Heboh Kisah Warga Miskin di Sukabumi: Cerita Singkong, Lilitan Hutang dan Bank Emok

Rabu 22 Januari 2025, 13:03 WIB
Ilustrasi keluarga miskin di Sukabumi, terpaksa makan singkon karena terlilit hutang. (Sumber: dok pemdes)

Ilustrasi keluarga miskin di Sukabumi, terpaksa makan singkon karena terlilit hutang. (Sumber: dok pemdes)

SUKABUMIUPDATE.com - Cerita Titin Sumiati (35 tahun) dan anaknya yang makan singkong karena tak punya beras, menjadi sorotan publik. Warga Kampung Cimandeu, RT 03/06, Desa Kalaparea, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi ini, mengaku sulit keluar
dari jerat hutang termasuk dari bang emok (koperasi/kredit)

Kabar ini menyeruak setelah kisah titin dan anak-anaknya yang terpaksa makan singkong dipublish ke linimasa di Sukabumi. Titin mengaku sempat makan singkong untuk menahan rasa lapar ia dan keluarga.

Baca Juga: Gempa Dangkal di Gunung Salak, BMKG Sebut Kabandungan dan Leuwiliang

Singkong didapat dari tetangga atau cabut sendiri dari kebun belakang rumahnya. Kepada sukabumiupdate.com, Titin mengaku tidak setiap saat makan singkong, kondisi tersebut terjadi karena ia tak punya uang untuk membeli beras.

“Sering makan singkong karena kesulitan ekonomi. Kadang dikasih tetangga, kadang ambil di belakang rumah yang ada pohon singkong,” ungkap Titin kepada sukabumiupdate.com, pada Selasa, 21 Januari 2025.

Baca Juga: Harga MinyaKita Melejit, Saat Inflasi Tinggi di Kabupaten Sukabumi

Ia pun mengaku tak punya keberanian untuk meminjam atau meminta beras kepada tetangga, karena kondisi perekonomiannya sulit. Titin ternyata selama ini dalam kondisi ekonomi terjebak kubangan hutang.

Punya hutang dengan sejumlah warga di dekat rumahnya, termasuk dengan bank emok atau koperasi simpan pinjam.

Baca Juga: Eretan Wetan, Sejarah Perang Asia Timur Raya Jepang di Jawa Barat

Ia bercerita, kondisi ini bermula sejak suaminya kena -PHK dari salah satu tempat wisata di Nagrak sekitar empat bulan lalu. Kini, sang suami bekerja serabutan sebagai kuli bangunan dengan penghasilan tidak menentu.

Titin mengaku bukan tak punya uang, karena ada honor mingguan suaminya yang selama ini menjadi tumpuan hidup keluarga.

Baca Juga: Komentari Tawuran Pelajar di Lapdek, Wawalkot Sukabumi Terpilih: Wanian Kitu Euy

“Kadang dapat Rp 200 ribu per minggu, itu pun belum dipotong untuk bayar hutang, ketika uang habis bayar hutang, malu minta ke tetangga,” ujarnya.

Beban berat karena uang yang terbatas dan harus dibagi untuk kebutuhan hidup keluarga Titin bersama suami dan tiga anaknya serta kewajiban bayar hutang. Titin juga harus berpikir keras untuk memenuhi kebutuhan bayi anak bungsunya yang masih berusia 11 bulan.

Baca Juga: Tanggapan Desy Ratnasari Soal Kedekatan Dengan Ruben Onsu: Mencari Orang yang Dipercaya

“Kami terlilit hutang koperasi dan bank emok. Kalau ada yang nagih, saya sering sembunyi, bukan karena tidak mau bayar, tapi memang tidak ada uangnya,” pungkasnya.

Kisah Titin dan keluarganya ini kemudian mengundang perhatian banyak pihak, pemerintah desa dan instansi lainnya, termasuk tetangganya sendiri. Kepala Desa Kalaparea, Heri Kurniawan, membenarkan dan menegaskan sudah mengunjungi keluarga Titin bersama aparat pemerintahan lainnya.

Baca Juga: Staf PN Surabaya Kebagian Rp 55 Juta dari Kasus Pembunuhan Wanita Sukabumi

Namun, Heri menolak memperpanjang pembahasan terkait masalah ini di media. “Saya tidak mau memperpanjang kejelekan,” ujarnya saat dikonfirmasi.

Heri hanya memberikan rekaman video yang mereka dapatkan dari kunjungan tersebut. Mulai dari pengakuan titin soal kehidupannya. Termasuk rekaman penjelasan tetangga tentang kondisi Titin dan keluarganya.

Baca Juga: KDM Bantu Guru Asal Sukabumi Empan Supandi Rp100 Juta untuk Bangun Rumah

Menurut tetangga Titin dalam video tersebut, sepengetahuan mereka penghasilan suami Titin sebenarnya cukup untuk kebutuhan keluarga. “Penghasilan suaminya seminggu bisa mencapai Rp 480 ribu, sama seperti saya sebetulnya. Mungkin banyak dipotong untuk bayar hutang,” kata salah satu tetangga.

Ibu-ibu di sekitar rumahnya membenarkan jika Titin memiliki banyak hutang, baik ke tetangga, koperasi maupun bank emok. “Kita nggak tau apakah suami Titin ini tahu kondisi hutang-hutang itu,” sambungnya.

