Rumah Rata Terdampak Penertiban, 87 Warga Citepus Sukabumi Kini Terlantar di Tenda Darurat

Rabu 05 Februari 2025, 23:28 WIB
29 Kepala Keluarga menghuni tenda darurat setelah rumah mereka dibongkar terdampak penertiban di Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi

29 Kepala Keluarga menghuni tenda darurat setelah rumah mereka dibongkar terdampak penertiban di Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi

SUKABUMIUPDATE.com - Puluhan warga yang berlokasi di kampung Istiqomah, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, kini harus bertahan di tenda darurat setelah tempat tinggal dan usaha mereka dibongkar karena terdampak penertiban oleh DLH Kabupaten Sukabumi, pada Selasa (4/2/2025) kemarin. 

"Malam ini kita tidur di tenda bertahan di 29 KK, sebanyak 87 jiwa termasuk anak kecil, lansia yang stroke ringan dan ada ibu yang hamil juga. Rata - rata yang tinggal disini 40 tahun, ada yang 70 tahun, lama tinggal paling lama 35 tahun ada," kata Heriyanto (45) penghuni tenda darurat kepada sukabumiupdate.com, Rabu (5/2/2025).

Heriyanto mengungkapkan kekecewaannya  atas proses pembongkaran yang dinilai tidak sesuai dengan kesepakatan awal. Menurutnya, pemerintah sebelumnya berjanji akan merelokasi tempat usaha warga terlebih dahulu sebelum melakukan eksekusi lahan. Namun, kenyataannya pembongkaran tetap dilakukan meski relokasi belum siap.

"Kemarin sudah ada kesepakatan, eksekusi baru dilakukan setelah relokasi usaha siap. Tapi ternyata lahan yang dibongkar akan terbengkalai selama setahun sebelum dibangun. Relokasi usaha yang dijanjikan pun belum ada kejelasan," ujarnya.

Baca Juga: Ditertibkan dari TWA Sukawayana Sukabumi, Warung-warung Liar Muncul di Cagar Alam

Lebih lanjut, ia menilai ada unsur kelalaian dalam persiapan lahan relokasi. Warga baru diberitahu tentang lokasi lahan relokasi sehari sebelum eksekusi. 

"Ada mau direlokasi di area Batu Kenit, perbatasan Desa Cikakak dan Desa Citepus. Namun, lahan tersebut masih berupa hutan belantara dan belum siap dihuni. Seharusnya lahan ini disiapkan sejak tiga bulan lalu, agar kami bisa pindah dengan layak," ucapnya. 

"Lahan itu pun masih harus dibersihkan dengan alat berat karena masih gugunungan (bukit - bukit). Sampai sekarang, baru dua lahan yang siap katanya, sementara kami butuh 29 lahan untuk 29 kk," kata Heriyanto.

Menurunnya, kondisi tenda pengungsian pun jauh dari kata layak. Warga hanya diberikan satu tenda untuk menampung 87 jiwa, tanpa alas tidur yang memadai. 

"Kami awalnya bahkan tidak diberi tenda. Saya meminta tenda sejak jam 12 siang, baru dikirim jam 5 sore. Itu pun kami harus memasangnya sendiri," terangnya. 

"Tidurnya di atas pasir, debunya banyak, padahal di sini ada balita dan lansia. Kami tidak menolak relokasi, tapi jangan biarkan kami terlantar seperti ini," sambung Heriyanto.

Sementara itu di tempat yang sama, Nia (65), seorang lansia yang sudah tinggal di Kampung Istiqomah selama 25 tahun, mengaku kebingungan harus tinggal di mana setelah rumahnya dibongkar.

Baca Juga: Satpol PP Kawal Penertiban di Kawasan Taman Wisata Alam Sukawayana Sukabumi

"Saya biasanya jualan minuman dingin, kopi, dan makanan ringan. Rumah saya dihuni bersama suami, anak, dan cucu. Tapi setelah dibongkar, saya benar-benar bingung harus kemana, karena saya tidak punya rumah lain," ungkap Nia.

Kepala Desa Citepus, Koswara, mengonfirmasi bahwa kondisi tersebut hanya bersifat sementara karena mereka masih menunggu pembangunan di tempat relokasi.

"Salah satu alasan warga masih tinggal di tenda adalah karena tempat relokasi yang disiapkan belum selesai dibangun,” ujar Koswara.

Ia menambahkan bahwa pemerintah desa telah berupaya merelokasi warga yang benar-benar tidak memiliki tempat tinggal ke lahan garapan sebagai solusi sementara.

