SUKABUMIUPDATE.com - Jembatan gantung Bojongkoneng yang menghubungkan Desa Mekarmukti, Kecamatan Waluran, dengan Desa Sirnasari, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, putus akibat diterjang banjir bandang pada awal Desember 2024 lalu.
Akibatnya banyak aktivitas warga terhambat, termasuk para pelajar yang harus bertaruh nyawa turun ke sungai melintasi derasnya arus demi mencapai sekolah.
Informasi yang dihimpun, jembatan gantung yang berada di atas aliran Sungai Cikarang itu merupakan akses utama bagi warga Kampung Bojongkoneng dan Kampung Bangkewong di Desa Mekarmukti untuk mengakses fasilitas pendidikan. Utamanya bagi 21 siswa SD, 14 siswa SMP dan 3 siswa SMA yang bersekolah di Kecamatan Surade dan Jampangkulon.
Baca Juga: Jembatan Baru 2 Bulan Hancur, Warga Cidadap-Loji Sukabumi Kembali Sebrangi Sungai Demi Beraktivitas
Namun akibat banjir bandang pada 4 Desember 2024 lalu, alas kayu jembatan yang memiliki panjang 60 meter itu hancur karena hanyut terbawa derasnya luapan Sungai Cikarang.
“Biasanya anak-anak SD dari Kampung Bojongkoneng menyebrang jembatan untuk menuju SDN Cijambe di Kampung Pasirtitiran, Desa Sirnasari, Kecamatan Surade. Namun kini, mereka terpaksa turun ke sungai saat debit air kecil. Jika air besar, mereka harus memutar sejauh 4 kilometer melalui Kampung Bangkewong,” ujar Kepala Dusun Bojongkoneng, Deris, Rabu (8/1/2025).
Deris mengungkapkan bahwa dari Dinas Pendidikan, Pemdes, dan unsur Kecamatan Waluran telah berupaya beberapa kali menyarankan orang tua agar anak-anak mereka bersekolah di SDN Gulemeng Desa Mekarmukti, yang berjarak hanya 1 kilometer dari Kampung Bojongkoneng tanpa perlu menerjang sungai.
“Namun, sebagian orang tua tetap memilih SDN Cijambe. Padahal, risiko menyebrangi sungai cukup besar, terutama saat hujan. Dulu alasan mereka karena kondisi jalan rusak menuju SDN Gulemeng, dan tidak ada lapang, pihak desa telah membangunnya, akan tetapi hingga sekarang belum ada yang niat pindah sekola," ungkapnya.
Selain akses pendidikan, lanjut Deris, putusnya jembatan juga berdampak pada kegiatan ekonomi dan pertanian warga. Warga berharap agar pemerintah segera memberikan perhatian untuk membangun kembali jembatan tersebut, mengingat pentingnya peran jembatan sebagai penghubung aktivitas sehari-hari.
“Jembatan ini tidak hanya untuk anak-anak sekolah, tapi juga akses warga membawa hasil pertanian dan kebutuhan sehari-hari. Kami berharap ada solusi dari pemerintah untuk memperbaiki jembatan ini secepatnya,” pungkas Deris.