SUKABUMIUPDATE.com - Pinggir jalan alternatif Cicurug di Kampung Kebon Coklat RW 2, Desa Purwasari, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, menjadi tempat pembuangan sampah (TPS) liar. Kondisi itu dikeluhkan warga setempat.
Pasalnya, tumpukan sampah liar di ruas jalan Kabupaten itu dirasa sangat mengganggu karena menimbulkan bau busuk dan membuat pemandangan terlihat kumuh.
“Kami sangat terganggu dengan kondisi ini. Selain bau, sampah ini juga menjadi sarang nyamuk dan binatang liar seperti tikus. Ini bukan tempat sampah, tapi orang-orang masih saja buang sampah di sini,” kata salah seorang warga Kampung Kebon Coklat, Rahman (28 tahun) kepada sukabumiupdate.com, Jumat (3/1/2025).
Rahman berharap pemerintah desa segera mengambil langkah nyata, baik melalui edukasi maupun tindakan tegas untuk mengatasi persoalan ini. “Jika ini terus dibiarkan, jalan ini tidak hanya menjadi kumuh, tetapi juga membahayakan kesehatan masyarakat,” katanya.
Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Purwasari, Agus Setia Gunawan menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan berbagai upaya, termasuk patroli dan pemantauan bersama masyarakat terkait masalah sampah liar di lokasi tersebut.
Baca Juga: Pelayanan Angkut Sampah di Sukabumi Terganggu, Ini Penyebabnya
Menurut Agus, sebagian besar pembuang sampah sembarangan di lokasi tersebut bukanlah warga Desa Purwasari.
“Sudah beberapa kali kami memergoki langsung. Pelaku biasanya membuang sampah di atas jam 3 malam hingga subuh, dan setelah kami cek, mereka bukan warga Purwasari. Selain itu, kami juga memberikan edukasi dan sanksi dengan meminta mereka mengambil kembali sampah yang dibuang,” ungkapnya.
Sebagai tindak lanjut, pemerintah desa merespons keluhan warga dengan mengintensifkan program Jumat Bersih (Jumsih) yang sudah menjadi agenda rutin. Kegiatan ini dilakukan bekerja sama dengan komunitas Purwasari Peduli dan Ikatan Budak Ngora Bagian Miceun Runtah.
“Kami berusaha mengedukasi masyarakat agar tidak menjadikan lahan terbuka ini sebagai tempat pembuangan sampah. Tahun 2025, kami berencana menata ulang wilayah Kebon Coklat ini. Akan dibangun taman serta posko atas permintaan tokoh pemuda setempat,” jelasnya.
Agus juga menyebutkan bahwa pembersihan saat ini dilakukan dengan cara membakar sebagian sampah yang ada untuk meminimalisir bau, sambil menunggu koordinasi dengan dinas terkait untuk pengangkutan sampah secara terjadwal.
“Kami sudah membuat imbauan, memasang banner, dan menyediakan alat informasi agar masyarakat lebih sadar lingkungan," pungkasnya.