SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah perusahaan peternakan ayam skala besar di Kampung Sinagar, Desa Nagrak Utara, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, mengalami kebakaran pada Rabu (5/2/2025) pagi. Kejadian ini menghanguskan sebagian bangunan dan menyebabkan ribuan ayam dalam kandang mati terpanggang.
Wakil Komandan Posko V Damkar Cibadak, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kabupaten Sukabumi, Heri Hermawan, mengatakan pihaknya menerima laporan kebakaran sekitar pukul 06.05 WIB.
"Kita menerima laporan sekira pukul 06.05 WIB, langsung bersiap dan berangkat ke lokasi untuk melakukan penanganan. Saat tiba di lokasi, terlihat asap pekat keluar dari bangunan, namun api tidak langsung terlihat," ujar Heri kepada sukabumiupdate.com di lokasi.
Heri menyebut, api baru bisa ditemukan setelah asap berkurang sedikit demi sedikit. "Ketika asap mulai hilang, baru ketahuan titik apinya. Api ini membesar karena tersedot blower di dalam kandang," tuturnya.
Baca Juga: Tiga Mobil Terbakar! Data Kendaraan yang Terlibat Kecelakaan Maut di Gerbang Tol Ciawi
Bangunan yang terbakar memiliki luas hampir 5.000 meter persegi, dengan panjang sekitar 100 meter dan lebar 50 meter. Kebakaran terjadi di tiga titik, yaitu satu titik besar di tengah serta dua titik lainnya di ujung utara dan selatan bangunan.
Menurut Heri, akses masuk yang terbatas menjadi kendala dalam penanganan kebakaran ini. "Ruang akses masuk hanya ada dua, yaitu dari ujung ke ujung, sedangkan selang kami terbatas. Selain itu, bangunannya dua tingkat, karena kandang ayam peren itu ada dua tahap," jelasnya.
Ayam yang berada di dalam kandang merupakan ayam besar dengan bobot 2-4 kilogram, yang rencananya akan diafkirkan menjelang Lebaran tahun ini. "Akibat kebakaran, ribuan ayam mati karena asap pekat, meskipun tidak terbakar langsung," katanya.
Material plastik di dalam kandang ikut terbakar, bahkan atap bangunan sampai runtuh. Namun, karena struktur bangunan berbahan besi, kebakaran tidak langsung meluas dengan cepat. "Jika api sudah terlalu besar, baru kebakaran bisa menjadi lebih parah. Untungnya, tim pemadam datang tepat waktu," ungkapnya.
Beruntung, karyawan di lokasi sigap memanfaatkan hidran yang tersedia. "Mereka bahkan sampai naik ke atap untuk membantu pemadaman, sehingga api tidak semakin meluas. Namun, akses masuk yang terbatas dan jarak bangunan yang panjang membuat proses pemadaman sedikit terhambat," tutur Heri.
Proses pemadaman berlangsung selama satu jam, dengan pendinginan selama 30 menit. Sebanyak empat unit pemadam dikerahkan, terdiri dari dua unit dari Cibadak, satu unit dari Parungkuda, satu unit dari Cisaat, serta satu unit rescue, dengan total 21 personel.
Heri mengatakan, penyebab sementara kebakaran diduga akibat korsleting listrik.
"Penyebab sementara dari korsleting listrik, tapi masih dalam kajian. Selain itu, taksiran kerugian juga masih dalam kajian," pungkasnya.