Kabar Terkini Pemekaran Sukabumi Utara, Usai Mendagri-DPD Bahas Moratorium

Selasa 24 Desember 2024, 18:38 WIB
Peta Kabupaten Sukabumi | Foto : Dok/SU

Peta Kabupaten Sukabumi | Foto : Dok/SU

SUKABUMIUPDATE.com - Daerah Otonomi Baru (DOB) Sukabumi Utara kini memasuki babak baru setelah mengemuka dalam pembahasan mengenai moratorium pemekaran dalam rapat kerja Kemendagri bersama Komite I DPD RI, pada 10 Desember 2024, di Senayan, Jakarta.

Anggota Komite I DPD RI dari Jawa Barat, Aanya Rina Casmayanti, mengkonfirmasi bahwa Kabupaten Sukabumi Utara merupakan salah satu dari delapan Calon Persiapan Daerah Otonomi Batu (CPDOB) yang telah diusulkan oleh Pemprov dan DPRD Jawa Barat ke Kemendagri. Kedelapan CPDOB tersebut layak dimekarkan karena sudah memenuhi syarat administrasi dan faktual.

Menurut Aanya, pihaknya kini tengah berupaya agar kedelapan CPDOB di Jawa Barat tersebut, termasuk Kabupaten Sukabumi Utara untuk mendapat perhatian serius dari Kemendagri.

"Jadi yang diajukan ke Kemendagri itu ada 15 (usulan pemekaran), 8 (diantaranya) yang saya paparkan merupakan usulan dari DPRD, sampai saat ini on proses. Bismillah semoga terealisasi," kata Aanya kepada sukabumiupdate.com melakui aplikasi perpesanan, Selasa (23/12/2024).

Aanya juga menyampaikan klarifikasi bahwa sebelumnya dalam rapat bersama Kemendagri ia menyebut delapan CPDOB di Jawa Barat diantaranya Kabupaten Sukabumi Selatan. Padahal seharusnya Kabupaten Sukabumi Utara.

Diketahui, senator yang berlatar belakang konsultan kecantikan itu meminta kepada Mendagri agar memproses dengan segera delapan DOB kabupaten/kota di Jawa Barat yang sudah memenuhi syarat administrasi.

"Usul kami dari Jawa Barat mohon agar usul delapan (8) DOB yang sudah disampaikan ke Kemendagri dari Pemprov dan DPRD Jabar mohon agar segera ada solusi karena telah memenuhi syarat administasi dan faktual. Pemprov dan DPRD Jabar sudah mengusulkan delapan calon persiapan daerah otonomi baru (CPDOB) yaitu: Bogor Barat, Sukabumi Selatan, Garut Selatan, Bogor Timur, Indramayu Barat, Tasikmalaya Selatan, Cianjur Selatan, dan Garut Utara," tegasnya.

"Ya saya salah sebut seharusnya Sukabumi Utara, mohon maaf," tukasnya.

Baca Juga: Kabar Sukabumi Utara? Tanpa Cabut Moratorium 9 Kabupaten Baru di Jabar Hanya Wacana

Baca Juga: Mendagri Bahas DOB Pemekaran, DPD Usulkan Moratorium Terbatas untuk Sukabumi Selatan

Sebelumnya diberitakan sukabumiupdate.com, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya, menyampaikan bahwa Kemendagri menerima banyak usulan terkait pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) dan pencabutan moratorium.

"Kemendagri ini juga menerima banyak sekali usulan yang juga meminta agar moratorium DOB dihentikan, begitu, karena cukup banyak permintaan (DOB)," kata Bima Arya dalam rapat kerja bersama Komite I DPD RI di Senayan, Jakarta, seperti dikutip sukabumiupdate.com dari tayangan Youtube DPD RI, Senin (16/12/2024).

Menurut data yang disajikan dalam rapat tersebut, terdapat 337 usulan DOB yang terdiri dari 42 usulan untuk pemekaran provinsi, 248 untuk pemekaran kabupaten, 36 untuk pemekaran kota, serta 6 untuk Daerah Istimewa dan 5 untuk Otonomi Khusus. Di Provinsi Jawa Barat, misalnya, tercatat ada 21 usulan DOB, yang meliputi 3 usulan untuk pemekaran provinsi, 15 untuk pemekaran kabupaten, 2 untuk pemekaran kota, dan 1 untuk daerah istimewa.

Bima Arya melanjutkan pihaknya lalu berdiskusi mengenai usulan pencabutan moratorium tersebut. Pihaknya mengkaji sejarah hingga pertimbangan usulan pemekaran DOB di tiap wilayah.

"Beberapa kali memang terjadi pembicaraan atau diskusi apakah sudah waktunya kita membuka keran DOB tadi. Nah ini kalau kita mengacu kepada data-data sejarah pertimbangan usulan daerah, ini ada beberapa catatan di sini, Bapak/Ibu, ya," kata Bima.

