SUKABUMIUPDATE.com - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Sukabumi terus mendampingi keluarga almarhumah Dedeh Kurniasih (46 tahun), termasuk kedua anaknya, Angga (11 tahun) dan Sarif Alfian (18 tahun). Ketiga orang ini adalah korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) berupa penyiraman air keras.
Setelah menjalani perawatan di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung, Angga dan Sarif pulang ke rumah mereka di Kampung Duku Nara, Desa Pawenang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, pada 22 Januari 2025. Sementara ibunya, Dedeh Kurniasih, meninggal pada 13 Januari 2025. DP3A pun aktif memantau kondisi fisik dan psikologis Angga dan Sarif.
Sebagai informasi, pelaku perkara ini adalah suami Dedeh yakni Gagan (59 tahun). Gagan sudah menjadi tersangka Tindak Pidana KDRT atas aksinya menyiramkan air keras kepada sang istri dan dua anak tirinya. Kasus bermula saat Dedeh dan Gagan terlibat adu mulut di rumah mereka pada 29 Desember 2024.
Baca Juga: Pulang ke Rumah, Begini Kabar Dua Anak Korban KDRT Penyiraman Air Keras di Sukabumi
Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD PPA Wilayah Sukabumi, Yeni Dewi Endrayani, menjelaskan pihaknya telah mengunjungi rumah keluarga korban pada 23 Januari 2025. "Kami melihat kondisi fisik dan mental kedua anaknya, apakah ada trauma atau tidak, serta apakah memerlukan pendampingan psikologis. Alhamdulillah sejauh ini mereka baik-baik saja, kondisi fisik sudah mulai membaik dan luka-luka mulai mengering," kata Yeni, Sabtu (25/1/2025).
Yeni juga menyebut Angga dan Sarif menunjukkan tanda-tanda adaptasi yang baik setelah kembali ke rumah. Bahkan teman-teman sekolah mereka datang menjenguk dan mengobrol. "Sarif dan Angga sudah mulai aktif berinteraksi dengan teman-teman sekolahnya. Angga, misalnya, terlihat kooperatif ketika diajak berbicara. Dari pengamatan kami, tidak ada tanda-tanda trauma mendalam atau ketakutan yang berlebihan," ujarnya.
Namun Yeni menegaskan DP3A tetap akan memantau secara berkala kondisi psikologis keduanya, terutama Angga yang masih duduk di kelas V SD. "Kami ingin memastikan Angga, sebagai anak yang lebih kecil, tidak mengalami trauma berkepanjangan. Kalau memang ada tanda yang mengarah ke situ, pendampingan psikologis akan kami lakukan."
Yeni juga menyebut kedua anak masih harus menjalani kontrol lanjutan di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung untuk perawatan luka mereka. "Kemarin mereka kontrol ke Bandung. Kami terus mendukung agar proses pemulihan fisik dan psikologis berjalan lancar," katanya. (ADV)