SUKABUMIUPDATE.com - Dua orang korban penyiraman air keras yang dilakukan oleh Gagan atau GG (59 tahun) masih menjalani perawatan intensif di RSUD Sekarwangi, Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Keduanya mengalami luka bakar serius.
Informasi yang dihimpun, dalam kejadian ini ada empat orang korban yang dilarikan ke rumah sakit. Mereka adalah Dedeh Kurniasih (46 tahun), Angga Juliana Suakir (12 tahun), M. Sarif Alfian (18 tahun) hingga Daffa (4 tahun). Keempatnya merupakan istri, anak tiri dan cucu dari Gagan.
Dedeh dan Angga masih harus mendapatkan penanganan medis di RS, sedangkan Sarif dan Daffa sudah dipulangkan karena kondisinya sudah dianggap stabil.
"Dua korban sudah diperbolehkan pulang, sementara dua lainnya, yakni Dedeh dan anak keduanya, masih menjalani perawatan intensif," ujar Humas RSUD Sekarwangi, Muhammad Rizal Perdana kepada sukabumiupdate.com, Senin (30/12/2024).
Rizal menjelaskan bahwa Dedeh mengalami luka bakar serius hingga 45 persen di tubuhnya, termasuk pada bagian mata yang terkena siraman air keras.
Selain Dedeh, sambung Rizal, anaknya yang berusia 12 tahun juga masih menjalani perawatan akibat luka bakar sebesar 13 persen.
Baca Juga: Pakai Asam Sulfat, Polisi Sebut Pria Sukabumi Siram Air Keras ke Istri-Anak Tiri Terencana
Rizal menyebut kondisi Dedeh memerlukan tindakan bedah yang melibatkan dua dokter spesialis, yakni dokter mata dan dokter bedah. Namun, tindakan operasi sempat ditunda karena beberapa pertimbangan medis dan diskusi dengan keluarga pasien.
"Rencana rujukan ke rumah sakit dengan fasilitas bedah plastik juga belum ditentukan. Keluarga pasien sempat menyampaikan keinginan agar korban dirawat di RSUD Sekarwangi saja," tandasnya.
Sebelumnya, Kapolres Sukabumi, AKBP Samian mengatakan, peristiwa ini terjadi di Kampung Dukuh Nara Rt 027/005, Desa Pawenang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Minggu pagi 29 Desember 2024.
Samian mengungkapkan bahwa motif Gagan melakukan penganiayaan kepada keluarganya tersebut didasari oleh rasa cemburu. Pelaku cemburu usai melihat istrinya saling bertukar pesan dengan lelaki lain.
"Pelaku mencurigai istrinya memiliki hubungan dengan pria lain. Ia bahkan merencanakan serangan ini jauh-jauh hari dengan membeli air keras," kata Samian kepada awak media di RSUD Sekarwangi.
Samian mengatakan, air keras yang disiramkan pelaku berjenis cairan asam sulfat (H2SO4) 98%. "Sehingga percikannya pun itu sudah melukai," tuturnya.
Lebih lanjut ia menyebut hingga saat ini pihaknya masih menyelidiki sumber pembelian air keras yang digunakan pelaku. "Masih kita dalami beli dari mana," jelasnya.
Samian menegaskan bahwa pelaku akan diproses hukum sesuai aturan yang berlaku.
"Kami akan menangani kasus ini secara profesional dan proporsional. Peristiwa ini menjadi pembelajaran agar masyarakat lebih tenang dan tidak mengambil langkah ekstrem dalam menghadapi kesalahpahaman," tegasnya.
Sementara itu Ketua RT 27, Ujang Nandar, mengungkapkan bahwa dalam kejadian ini, Dedeh dan Angga mengalami luka yang paling parah.
"Yang parah itu Dedeh dan anak bungsunya. Sementara anak yang besar, Sarif, terkena air keras dari paha ke bawah, mungkin karena berantem dengan pelaku," jelasnya.
Selain keluarga korban, dua tetangga yang mencoba melerai, yakni Apandi dan Misbahudin, turut terkena cipratan air keras. Misbahudin mengalami luka ringan dan jatuh saat mencoba melerai pertikaian. "Misbahudin yang juga menjadi saksi dan harus jalan ke polres, jadi kasihan juga," katanya.
Sementara itu, Apandi mengalami luka pada kaki kanannya akibat cipratan cairan tersebut. Bantuan pengobatan bagi para korban datang dari berbagai pihak, Dinas, Kepolisian, serta perangkat desa dan kecamatan.
"Harapan sekarang tinggal kesembuhan mereka dan penegakan hukum terhadap pelaku," pungkasnya.
Terpisah, Ai Ratna Dewi (20 tahun), putri sulung dari Dedeh mengatakan kejadian ini terjadi usai pelaku yang merupakan ayah tirinya itu baru pulang kerja sebagai sopir.
“Mama sedang menjemur pakaian, tiba-tiba dia masuk rumah dan langsung menyiramkan air keras ke mama. Anak-anak yang mencoba menolong juga terkena,” ungkap Ai.
Selain Dedeh dan dua anaknya, putra Ai yang berusia 4 tahun serta dua tetangga, Misbahudin serta Apandi, ikut terkena cipratan air kimia. Termasuk pelaku Gagan sendiri. Sehingga total ada 7 orang yang terluka karena kejadian ini.
“Tetangga masuk karena mendengar keributan. Tapi malah kena juga. Saya berharap pelaku mendapat hukuman yang setimpal,” katanya.