Baca Juga: Dicurhati Soal Pemekaran Pajampangan, Anggota DPRD Sukabumi saat Silaturahmi Akbar

Bima menyebut jika moratorium itu dicabut, pemekaran akan dilakukan secara terbatas dengan betul-betul mempertimbangkan kaitan kepentingan strategis nasional. Sebab, kata dia, banyak DOB yang perkembangannya tidak memenuhi target dan masih bergantung pada pusat.

"Jadi apabila kebijakan moratorium dicabut maka disepakati pembentukan daerah dilakukan secara terbatas, dan betul-betul berkaitan dengan kepentingan yang sifatnya strategis nasional. Jadi kita masih berpegang pada kesepakatan ini, mengingat juga banyak DOB yang bisa dikatakan tidak memenuhi target, karena pembiayaannya besar, ketergantungan pada pusat besar, tetapi kemudian tidak berkembangan sesuai dengan target, ada DOB yang baik, tapi banyak juga DOB yang tidak maksimal, "Kita membutuhkan kajian matang jika ingin membuka DOB tadi," " jelas Bima.

Bima menuturkan saat ini pemerintah pusat sedang membutuhkan anggaran yang cukup besar untuk merealisasikan program-program nasional. Salah satunya kedaulatan pangan.

"Karena tentunya saat ini kita membutuhkan banyak anggaran untuk membiayai program-program prioritas nasional, banyak sekali kedaulatan pangan, dan lain-lain. Dan tentunya pembiayaan DOB itu juga harus kita hitung sejauh mana itu bisa tetap mendukung kebijakan-kebijakan nasional tadi," terang Bima.

"Jadi saya kira sangat tepat untuk bersama-sama mengevaluasi DOB ini, apakah sudah urgent, daerah mana dan kriteria apa yang memungkinkan DOB itu kembali dibuka, beberapa daerah memerlukan pemekaran (karena terlalu luas) beberapa kabupaten di Jawa Barat saya tahu persis (kabupaten Bogor luar biasa yang jumlah (penduduknya) hampir 6 juta ), agak kesulitan sehingga kontrolnya terlalu jauh. Jadi beberapa daerah memerlukan kajian khusus yang panjang tapi beberapa daerah itu sudah memiliki kajian dan tinggal diambil keputusan," tuturnya.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyampaikan, bahwa Mendagri tidak bisa mengambil keputusan sendiri (terkait keuangan) sehingga perlu ada komunikasi dengan Menteri Keuangan, apakah ada ruang fiskal dari kemendagri kami pasti mendukung

Sementara Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyampaikan bahwa moratorium yang dimulai sejak 2014 dibawah kepemimpinan SBY-JK, dan salah satu dasar pengehentiannya (moratorium) alasannya adalah penganggaran.

Kemudian, kata Tito, pada pemerintah Jokowi sudah ada niat pembukaan moratorium dengan skala prioritas khususnya di Papua dan wilayah lainnya sempat akan dibuka (moratorium). Tapi kemudian terjadi terjadi bencana nasional Covid19 yang menyebabkan anggaran negara terkuras dengan menghabiskan hampir 1000 triliun untuk penangan Covid dan pemulihan ekonomi.

"Jadi nanti kalau ada (pembukaan) moratorium kami yakin hambatan utamanya adalah keuangan, hambatan yang keduanya adalah penentuan skala prioritas," kata Tito.

"Saya sebagai Mendagri tidak bisa mengambil langkah sendiri, karena soal keuangan bukan Mendagri. Jadi nanti harus ditanya kepada menteri keuangan apakah ada ruang fiskal yang bisa membuka moratorium dengan skala prioritas," imbuhnya.

"Selanjutnya, yang kedua mungkin harus ada pembicaraan dengan Presiden/Wakil Presiden sebagai ketua Dewan Pertimbangan Otonomi Daeah (DPOD), karena (kebijakan membuka moratorium pemekaran) memerlukan lintas instansi dibawah koordinasi Presiden/Wakil Presiden," pungkasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi Memilih31 Januari 2025, 02:09 WIB

Termasuk Sukabumi, Nasib 11 Sengketa Pilkada Di Jabar Diputuskan 4-5 Februari

Mahkamah Konstitusi (MK) dijadwalkan akan membacakan putusan dismissal terhadap setiap sengketa Pilkada 2024. Dari seluruh sengketa yang ada, sebelas diantaranya terjadi di Jawa Barat, pada 4-5 Februari 2025.
Hakim MK dalam sidang perdana sengketa hasil Pilbup Sukabumi 2024. (Sumber : YouTube/Mahkamah Konstitusi)
Keuangan30 Januari 2025, 22:49 WIB

