SUKABUMIUPDATE.com - Sudah sebulan lebih, ratusan keluarga di Desa Neglasari, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi, yang menjadi penyintas bencana tanah bergerak pada 4 Desember 2024 lalu, hingga kini masih tinggal di pengungsian.
Mereka berharap ada kajian segera terkait dampak pergerakan tanah untuk menentukan apakah mereka dapat kembali ke rumah atau perlu direlokasi.
Seorang warga Kampung Karikil, AC (40 tahun), mengungkapkan keinginannya untuk segera kembali ke rumah. Namun, pihak pemerintah desa dan forum koordinasi pimpinan kecamatan (Forkopimcam) belum memberikan izin karena menunggu hasil kajian.
"Rumah saya ada retak-retak akibat pergerakan tanah. Oleh pihak desa, kami diminta dievakuasi untuk menjaga keselamatan. Saya sudah jenuh berada di tempat pengungsian. Harapannya, kalau memang tidak aman, segera diberikan solusi," kata AC yang mengungsi di SMPN 4 Purabaya bersama anak dan istrinya kepada sukabumiupdate.com, Selasa (7/1/2025).
Sementara itu, Kepala Desa Neglasari, Lili Rahman menjelaskan bahwa warga terdampak pergerakan tanah yang masih mengungsi total berjumlah 156 KK. Dengan rincian, 95 KK atau 234 jiwa diantaranya masih mengungsi di salah satu ruangan kelas SMPN 4 Purabaya, sementara lainnya menumpang di rumah kerabat dan orangtuanya.
Baca Juga: Temui Pengungsi di Purabaya Sukabumi, Pj Gubernur Jabar Dengarkan Keinginan Relokasi
Ratusan penyintas bencana pergerakan tanah itu dari beberapa kampung, yakni Kampung Nangewer RT 49 sebanyak 55 kepala keluarga (KK), Kampung Karikil 34 KK, Kampung Jabir 10 KK, Kampung Nangewer RT 48 sebanyak 47 KK, serta Kampung Udug Cirajeug 10 KK.
"Untuk sementara, mereka masih mengungsi. Kami sudah menyampaikan masalah ini ke Camat Purabaya agar segera dilakukan kajian oleh Badan Geologi PVMBG. Kalau memang aman, mereka akan diizinkan kembali. Namun, kalau tidak, perlu adanya relokasi untuk warga Kampung Karikil dan Nangewer," ujar Lili.
Sementara itu, kebutuhan logistik warga di pengungsian, seperti sembako dan perlengkapan lainnya, Lili memastikan masih terpenuhi.
"Meski tinggal di pengungsian, warga tetap melakukan aktivitas sehari-hari, seperti bertani dan berdagang, namun kembali ke lokasi pengungsian pada sore hari," ujarnya.
Menurut Lili, warga berharap adanya langkah cepat dari pihak terkait untuk menentukan masa depan mereka, apakah dapat kembali ke rumah atau harus direlokasi ke tempat yang lebih aman.
Dikonfirmasi terpisah, Camat Purabaya, Sri Yuliani menyatakan bahwa pihaknya telah mengajukan permohonan kepada Sekretaris Daerah (Sekda) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi untuk segera melakukan kajian terkait kondisi tanah di wilayah tersebut.
"Permohonan ini sudah kami sampaikan jauh-jauh hari. Kami berharap kajian segera dilakukan agar warga mendapatkan kepastian dan solusi yang terbaik," kata Sri Yuliani singkat.