Baca Juga: Puting Beliung Terjang 3 Desa di Warungkiara Sukabumi, Sejumlah Rumah Rusak

Mereka juga mengaku terganggu dengan kabar Titin terpaksa makan singkong untuk menutupi rasa lapar akibat tak punya beras. “Bu Titin ini tertutup, masa sih kita nggak bantu beras untuk makan sehari, dua atau tiga hari. Nggak pernah bilang. Setau kami aman saja karena yang terlihat bu titin lagi bersihin beras. Kami kan nyangkanya aman saja,” beber ibu rumah tangga yang dalam rekaman video tersebut.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Entertainment22 Januari 2025, 16:00 WIB

Umay Shahab Tanggapi Soal Romantisasi Kesedihan di Film Perayaan Mati Rasa

Akan tetapi, film Perayaan Mati Rasa mendapatkan komentar kurang menyenangkan dari netizen karena dianggap meromatinsasi kesedihan.
Umay Shahab Tanggapi Soal Film Perayaan Mati Rasa yang Romantisasi Kesedihan (Sumber : Instagram/@umayshahab)
Cek Fakta22 Januari 2025, 15:52 WIB

Cek Fakta: Masyarakat Harus Beli Regulator Rp1,5 Juta untuk Tabung Pink Bright Gas

Benarkah masyarakat harus membeli regulator Rp1,5 juta untuk tabung pink Bright Gas karena regulator lama gas 3 kg tidak bisa dipakai? Cek faktanya!
Cek Fakta: Beredar Informasi masyarakat harus membeli regulator Rp1,5 juta untuk tabung pink Bright Gas karena regulator lama gas 3 kg tidak bisa dipakai. (Sumber : Ist)
Sehat22 Januari 2025, 15:47 WIB

Tanaman Lavender: Kunci Relaksasi dan Kesehatan Mental yang Lebih Baik

Lavender (Lavandula angustifolia) adalah tanaman herbal yang terkenal dengan aromanya yang menenangkan dan berbagai manfaat terapeutiknya.
Bunga Tanaman Lavender Kunci Relaksasi dan Kesehatan Mental yang Lebih Baik (Sumber : Freepik/@pikisuperstar)
Film22 Januari 2025, 15:30 WIB

Sinopsis Series Scandal 3 : The Final & Sexiest, Membongkar Jaringan Prostitusi

Series Scandal 3 : The Final & Sexiest menceritakan tentang seorang polisi yang ditugaskan sebagai PSK untuk mencari tahu rahasia dari sebuah prostitusi dan membongkar kejahatan lain di dalamnya.
Sinopsis Series Scandal 3 : The Final & Sexiest, Membongkar Jaringan Prostitusi (Sumber : Instagram/@alghazali7)
Inspirasi22 Januari 2025, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Sebagai Cleaning Service Minimal SMA/SMK, Penempatan di Kota Sukabumi

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi - Lowongan Kerja Sebagai Cleaning Service Minimal SMA/SMK, Penempatan di Kota Sukabumi. (Sumber : Freepik.com/jcomp)
Produk22 Januari 2025, 14:25 WIB

Pantauan Diskumindag, Cabai Hijau Besar di Kota Sukabumi Mengalami Penurunan Harga

Diskumindag juga mencatat penurunan harga pada cabai merah besar lokal.
(Foto Ilustrasi) Diskumindag Kota Sukabumi mencatat harga cabai hijau besar turun Rp 10 ribu. | Foto: Diskumindag
Sukabumi22 Januari 2025, 14:08 WIB

Dini Sera dan Septian, Dua Warga Sukabumi Korban Pembunuhan Sadis Berlatar Relasi Kuasa

Kematian Dini Sera diselimuti dugaan suap dan gratifikasi.
Gregorius Ronald Tannur (kiri) dan Abraham (kanan). Keduanya adalah tersangka pembunuhan warga Kabupaten Sukabumi, Dini Sera Afriyanti (29 tahun) dan Septian (37 tahun). | Foto: Istimewa
Inspirasi22 Januari 2025, 14:00 WIB

Calon ASN 2024 ada Pelatihan? Kenali Latsar CPNS dan Waktu Pelaksanaananya

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil atau lebih dikenal Latsar CPNS merupakan pelatihan wajib bagi para peserta yang dinyatakan lulus sebagai pegawai negeri sipil.
Calon ASN 2024 ada Pelatihan? Kenali Latsar CPNS dan Waktu Pelaksanaananya (Sumber : Ist)
Inspirasi22 Januari 2025, 13:30 WIB

Sanksi 2 Tahun Tidak Boleh Ikut Seleksi, Ancaman Bagi CPNS 2024 yang Mengundurkan Diri

BKN peringatkan pelamar yang lulus CASN 2024 dan mengundurkan diri akan mendapatkan sanksi tegas.
Ilustrasi - BKN peringatkan pelamar yang lulus CASN 2024 dan mengundurkan diri akan mendapatkan sanksi tegas. | Foto: Instagram/@cpnsindonesia.id
Sukabumi22 Januari 2025, 13:03 WIB

Heboh Kisah Warga Miskin di Sukabumi: Cerita Singkong, Lilitan Hutang dan Bank Emok

Ia mengaku tak punya keberanian untuk meminjam atau meminta beras kepada tetangga, karena kondisi perekonomiannya sulit. Titin selama ini dalam kondisi terjebak kubangan hutang.
Ilustrasi keluarga miskin di Sukabumi, terpaksa makan singkon karena terlilit hutang. (Sumber: dok pemdes)