SUKABUMIUPDATE.com – Siswa SMAN 1 Parakansalak berhasil menciptakan dispenser otomatis yang dapat menuangkan air tanpa perlu menyentuh tombol. Inovasi ini merupakan bagian dari kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema rekayasa dan teknologi yang diikuti oleh siswa kelas XII.
Kepala SMAN 1 Parakansalak, Didin Jamaludin, menjelaskan bahwa proyek ini berawal dari inisiatif siswa untuk mencari ide inovatif yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka
“Anak-anak mencari sendiri kira-kira apa yang bisa dimunculkan. Selain dispenser otomatis, ada juga sensor untuk mobil, alarm anti maling, sapu elektrik, dan lebih dari 10 karya menarik lainnya yang patut diapresiasi,” ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Minggu, (16/2/2025).
Setiap siswa dalam kelompok bekerjasama dalam pembuatan dispenser otomatis ini. "Tim yang terdiri dari 10 orang ini memiliki tugas berbeda, mulai dari pemrograman, perakitan, hingga presentasi. Ada dua orang yang lebih dominan dalam pengerjaannya," tambahnya.
Didin menjelaskan bahwa sekolah memberikan dukungan penuh terhadap inovasi para siswa. Sebab, peran sekolah adalah mengapresiasi pekerjaan dan penilaian mereka, kemudian menindaklanjuti jika karya tersebut dapat diterapkan. "Ternyata dari segi modal, dispenser otomatis ini sangat murah dan bisa digunakan di ruang guru, ruang kepala sekolah, maupun di kelas,” jelasnya.
Baca Juga: Profil Bobby Maulana, Artis Lulusan SMAN 1 Kota Sukabumi yang Kini Masuk Bursa Pilkada
Ia menuturkan, dispenser otomatis yang diciptakan siswa ini dinilai sangat higienis karena tidak memerlukan sentuhan langsung. “Kalau kita sudah makan lalu menyentuh dispenser, tentu akan meninggalkan kotoran. Dengan teknologi ini, masalah itu bisa diatasi,” katanya.
Menurutnya, proyek ini dikembangkan secara mandiri oleh siswa tanpa bimbingan khusus dari guru. “Guru hanya memberikan bahan dan bimbingan dalam proses pembelajaran. Para siswa mencari teori sendiri, bahkan kemampuan mereka dalam coding sudah lebih baik dari kami. Ini bukti bahwa anak-anak sekarang luar biasa dalam bidang IT,” ungkapnya.
Didin berharap inovasi ini dapat dikembangkan lebih jauh di perguruan tinggi atau bahkan diproduksi secara massal. “Mudah-mudahan saat mereka kuliah, inovasi ini bisa lebih dikembangkan. Syukur-syukur bisa mendapatkan hak cipta dan menjadi produk kreatif yang diakui,” harapnya.
Ia pun menambahkan bahwa karya ini berpotensi untuk dipamerkan dalam ajang yang lebih luas, termasuk tingkat Jawa Barat. “Kita harapkan karya ini bisa ikut serta dalam pameran teknologi agar semakin dikenal dan diapresiasi lebih luas,” pungkasnya.