Sukabumi Ring of Fire, Daerah Cincin Api Gunung Gede dan Salak yang Rawan Gempa

Rabu 01 Januari 2025, 20:00 WIB
Ilustrasi. Dampak gempa bumi dahsyat akibat Ring of Fire. (Sumber : OpenAI)

Ilustrasi. Dampak gempa bumi dahsyat akibat Ring of Fire. (Sumber : OpenAI)

SUKABUMIUPDATE.com - Sukabumi merupakan daerah yang rawan gempa, secara umum lokasi ini berada di cincin api (Ring of Fire) dimana ada dua gunung api yaitu Gunung Gede dan Gunung Salak.

Sukabumi juga rawan pergeseran tanah akibat pergerakan tektonik yang didominasi lempeng Hindia-Australia. Hal itu diungkap oleh Pengamat Sejarah Sukabumi Irman Firmansyah.

Wilayah Sukabumi dan Jawa Barat pada umumnya terbentuk di bawah pengaruh aktivitas tumbukan lempeng Hindia-Australia dengan lempeng Eurasia

"Peristiwa ini telah berlangsung sejak Zaman Kapur hingga sekarang." kata Irman ketika dihubungi sukabumiupdate.com, Selasa, 31 Desember 2024.

Tumbukan lempeng Hindia-Australia dan Eurasia di bagian selatan jawa ini, lanjut Irman, mengakibatkan timbulnya sesar aktif Cimandiri.

Dalam peta fisiografi, Sukabumi termasuk dalam Zona Bogor yang merupakan zona antiklinorium dimana tepi paparan (shelf) dengan cekungan dalam turbidit yang sedimen terakumulasi, terlipat, dan bertabrakan di pegunungan selatan Jawa Barat.

Baca Juga: Gempa 1975 di Sukabumi: Hancurkan Ribuan Rumah Hingga Terjadi Letusan Gunung

Secara genetik, area Sukabumi dibagi menjadi perbukitan dan pegunungan vulkanik yang terlipat, serta sistem busur vulkanik Sunda/Banda dengan kenampakan morfologi terbagi menjadi morfologi dataran, perbukitan bergelombang agak curam, dan perukitan curam. Kedua area ini dipisahkan secara jelas oleh keberadaan Sesar Cimandiri.

"Sesar Cimandiri ini membentang mulai dari Teluk Palabuhanratu menerus ke selatan Kota Sukabumi hingga ke Kabupaten Cianjur." tutur Irman yang juga penulis buku 'Soekaboemi The Untold Story'.

Sesar Cimandiri dibagi menjadi lima segmen yaitu Segmen Pelabuhan Ratu-Citarik, Citarik-Cadasmalang, Cicereum-Cirampo, Cirampo-Pangleseran, dan Panglengseran-Gandasoli. Sesar Cimandiri dipotong oleh beberapa sesar lain seperti Sesar Citarik, Sesar Cicareuh, dan Sesar Cicatih. Sukabumi merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang sering mengalami peristiwa gempa bumi.

Baca Juga: PPN 12% Trending! Biar Tak Salah Paham, Sri Mulyani Ungkap Kebijakan PPN Terbaru

Sebagai informasi, Gempa bumi yang terjadi di Sukabumi seringkali merupakan akibat dari aktivitas sesar yaitu Sesar Cimandiri dan segmen-segmen Sesar Cimandiri. Salah satu peristiwa ini adalah Gempa Sukabumi yang terjadi pada tanggal 9 Februari 1975.

Gempa 1975 di Sukabumi ini menghancurkan ribuan rumah. Getaran Gempa Sukabumi ini terjadi pukul 11,45 menit 5 detik diikuti 13,56 menit 7 detik dan terakhir 22,36 menit 21 detik dengan fokus (hiposentrum) samudera Hindia yang terletak pada 105,6 BT dan 7,4 LS. Pusat Gempa Sukabumi 1975 berjarak 180 km dari kota Jakarta dan berkekuatan 6,3 Skala Richter, namun dalam laporan lain juga menyebutkan sekitar 5,3 Skala Richter.

Kecamatan Kabandungan - Kalapa Nunggal, Kabupaten Sukabumi dan sekitarnya diketahui masuk dalam wilayah yang memiliki potensi risiko gempa bumi tinggi. Sebab, lokasi ini berdekatan dengan Sesar Cimandiri dan sesar kluster Bogor.

"Gempa tersebut juga terasa sampai Kalapanunggal dan menewaskan 1 orang," tutur Irman yang juga penulis buku 'Soekaboemi The Untold Story'.

Baca Juga: Kaleidoskop Bencana Longsor di Sukabumi Sepanjang Tahun 2024

Adapun lokasi terdampak parah Gempa tahun 1975 di Sukabumi terdiri dari Kecamatan Cibadak, Cicurug, Parungkuda. Kala itu, ribuan orang kehilangan tempat tinggal, harta dan nafkahnya.

Dalam laporan awal sekitar 6.705 Kepala Keluarga (KK) menjadi korban, dan 2 orang dinyatakan meninggal dunia. Laporan selanjutnya yakni 6 orang meninggal dunia dan sebanyak 2.000 rumah hancur akibat gempa tahun 1975 silam.

Sementara dari segi infrastruktur, yaitu 2 jembatan kereta api rusak serta retakan tanah dan longsor di jalur Kereta Api menyebabkan rel kereta api rusak dan jalur Kereta Api Sukabumi-Bogor terputus.

