesatuan wilayah.
Rozak pun menyarankan kedepannya harus ada sinergitas yang sempurna dalam berkolaborasi melayani masyarakat Sukabumi.
Kata Rozak, banyak kebutuhan pelayanan jasa di bidang pendidikan, kesehatan, perdagangan warga kabupaten itu yang berlangsung di kota, sementara kabupaten memiliki sumber daya alam yang luas.
"Makanya harus ada kolaborasi yang kongkrit sama-sama untuk membangun "Sukabumi," ungkap Rozak.
"Kerjasama bisa dalam kebutuhan pangan masyarakat kota dipasok oleh kabupaten, selama ini kan hanya diserahkan ke pasar bebas, belum ada terfasilitasi dengan konkrit oleh pemerintah," jelasnya.
Rozak menegaskan kolaborasi antara kedua pemimpin kepala daerah tersebut bukan hanya, misalnya soal Susukecir saja. Tapi harus lebih luas pada kolaborasi pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
Contoh lainnya, lanjut Rozak, banyak warga kabupaten membutuhkan pelayanan kesehatan di RS Bunut, sementara fasilitas Bunut terbatas. Kan bisa difasilitas tempat khusus pasien kabupaten melalui aset kabupaten yang ada dikota.
"Rumah Dinas Wakil Bupati kan berdempetan dengan RS Bunut. Dari pada tidak terpakai terlantar aseetnya jadi beban APBD dalam perawatan. Bisa dijadikan rumah singgah warga kabupaten yang mau berobat rawat nginep tapi tidak kebagian ruangan," tuturnya. (ADV)