SUKABUMIUPDATE.com - Fakta baru terungkap dalam kasus penyiraman air keras yang dilakukan Gagan atau GG (59 tahun) terhadap keluarganya di Kampung Dukuh Nara, Desa Pawenang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi. Diduga, aksi keji ini dilakukan Gagan secara terencana.
Diketahui akibat peristiwa yang terjadi pada Minggu pagi 29 Desember 2024 tersebut, tujuh orang mengalami luka dengan tiga diantaranya mengalami luka bakar serius.
Selain Gagan, mereka yang terkena cipratan air kimia ini adalah istrinya bernama Dedeh Kurniasih (46 tahun), dua anak tiri Gagan, dua orang tetangga hingga anak berusia 4 tahun yang tak lain cucu dari Gagan sendiri.
Kapolres Sukabumi, AKBP Samian, mengungkapkan bahwa motif pelaku melakukan penganiayaan tersebut didasari oleh rasa cemburu.
"Pelaku mencurigai istrinya memiliki hubungan dengan pria lain. Ia bahkan merencanakan serangan ini jauh-jauh hari dengan membeli air keras," kata Samian kepada awak media, Senin (30/12/2024).
Baca Juga: Detik-detik Pria Sukabumi Nekat Siram Air Keras ke Istri dan Anak Tiri Gegara Cemburu
Samian mengatakan, air keras yang disiramkan pelaku berjenis cairan asam sulfat (H2SO4) 98%. "Sehingga percikannya pun itu sudah melukai," tuturnya.
Lebih lanjut ia menyebut hingga saat ini pihaknya masih menyelidiki sumber pembelian air keras yang digunakan pelaku. "Masih kita dalami beli dari mana," jelasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa tiga korban mengalami luka serius akibat serangan tersebut, yakni Dedeh, Angga Juliana Suakir (12 tahun) dan Sarif Alfian (18 tahun). Ketiganya kini tengah menjalani perawatan intensif di RSUD Sekarwangi Cibadak. Sedangkan korban lain mengalami luka tergolong ringan sehingga bisa pengobatan jalan.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit untuk memastikan korban mendapatkan penanganan medis maksimal agar kondisinya cepat pulih," ujarnya.
Samian menegaskan bahwa pelaku akan diproses hukum sesuai aturan yang berlaku.
"Kami akan menangani kasus ini secara profesional dan proporsional. Peristiwa ini menjadi pembelajaran agar masyarakat lebih tenang dan tidak mengambil langkah ekstrem dalam menghadapi kesalahpahaman," tegasnya.
Sementara itu Ujang Nandar Ketua RT 27, mengungkapkan bahwa Gagan dikenal sebagai warga yang jarang berinteraksi dengan tetangga. “Pak Gagan kesehariannya bekerja sebagai sopir di Jakarta. Kalau pulang, biasanya hanya hari Minggu. Kami hanya saling sapa ketika dia lewat,” ujar Gagan saat ditemui sukabumiupdate.com.
Di mata warga, Gagan tidak menunjukkan gelagat mencurigakan. Meski jarang berbicara dengan tetangga, ia terkadang ikut dalam acara lingkungan seperti perayaan 17 Agustus. “Dia jarang ngobrol sama warga, tapi kalau ada acara kadang hadir,” jelas Ujang.
Menurut Ujang, Gagan menikah dengan Dedeh sekitar tiga tahun lalu dan belum dikaruniai anak. Selama ini, tidak pernah terdengar kabar keributan dari rumah tangga mereka. “Saya tahunya mereka baik-baik saja. Tidak pernah ada masalah besar sampai kejadian ini. Semua warga jadi gempar,” tuturnya.
Aksi penyiraman air keras ini, kata Ujang, terjadi segera setelah Gagan pulang kerja. Tanpa banyak bicara, ia langsung menyerang Dedeh dan kedua anak tirinya. Akibat kejadian tersebut, ketiganya mengalami luka bakar dan saat ini menjalani perawatan intensif di RSUD Sekarwangi.
Ujang mengaku tidak mengetahui secara pasti masalah yang terjadi dalam keluarga tersebut. “Kalau soal masalah keluarga, saya tidak tahu. Tapi, selama ini tidak ada keributan yang terdengar. Baru kali ini saja, itu pun langsung menggemparkan,” katanya.
Berdasarkan informasi yang beredar, Gagan diduga membawa air keras dari luar rumah, yang menurut Ujang kemungkinan besar dibeli secara online. “Katanya anaknya sempat mengajarkan Gagan cara belanja online. Jadi, walaupun sudah tua, dia tahu cara pesan barang dari internet,” ungkap Ujang.