Di Cibadak, Rumah sakit dan pasar darurat hancur, serta sambungan telepon di beberapa kecamatan terputus. Para korban mengungsi sebagian di Gedung sekolah yang masih utuh, sebagian menggunakan tenda.

Kekhawatiran masyarakat tak berhenti sampai disitu, melainkan bertambah karena asap tebal sudah mengepul dari kawah Gunung Salak, 25 km sebelah barat Sukabumi, selama beberapa hari. Dua letusan kecil telah dilaporkan terjadi di gunung setinggi lebih dari 2.200 meter, yang sudah tidak aktif selama beberapa tahun.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi06 Februari 2025, 00:18 WIB

Bilang Mau Pergi Jauh, Ini Pesan Terakhir Yana Ke Sahabat di Sukabumi Sebelum Laka Maut GT Ciawi

Pesan terakhir Yana Mulyana (41 tahun) korban meninggal asal Cikole, Kota Sukabumi dalam kecelakaan maut di Gerbang Tol Ciawi diungkap sahabatnya sendiri, Boy Anugrah (45 tahun).
Almarhum Yana Mulyana (41 tahun) dan istri Sugiarti (49 tahun) | Foto : Istimewa
Sukabumi Memilih06 Februari 2025, 00:03 WIB

Usai Putusan MK, Bupati-Wabup Sukabumi Terpilih Asep Japar-Andreas Dilantik 20 Februari 2025

Pelantikan Bupati-Wakil Bupati Sukabumi terpilih, Asep Japar-Andreas kini dipastikan bakal segera digelar.
Paslon Asep Japar-Andreas dan tim pemenangan saat konferensi pers terkait hasil real count internal Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024. (Sumber : Turangga Anom)
Sukabumi05 Februari 2025, 23:28 WIB

Rumah Rata Terdampak Penertiban, 87 Warga Citepus Sukabumi Kini Terlantar di Tenda Darurat

Puluhan warga yang berlokasi di kampung Istiqomah, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, kini harus bertahan di tenda darurat setelah tempat tinggal dan usaha mereka dibongkar karena terdampak penertiban
29 Kepala Keluarga menghuni tenda darurat setelah rumah mereka dibongkar terdampak penertiban di Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Sukabumi Memilih05 Februari 2025, 22:46 WIB

Tuduhan TSM Tidak Terbukti, MK Hentikan Gugatan Sengketa Pilkada Kabupaten Sukabumi

Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutuskan untuk menghentikan gugatan sengketa hasil Pilkada Kabupaten Sukabumi yang diajukan oleh pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 1, Iyos Somantri - Zaenul.
Sidang pembacaan dismissal sengketa Pilkada Kabupaten | Foto : Capture Youtube
Produk05 Februari 2025, 22:32 WIB

Disdagin Kabupaten Sukabumi Tunggu Kejelasan Mekanisme Sub Pangkalan LPG 3 Kg

Hingga kini belum ada kejelasan mengenai batas pengiriman gas elpiji 3 kg ke sub pangkalan.
Ilustrasi gas LPG 3 Kg | Foto: Dok. SU
Sukabumi05 Februari 2025, 21:49 WIB

Kronologi Pembacokan di Kebonpedes Sukabumi, Pelaku Emosi Tak Dikasih Nomor HP Adik Korban

Berikut kronologi pembacokan pemuda di Kebonpedes Sukabumi. Pelaku emosi karena tak dikasih nomor HP adik korban.
Kolase foto terduga pelaku pembacokan di Kebonpedes Sukabumi saat ditahan di Polsek dan saat ditangkap warga. (Sumber Foto: Istimewa)
Sukabumi05 Februari 2025, 21:41 WIB

Mobil Terbakar, 4 Warga Cidadap Meninggal: Data Warga Sukabumi Korban Laka Maut GT Ciawi Kini Jadi 14 Orang

Kecelakaan tragis terjadi di Gerbang Tol Ciawi 2 KM 41, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, pada Selasa malam (4/2/2025). Kecelakaan tersebut menewaskan 8 orang, sementara 11 lainnya mengalami luka-luka.
Kunjungan Kapolsek Sagaranten ke salah satu rumah duka di Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi | Foto : Istimewa
Sehat05 Februari 2025, 20:55 WIB

Fokus Pada Motorik, Ini 9 Cara Stimulasi Bayi 1 Bulan yang Bisa Bunda Terapkan

Bayi usia 1 bulan merupakan tahap awal penting untuk perkembangan mereka. Maka dari itu, Bunda bisa melakukan stimulasi agar tumbuh kembang bayi lebih optimal.
Ilustrasi stimulasi bayi usia 1 bulan (Sumber : pexels.com/@Foden Nguyen)
Sukabumi05 Februari 2025, 20:50 WIB

Sopir Truk Galon Kecelakaan Maut Gerbang Tol Ciawi Belum Sadarkan Diri

Keluarga ungkap kondisi sopir truk galon yang alami kecelakaan maut di Gerbang Tol Ciawi.
Kondisi truk galon pasca kecelakaan maut di Gerbang Tol Ciawi. (Sumber Foto: Istimewa)
Sukabumi05 Februari 2025, 20:18 WIB

Cerita Keluarga Sopir Ungkap Kondisi Truk Galon Sebelum Kecelakaan Maut GT Ciawi Terjadi

Sebelum kecelakaan maut GT Ciawi terjadi, sopir truk galon asal Cicurug Sukabumi tengah dalam perjalanan menuju Tangerang untuk mengirim muatan.
Foto truk galon yang dikemudikan Bendi sebelum kecelakaan maut di Gerbang Tol Ciawi. (Sumber Foto: Istimewa)