Fokus 3 Program Prioritas, Pemprov Jabar Kaji Efisiensi APBD 2025 hingga Rp4 Triliun

3 Program yang menjadi prioritas Pemprov Jabar di APBD 2025 adalah pembangunan jalan, elektrifikasi dan pembangunan ruang kelas baru.
Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin saat memimpin rapat pembahasan tindak lanjut Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi APBD 2025, Kamis (30/1/2025). | Foto: Humas Jabar
Sukabumi30 Januari 2025, 22:41 WIB

Izin Tak Kunjung Diurus, DPMPTSP Sukabumi Tegas Minta Proyek Tambak Udang Di Minajaya Ditunda

Kepala DPMPTSP Kabupaten Sukabumi, Ali Iskandar, mengatakan surat teguran tertulis sudah dilayangkan sebanyak dua kali kepada pihak perusahaan PT. Berkah Semesta Alam selaku pengembang proyek Pembesaran Crustasea Air Payau.
Lokasi proyek tambak udak di Minajaya, Desa Buniwangi, Surade, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Aplikasi30 Januari 2025, 22:33 WIB

Dinkes Kabupaten Sukabumi Sosialisasi Penggunaan e-Katalog Versi 6.0, Ini Tujuannya

Sosialisasi ini agar proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan Dinas Kesehatan dapat berjalan sesuai aturan yang berlaku.
Kegiatan sosialisasi Dinkes Kabupaten Sukabumi terkait implementasi e-Katalog versi 6.0 (Sumber Foto: Turangga Anom)
Sukabumi30 Januari 2025, 21:30 WIB

Kades Di Lengkong Sukabumi Kembali Didemo Soal ADD, DPMD Minta Warga Tunggu Hasil Inspektorat

Aksi demontrasi warga ini merupakan kedua kalinya menuntut transparansi penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD), serta PBB.
Kepala Bidang Pemerintahan Desa DPMD Kabupaten Sukabumi, Hodan Firmansyah saat memberikan penjelasan kepada para demonstran | Foto : Ragil Gilang
Kecantikan30 Januari 2025, 21:00 WIB

6 Manfaat Eksfoliasi Sebelum Tidur Malam, Bantu Kulit Tampak Lebih Cerah!

Meski bagus untuk dilakukan, jangan Eksfoliasi terlalu sering, namun cukup 2-3 kali seminggu agar kulit tidak iritasi.
Ilustrasi. Eksfoliasi membantu mengangkat sel-sel kulit mati yang menumpuk di permukaan kulit. (Sumber : Freepik/@freepik)
DPRD Kab. Sukabumi30 Januari 2025, 20:58 WIB

Dalam Bentuk 4 Komitmen, DPRD Kawal Aspirasi Guru Honorer R3 Kabupaten Sukabumi

DPRD Kabupaten Sukabumi memahami apa aspirasi para guru honorer R3 dan siap memperjuangkan kepastian hukum bagi mereka.
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali saat menunjukan hasil kesepakatan audiensi dengan perwakilan forum guru honorer R3. (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi30 Januari 2025, 20:27 WIB

Penyerahan Ijazah Gratis Tuai Kekhawatiran dari Kepsek Sekolah Swasta di Sukabumi

Kebijakan Gubernur Jabar terpilih Dedi Mulyadi soal penyerahan ijazah gratis disebut bisa matikan sekolah swasta jika tidak dibarengi dengan solusi yang bijak.
Kepala SMK Jamiyyatul Aulad Palabuhanratu Sukabumi, Andriana (kiri), saat menyerahkan ijazah gratis kepada siswanya, Kamis (30/1/2025). Hal itu sesuai permintaan Dedi Mulyadi. (Sumber Foto: Istimewa)
Sukabumi30 Januari 2025, 20:24 WIB

Pengunjung Minta Maaf Usai Viral, Akui Tak Sengaja Keluhkan Tarif Di Pantai Citepus Sukabumi

Setelah video tersebut viral dan memicu banyak reaksi dari warga, pengunggah video yang diketahui bernama NH (38), seorang warga Desa Gunung Karamat, Kecamatan Cisolok, akhirnya memberikan klarifikasi dan meminta maaf
Pengunjung Pantai RTH Citepus Palabuhanratu Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Musik30 Januari 2025, 20:00 WIB

16 Konser Musisi Internasional di Jakarta pada Februari 2025, Setiap Minggu Ada

Februari 2025 menjadi bulan cukup padat untuk Indonesia karena akan ada konser dari musisi Internasional baik itu Korea Selatan maupun Amerika Serikat.
16 Konser Musisi Internasional di Jakarta pada Februari 2025, Setiap Minggu Ada (Sumber : Instagram/@mecimapro)