SUKABUMIUPDATE.com - Angin kencang yang menerjang wilayah Sukabumi, pada Rabu, 5 Februari 2025, sekitar pukul 13.30 WIB, mengakibatkan sejumlah rumah dan bangunan mengalami ambruk, salah satunya bangunan SDN 2 Girijaya di Desa Girijaya, Kecamatan Cidahu. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini karena para siswa telah pulang lebih dulu.
Guru SDN 2 Girijaya, Sukarma, mengungkapkan bahwa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, tidak ada tanda-tanda bangunan akan roboh. “Kemarin pagi sampai siang tidak ada masalah, tapi setelah pulang, rekan kerja yang masih di sekolah melihat angin bertiup cukup kencang. Baja ringan penahan atap mulai goyang, beberapa baut lepas, lalu atap asbesnya ikut terhempas hingga akhirnya bangunan ambruk,” ujarnya, kepada sukabumiupdate.com, Kamis (6/2/2025).
Sukarma menuturkan bahwa sebelumnya tidak ada indikasi kerusakan karena bangunan ini baru direnovasi sekitar tiga bulan lalu. “Atapnya awalnya seng, karena sudah rapuh dan sering bocor, akhirnya diganti dengan asbes dan baja ringan agar lebih kuat. Tapi mungkin faktor alam, anginnya terlalu kencang,” jelasnya.
Sukarma mengungkapkan, bahwa ini bukan kali pertama bangunan SDN 2 Girijaya rusak akibat cuaca ekstrem. Sebelumnya, ruang kelas dan perpustakaan juga mengalami kerusakan akibat hujan deras dan angin kencang. “Sekolah ini sering diterpa hujan dan angin kencang, bahkan sampai malam hari,” ungkapnya.
Baca Juga: Dipicu Hujan dan Angin Kencang, 1 Rumah Warga di Surade Sukabumi Ambruk
Baca Juga: Warga Panik! Angin Kencang Rusak Bangunan di Cibitung Sukabumi
Selain ruang kelas dan perpustakaan, kini panggung sekolah yang biasa digunakan untuk acara seni, kenaikan kelas, dan peringatan hari besar Islam juga roboh. “Sekarang, kami belum bisa mengadakan kegiatan di panggung. Untuk kenaikan kelas nanti, kami masih menunggu instruksi apakah bisa dilaksanakan atau tidak,” tuturnya.
Pihak sekolah telah melaporkan kejadian ini ke pemerintah desa, kecamatan, serta berbagai instansi terkait seperti P2BK, TNI, Polri, Satpol PP, dan relawan yang langsung membantu merapikan puing-puing bangunan yang roboh. Hingga saat ini, proses pembersihan masih berlangsung.
“Kami sudah mengajukan bantuan untuk renovasi perpustakaan, ruang kelas, serta pembangunan lahan kosong agar bisa digunakan sebagai ruang kegiatan belajar. Mudah-mudahan segera terealisasi,” ujarnya. "Kami berharap pemerintah dapat memberikan bantuan secepatnya, terutama untuk perbaikan bangunan yang rusak," pungkasnya.