SUKABUMIUPDATE.com - Dadang, warga Desa Wanajaya, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, yang rumahnya terdampak pergerakan tanah pada awal Desember 2024, bersyukur atas bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berupa Rumah Instan Kuat, Sehat, dan Aman (Riksa).
"Saya bersyukur sekali, ini sangat membantu. Terima kasih kepada BNPB. Alhamdulillah rumah yang sekarang lebih aman, begitu juga dengan pekerjaan saya sebagai tukang ngarit dan petani. Saya merasa lebih tenang di sini," kata Dadang kepada sukabumiupdate.com pada Rabu, 8 Januari 2025.
Sebelumnya, kondisi rumah Dadang sangat memprihatinkan dengan tanah bergerak dan struktur bangunan hampir roboh. "Rumah saya dulu sudah tidak layak huni. Tanahnya terus bergerak dan rumah hampir runtuh. Saya berterima kasih atas bantuan ini. Semoga kehidupan saya dan keluarga lebih baik," ujarnya.
Kepala Desa Wanajaya, Dedi Saputra, menyampaikan apresiasi atas kunjungan BNPB yang dipimpin langsung Letjen TNI Suharyanto, bersama Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri dan jajaran lainnya. Dedi berterima kasih atas bantuan pembangunan rumah hunian tetap atau huntap bagi warga terdampak bencana.
Baca Juga: Disperkim Jelaskan Prioritas Penerima Bantuan Riksa, Huntap Korban Bencana Sukabumi
"Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah atas bantuan percontohan rumah ini. Kami berharap, ke depan, rumah-rumah yang belum terbangun bisa segera diproses. Harapan kami, karena 12 rumah terdampak, di antaranya 5 rusak berat dan 7 rusak ringan akibat pergerakan tanah, rumah-rumah yang belum dibangun segera dapat dibangunkan," kata dia.
Dedi menjelaskan, pengecekan lapangan sudah dilakukan pihak berwenang untuk menentukan langkah dalam penanganan rumah-rumah yang belum dibangun. "Pembangunan selanjutnya sudah memasuki tahapan dan kemarin ada asesmen. Semoga rencana pembangunan dapat segera direalisasikan oleh pemerintah," ujarnya.
Dia pun mengungkapkan, saat ini hampir semua desa di Kecamatan Cisolok terdampak, namun Desa Wanajaya dan Desa Karangpapak menjadi percontohan. "Alhamdulillah ada dermawan yang menyumbangkan tanahnya untuk pembangunan satu unit rumah. Tanah untuk empat unit lainnya juga sudah dipersiapkan," katanya.
Masyarakat yang rumahnya belum terbangun, lanjut Dedi, sementara ini tinggal bersama keluarga atau kerabat terdekat. "Yang penting, penerima bantuan harus jelas terdampak, berdasarkan asesmen dari tim, dan mereka juga harus memiliki tanah pribadi. Jika tidak, kami akan berupaya mencari lokasi yang aman," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, berdasarkan data per 7 Desember 2024, sebanyak 321 rumah Riksa akan dibangun di 32 kecamatan. Namun angka ini diperkirakan akan terus bertambah seiring masuknya laporan dari kecamatan lain.