SUKABUMIUPDATE.com - Harapan warga Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, pupus seiring dengan hancurnya jembatan gantung baru akibat diterjang banjir bandang pada Rabu, 4 Desember 2024.
Kini, warga dan pelajar kembali harus mempertaruhkan nyawa menyeberangi Sungai Kampung Cikadaka, menghadapi derasnya arus Sungai Cikadu demi melanjutkan aktivitas harian.
Diketahui, jembatan gantung Cikanara yang baru diresmikan pada Sabtu 21 September 2024, hanya bertahan dua bulan. Kini, yang tersisa hanyalah beton kokoh di badan sungai.
"Sekarang anak-anak sekolah terpaksa menyeberangi sungai lagi, basah-basahan dan berenang lagi. Hanya berjalan dua bulan lebih warga dan anak-anak sekolah bisa menyeberang dengan nyaman, banjir bandang yang datang merusak jembatan," kata Teh Bete, warga Kampung Naringgul, Desa Loji, Selasa (7/1/2025).
Bete menjelaskan bahwa banjir bandang tidak hanya menghancurkan jembatan, tetapi juga memaksa aktivitas belajar-mengajar terhenti sementara. Namun, sejak libur sekolah usai pada Senin (6/1/2025), pelajar kembali menantang arus sungai demi mengejar pendidikan.
Baca Juga: Dinkes Pastikan Makan Gizi Gratis di Kota Sukabumi Tersaji Aman dan Higienis
"Saat pagi, anak-anak SD diantar orang tua untuk menyeberangi sungai ke SDN Pasir Pogor. Sore hari, giliran anak-anak Kampung Naringgul ke sekolah madrasah, jadi dari pagi sampai sore pasti nyebrang untuk sekola," tuturnya.
Sementara itu, Sidin (74) warga kampung Cikadaka, Desa Cidadap, mengungkapkan bahwa banjir tersebut merupakan yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. "Air naik sampai 4 meter, mengakibatkan suara gemuruh kayu patah dan jembatan hanyut diterjang derasnya arus," ucapnya.
Jembatan Cikanara sebelumnya dibangun oleh relawan Sehati Gerak Bersama dan diresmikan dengan sukacita oleh warga. "Saat peresmian, warga sangat senang, sampai ada yang memotong ayam dan kambing. Tapi semua berubah setelah banjir besar itu," kata Sidin.
Lebih lanjut, Sidin Banjir juga tidak hanya merusaka jembatan saja akan tetapi juga merusak kebun dan sawah warga.
"Kami kehilangan akses ke sawah dan kebun. Kalau lewat jalan lain jaraknya jauh, sedangkan menyeberangi sungai sangat berbahaya, apalagi saat hujan," tambahnya.
Warga berharap pemerintah segera membangun jembatan baru yang lebih kokoh untuk mengembalikan akses vital tersebut. "Kalau ada jembatan lagi, aktivitas ekonomi dan pendidikan warga bisa kembali normal," pungkas Sidin.