SUKABUMIUPDATE.com - Sekitar ratusan mahasiswa yang tergabung Gerakan Mahasiswa Sukabumi dan Aliansi Bem Sukabumi (ABSI) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kota Sukabumi, Jumat (21/2/2025). Mereka mengekspresikan kritik terhadap pemerintah bertema 'Indonesia Gelap'.
Dalam aksinya, mahasiswa Sukabumi menyampaikan sejumlah tuntutan hingga protes terkait Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja APBN dan APBD. Kebijakan ini dinilai akan berdampak terhadap semua sektor pembangunan masyarakat utamanya sektor pendidikan.
“Karena itu kami anggap kebijakan ini tidak berpihak kepada rakyat, kami juga menolak efisiensi anggaran di sektor pendidikan karena akan berdampak buruk terhadap masa depan generasi bangsa,” ujar Yogi selaku koordinator aksi, Jumat (21/2/2025).
Baca Juga: Pernyataan Sikap 8 Tuntutan Mahasiswa Sukabumi, Aksi Indonesia Gelap 21 Februari 2025
Adapun tuntutan yang disampaikan para mahasiswa Sukabumi meliputi:
1.Menuntut untuk mencabut instruksi presiden (INPRES) Nomor 1 Tahun 2025 mengenai efisiensi anggaran. Karena kebijakan pemangkasan tersebut tidak berpihak pada rakyat.
2. Menolak dengan keras efisiensi anggaran pada sektor pendidikan karena berdampak buruk untuk masa depan generasi bangsa.
3. Menuntut agar ditinjau kembali kebijakan makan bergizi gratis (MBG) dengan mempertimbangkan efisiensi, pengalokasian anggaran dan kesejahteraan terhadap masyarakat yang lebih luas.
4. Menunjuk pemerintah untuk berhenti membuat kebijakan yang berbasis riset ilmiah dan tidak berorientasi terhadap kesejahteraan rakyat.
5. Menjadikan pendidikan sebagai prioritas, karena pendidikan merupakan fundamental terhadap pembangunan bangsa.
6. Menuntut presiden untuk mengesahkan RUU Perampasan Aset.
7. Menuntut untuk meninjauan ulang mengenai UU Mineral dan Batu Bara mengenai posisi perguruan tinggi dapat dijadikan pihak ketiga dalam pegelolaan tambang.
8. Menuntut DPRD Kota Sukabumi untuk bisa menfasilitasi mereka agar tuntutan bisa tersampaikan ke DPR RI.
Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi, Rojab Asyari menanggapi aksi yang dilakukan para mahasiswa. Menurutnya semua tuntutan yang disampaikan cukup realistis dan sesuai dengan keadaan di masyarakat.
“Yang disampaikan temen-temen mahasiswa itu sebenernya cukup realistis berdasarkan hasil kajian di lapangan. Dan saya sangat menghargai apa yang disampaikan itu berdasarkan kajian bukan hanya asumsi saja,” ujar Rojab.
Rojab menyebut, hal itu juga senada dengan hasil temuannya di lapangan, yang mana tidak sedikit masyarakat yang mengeluhkan terkait program MBG (Makan Bergizi Gratis).
“Memang berdasarkan kajian saya di lapangan juga masyarakat itu ternyata tidak begitu tertarik dengan program maka bergizi gratis itu, justru yang banyak dibahas oleh masyarakat itu kaitan dengan PIP, PKH dan lain sebagainya dan itu memang perlu disampaikan,” ucapnya.
Selain itu, Rojab juga menanggapi terkait pemangkasan anggaran pada bidang pendidikan. Khusus di Kota Sukabumi, kata Rojab, pihaknya akan berupaya untuk tidak melakukan pemangkasan pada sektor pendidikan.
“Yang berkaitan dengan masalah efisiensi di bidang pendidikan itu juga memang perlu menjadi sorotan mengingat berkaitan dengan asta cita itu untuk lebih fokus pada sumber daya manusia,” kata dia.
“Untuk itu tetep di Kota Sukabumi kita akan pertahankan di angka 20 persen anggaran atau sesuai amanat undang-undang,” pungkasnya.