SUKABUMIUPDATE.com - Sukabumi merupakan daerah yang rawan gempa, secara umum lokasi ini berada di cincin api (Ring of Fire) dimana ada dua gunung api yaitu Gunung Gede dan Gunung Salak.
Sukabumi juga rawan pergeseran tanah akibat pergerakan tektonik yang didominasi lempeng Hindia-Australia. Hal itu diungkap oleh Pengamat Sejarah Sukabumi Irman Firmansyah.
Wilayah Sukabumi dan Jawa Barat pada umumnya terbentuk di bawah pengaruh aktivitas tumbukan lempeng Hindia-Australia dengan lempeng Eurasia
"Peristiwa ini telah berlangsung sejak Zaman Kapur hingga sekarang." kata Irman ketika dihubungi sukabumiupdate.com, Selasa, 31 Desember 2024.
Tumbukan lempeng Hindia-Australia dan Eurasia di bagian selatan jawa ini, lanjut Irman, mengakibatkan timbulnya sesar aktif Cimandiri.
Dalam peta fisiografi, Sukabumi termasuk dalam Zona Bogor yang merupakan zona antiklinorium dimana tepi paparan (shelf) dengan cekungan dalam turbidit yang sedimen terakumulasi, terlipat, dan bertabrakan di pegunungan selatan Jawa Barat.
Baca Juga: Gempa 1975 di Sukabumi: Hancurkan Ribuan Rumah Hingga Terjadi Letusan Gunung
Secara genetik, area Sukabumi dibagi menjadi perbukitan dan pegunungan vulkanik yang terlipat, serta sistem busur vulkanik Sunda/Banda dengan kenampakan morfologi terbagi menjadi morfologi dataran, perbukitan bergelombang agak curam, dan perukitan curam. Kedua area ini dipisahkan secara jelas oleh keberadaan Sesar Cimandiri.
"Sesar Cimandiri ini membentang mulai dari Teluk Palabuhanratu menerus ke selatan Kota Sukabumi hingga ke Kabupaten Cianjur." tutur Irman yang juga penulis buku 'Soekaboemi The Untold Story'.
Sesar Cimandiri dibagi menjadi lima segmen yaitu Segmen Pelabuhan Ratu-Citarik, Citarik-Cadasmalang, Cicereum-Cirampo, Cirampo-Pangleseran, dan Panglengseran-Gandasoli. Sesar Cimandiri dipotong oleh beberapa sesar lain seperti Sesar Citarik, Sesar Cicareuh, dan Sesar Cicatih. Sukabumi merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang sering mengalami peristiwa gempa bumi.
Baca Juga: PPN 12% Trending! Biar Tak Salah Paham, Sri Mulyani Ungkap Kebijakan PPN Terbaru
Sebagai informasi, Gempa bumi yang terjadi di Sukabumi seringkali merupakan akibat dari aktivitas sesar yaitu Sesar Cimandiri dan segmen-segmen Sesar Cimandiri. Salah satu peristiwa ini adalah Gempa Sukabumi yang terjadi pada tanggal 9 Februari 1975.
Gempa 1975 di Sukabumi ini menghancurkan ribuan rumah. Getaran Gempa Sukabumi ini terjadi pukul 11,45 menit 5 detik diikuti 13,56 menit 7 detik dan terakhir 22,36 menit 21 detik dengan fokus (hiposentrum) samudera Hindia yang terletak pada 105,6 BT dan 7,4 LS. Pusat Gempa Sukabumi 1975 berjarak 180 km dari kota Jakarta dan berkekuatan 6,3 Skala Richter, namun dalam laporan lain juga menyebutkan sekitar 5,3 Skala Richter.
Kecamatan Kabandungan - Kalapa Nunggal, Kabupaten Sukabumi dan sekitarnya diketahui masuk dalam wilayah yang memiliki potensi risiko gempa bumi tinggi. Sebab, lokasi ini berdekatan dengan Sesar Cimandiri dan sesar kluster Bogor.
"Gempa tersebut juga terasa sampai Kalapanunggal dan menewaskan 1 orang," tutur Irman yang juga penulis buku 'Soekaboemi The Untold Story'.
Baca Juga: Kaleidoskop Bencana Longsor di Sukabumi Sepanjang Tahun 2024
Adapun lokasi terdampak parah Gempa tahun 1975 di Sukabumi terdiri dari Kecamatan Cibadak, Cicurug, Parungkuda. Kala itu, ribuan orang kehilangan tempat tinggal, harta dan nafkahnya.
Dalam laporan awal sekitar 6.705 Kepala Keluarga (KK) menjadi korban, dan 2 orang dinyatakan meninggal dunia. Laporan selanjutnya yakni 6 orang meninggal dunia dan sebanyak 2.000 rumah hancur akibat gempa tahun 1975 silam.
Sementara dari segi infrastruktur, yaitu 2 jembatan kereta api rusak serta retakan tanah dan longsor di jalur Kereta Api menyebabkan rel kereta api rusak dan jalur Kereta Api Sukabumi-Bogor terputus.
Di Cibadak, Rumah sakit dan pasar darurat hancur, serta sambungan telepon di beberapa kecamatan terputus. Para korban mengungsi sebagian di Gedung sekolah yang masih utuh, sebagian menggunakan tenda.
Kekhawatiran masyarakat tak berhenti sampai disitu, melainkan bertambah karena asap tebal sudah mengepul dari kawah Gunung Salak, 25 km sebelah barat Sukabumi, selama beberapa hari. Dua letusan kecil telah dilaporkan terjadi di gunung setinggi lebih dari 2.200 meter, yang sudah tidak aktif selama beberapa tahun.