“Untuk warga yang tidak memiliki rumah sama sekali, kami relokasi ke tempat lain yang sifatnya tanah garapan. Itu hanya sementara,” jelasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Jawa Barat06 Februari 2025, 01:48 WIB

Ini Respon Dedi Mulyadi Saat Tahu Pemprov Punya Utang Rp3,4 Triliun Bekas Bangun Masjid Al Jabbar

Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, memberikan respon atas informasi bahwa provinsi yang dipimpinnya memiliki utang sebesar Rp 3,4 triliun yang berasal dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
Gubernur Jabar terpilih Dedi Mulyadi bersama Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin usai mengikuti Rapim di Gedung Pakuan. (Sumber : Humas Jabar)
DPRD Kab. Sukabumi06 Februari 2025, 01:09 WIB

Reses DPRD Sukabumi, Hamazah Gurnita Terima Keluhan Soal Dana BOS hingga Jaminan Kesehatan

Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi, Hamzah Gurnita, menggelar Reses I tahun 2025 di Desa Jayanti, Rabu (5/2/2025)
Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi, Hamzah Gurnita, menggelar Reses I tahun 2025 di Desa Jayanti, Rabu (5/2/2025)  | Foto : Ilyas Supendi
Sukabumi06 Februari 2025, 00:18 WIB

Bilang Mau Pergi Jauh, Ini Pesan Terakhir Yana Ke Sahabat di Sukabumi Sebelum Laka Maut GT Ciawi

Pesan terakhir Yana Mulyana (41 tahun) korban meninggal asal Cikole, Kota Sukabumi dalam kecelakaan maut di Gerbang Tol Ciawi diungkap sahabatnya sendiri, Boy Anugrah (45 tahun).
Almarhum Yana Mulyana (41 tahun) dan istri Sugiarti (49 tahun) | Foto : Istimewa
Sukabumi Memilih06 Februari 2025, 00:03 WIB

Usai Putusan MK, Bupati-Wabup Sukabumi Terpilih Asep Japar-Andreas Dilantik 20 Februari 2025

Pelantikan Bupati-Wakil Bupati Sukabumi terpilih, Asep Japar-Andreas kini dipastikan bakal segera digelar.
Paslon Asep Japar-Andreas dan tim pemenangan saat konferensi pers terkait hasil real count internal Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024. (Sumber : Turangga Anom)
Sukabumi05 Februari 2025, 23:28 WIB

Rumah Rata Terdampak Penertiban, 87 Warga Citepus Sukabumi Kini Terlantar di Tenda Darurat

Puluhan warga yang berlokasi di kampung Istiqomah, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, kini harus bertahan di tenda darurat setelah tempat tinggal dan usaha mereka dibongkar karena terdampak penertiban
29 Kepala Keluarga menghuni tenda darurat setelah rumah mereka dibongkar terdampak penertiban di Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Sukabumi Memilih05 Februari 2025, 22:46 WIB

Tuduhan TSM Tidak Terbukti, MK Hentikan Gugatan Sengketa Pilkada Kabupaten Sukabumi

Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutuskan untuk menghentikan gugatan sengketa hasil Pilkada Kabupaten Sukabumi yang diajukan oleh pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 1, Iyos Somantri - Zaenul.
Sidang pembacaan dismissal sengketa Pilkada Kabupaten | Foto : Capture Youtube
Produk05 Februari 2025, 22:32 WIB

Disdagin Kabupaten Sukabumi Tunggu Kejelasan Mekanisme Sub Pangkalan LPG 3 Kg

Hingga kini belum ada kejelasan mengenai batas pengiriman gas elpiji 3 kg ke sub pangkalan.
Ilustrasi gas LPG 3 Kg | Foto: Dok. SU
Sukabumi05 Februari 2025, 21:49 WIB

Kronologi Pembacokan di Kebonpedes Sukabumi, Pelaku Emosi Tak Dikasih Nomor HP Adik Korban

Berikut kronologi pembacokan pemuda di Kebonpedes Sukabumi. Pelaku emosi karena tak dikasih nomor HP adik korban.
Kolase foto terduga pelaku pembacokan di Kebonpedes Sukabumi saat ditahan di Polsek dan saat ditangkap warga. (Sumber Foto: Istimewa)
Sukabumi05 Februari 2025, 21:41 WIB

Mobil Terbakar, 4 Warga Cidadap Meninggal: Data Warga Sukabumi Korban Laka Maut GT Ciawi Kini Jadi 14 Orang

Kecelakaan tragis terjadi di Gerbang Tol Ciawi 2 KM 41, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, pada Selasa malam (4/2/2025). Kecelakaan tersebut menewaskan 8 orang, sementara 11 lainnya mengalami luka-luka.
Kunjungan Kapolsek Sagaranten ke salah satu rumah duka di Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi | Foto : Istimewa
Sehat05 Februari 2025, 20:55 WIB

Fokus Pada Motorik, Ini 9 Cara Stimulasi Bayi 1 Bulan yang Bisa Bunda Terapkan

Bayi usia 1 bulan merupakan tahap awal penting untuk perkembangan mereka. Maka dari itu, Bunda bisa melakukan stimulasi agar tumbuh kembang bayi lebih optimal.
Ilustrasi stimulasi bayi usia 1 bulan (Sumber : pexels.com/@Foden Nguyen)