SUKABUMIUPDATE.com - Fakta-fakta baru terkait insiden penyiraman air keras yang dilakukan oleh GG (59 tahun) kepada Dedeh Kurniasih (46 tahun), di Kampung Dukuh Nara, Desa Pawenang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, diungkap warga setempat.
Apendi (72 tahun), tetangga sekaligus menjadi korban terkena cipratan air keras, menceritakan kronologi kejadian yang membuat warga sekitar gempar. Ia menyebut mulanya terdengar teriakan dari dalam rumah korban. "Ada yang teriak panas-panas, saya kira anak-anak sedang main. Tapi ternyata bukan," ujarnya, kepada sukabumiupdate.com, Senin (30/12/2024).
Merasa ada yang tidak beres, Apendi yang rumahnya tak jauh dari tempat kejadian langsung menuju rumah korban. Saat tiba, ia melihat korban sudah disiram air keras.
“Korban sudah dibawa ke rumah tetangga karena kondisinya parah. Tidak lama, anak tiri pelaku dan pelaku sendiri terlibat baku hantam. Warga, termasuk saya, berusaha melerai,” jelasnya.
Namun, saat memisahkan mereka, Apendi tidak sadar bahwa air keras sudah tercecer di lantai rumah. “Saat menginjak lantai, kaki terasa panas. Dikira oli yang tercecer. Baru sadar setelah saya terkena cipratan di betis kanan,” katanya.
Baca Juga: Pria Sukabumi Penyiram Air Keras ke Istri dan Anak Tiri Terancam 10 Tahun Penjara
Untuk mengobati lukanya, ia sempat pulang ke rumah dan mengoleskan oli bekas pada lukanya.Apendi kembali ke lokasi dan mendapati korban, Dedeh, mengeluhkan kondisi penglihatannya. "Dia bilang ke saya, ‘Waduh, saya udah nggak bisa lihat, Bah.’ Pakaiannya juga sudah rusak terkena air keras," ungkapnya.
Merasa khawatir pelaku melarikan diri, Apendi meminta pemuda setempat untuk menangkap GG. “Saya bilang ke anak-anak muda supaya menahan dia. Akhirnya, mereka berhasil mengamankan pelaku,” tuturnya.
Saat dimintai keterangan, GG mengaku nekat melakukan aksi tersebut karena emosi terhadap Dedeh. “Katanya Dedeh bercanda dengan laki-laki lain lewat aplikasi perpesanan. Pelaku merasa kesal dan tidak berpikir panjang,” terang Apendi.
GG juga mengaku bahwa ia dan Dedeh sudah bercerai, namun masih tinggal serumah. Namun, informasi tersebut baru diketahui Apendi baru-baru ini.
“Informasinya, pelaku ingin rujuk tapi ditolak. Malah Dedeh mengirimkan bukti chat candaan dengan lelaki lain saat GG sedang bekerja. Ini yang membuatnya gelap mata,” jelas Apendi.
Lebih lanjut, Apendi mengungkap adanya dugaan rencana pembunuhan sebelum kejadian. “Pelaku sempat mencampur racun tikus ke sambal di cobek dan air minum. Untungnya tidak sempat dikonsumsi korban,” ujarnya.
Menurutnya barang bukti berupa cobek, pisau, dan racun tikus kini telah diamankan oleh pihak kepolisian hingga pelaku akhirnya menyerahkan diri.
"Dia bilang mau tanggung jawab dan tidak akan kabur. Lalu, petugas desa bersama aparat kepolisian menggiringnya ke Polsek Nagrak," pungkasnya.
Kasus ini masih dalam penanganan Polres Sukabumi. Sementara itu, korban Dedeh dan anak keduanya masih dirawat intensif di RSUD Sekarwangi Cibadak akibat luka bakar serius.