SUKABUMIUPDATE.com - Meski dalam kondisi diguyur hujan, perayaan Cap Go Meh 2025 di Kota Sukabumi, Jawa Barat, pada Selasa (18/2/2025) tetap berlangsung meriah.
Ribuan masyarakat tumpah ruah di Jalan Pajagalan, Jalan Pelabuhan II hingga Jalan Ahmad Yani selaku rute yang dilalui kirab Cap Go Meh yang diisi atraksi barongsai hingga liong tersebut.
Salah satu pengunjung, Rina (29 tahun) mengaku selalu menantikan perayaan Cap Go Meh setiap tahunnya.
“Sudah nungguin pengen liat barongsai, kan suka seru aja liatnya, sekalian ngajak anak juga kan dia suka,” ujar warga Selabatu, Kecamatan Cikole itu kepada sukabumiupdate.com di lokasi.
Meski diguyur hujan, Rina enggan menepi dan menyaksikan parade hingga akhir. “Untungnya bawa payung, jadi hujan juga enggak kenapa napa,” kata dia.
“Seru aja banyak barongsai, ada naga juga, tadi sempet ikut keliling ke bawah tapi cape jadi nunggu di sini (Vihara Widhi Sakti),” tambahnya.
Baca Juga: Rindu Atraksi Barongsai, Ribuan Pengunjung Padati Bazar Cap Go Meh Kota Sukabumi
Pengunjung lainnya, Rusman (45 tahun) mengatakan hal serupa, menurutnya perayaan Cap Go Meh selalu ditunggu di Kota Sukabumi. Terlebih, pada tahun sebelumnya sempat tak digelar karena tahun politik. Sehingga dirinya bersama keluarga sangat antusias dengan acara hari ini.
“Udah dari dulu emang suka nonton kalo ada Cap Go Meh, saya sengaja datang sekeluarga ke sini, saya dari Warudoyong deket,” ujar Rusman.
Menurutnya, perayaan Cap Go Meh di Kota Sukabumi selalu memberikan tontonan yang menarik dan menghibur sehingga ramai dikunjungi banyak orang.
“Seru dari dulu juga emang suka rame kaya gini, yang ditunggu tunggu ya barongsainya si,” pungkasnya.
Kemeriahan puncak perayaan Cap Go Meh 2025 di depan Vihara Widhi Sakti Kota Sukabumi, Selasa (18/2/2025) malam. | Foto: SU/Asep Awaludin
Terpisah, Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji yang membuka kirab Cap Go Meh ini mengaku bersyukur karena pelaksanaannya penuh suka cita dan kegembiraan.
Ia menuturkan, suasananya menggambarkan harapan seperti asal mula Cap Go Meh ini diadakan pada awal abad ke 7 masehi lalu sebagai bentuk rasa syukur atas hasil pertanian atau usaha.
''Dalam perayaan Cap Go Meh, pertunjukan Barongsai merupakan lambang dari kepercayaan masyarakat Tionghoa. Barongsai diyakini sebagai pertanda kesuksesan, keberuntungan dan pengusir hal-hal buruk. Saya merasa bangga dan bersyukur dengan adanya perayaan Cap Go Meh ini," kata Kusmana.
Kusmana berharap adanya festival budaya tahunan ini dapat meningkatkan nilai-nilai toleransi dan keberagaaman budaya di Kota Sukabumi yang sudah terkenal sebagai Kota Toleran.
''Kota Toleran ini dibentuk berdasarkan variabel teknis pendukung terselenggaranya kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, saya sangat mendukung acara seperti ini mendaptkan ruang kreasi dan inovasi yang sebesar-besarnya di Kota Sukabumi,'' ungkap Kusmana.
"Bahkan akan sangat bagus jika dijadikan Ikon baru bagi Kota Sukabumi dalam menarik minat dan perhartian wisatawan dan pengusaha untuk datang ke Kota Sukabumi," tambahnya.
Ia kemudian menyampaikan ucapan terima kasih kepada jajaran panitia dan 5 perkumpulan Tionghoa di Kota Sukabumi yang sukses menyelenggarakan perayaan Cap Go Meh ini.
''Sekaligus saya mohon diri pamit dan kembali meneruskan tugas di Provinsi Daerah Jawa Barat sebagai Asda,'' imbuhnya.
Diketahui, perayaan Cap Go Meh 2025 di Kota Sukabumi ini berlangsung dua hari, dimulai sejak hari Selasa kemarin hingga Rabu ini dengan pusat acara di Jalan Pajagalan tepatnya di Vihara Widhisakti, Kelurahan Nyomplong, Kecamatan Warudoyong.
Pada hari kedua ini, Kirab Cap Go Meh diawali dengan tadi pagi dilakukan parade dan arak-arakan di sepanjang jalan.
Pada malam harinya, perayaan dilanjutkan di sekitar Vihara Widhi Sakti dengan mengadakan tarian tradisional dan modern serta pesembahan acara yang ditunggu-tunggu yakni Barongsai Gie Say yang menunjukkan barongsai ikonik Kota Sukabumi.