SUKABUMIUPDATE.com - Kalibunder, bersama Pabuaran dan Tegalbuleud adalah tiga kecamatan di Kabupaten Sukabumi yang status tanggap darurat pasca banjir, longsor, dan pergerakan tanah diperpanjang oleh pemerintah. Kalibunder mengalami kerusakan signifikan pada infrastruktur, fasilitas umum, lahan pertanian dan fasilitas lainnya dari bencana 4 Desember 2024.
Taofik Nurhadi, Sekretaris Camat (Sekmat) Kalibunder, menjelaskan jika bencana tersebut benar-benar banyak menimbulkan ini kehancuran, termasuk sejumlah sarana vital.
Baca Juga: 7 Tips Liburan Hemat di Destinasi Wisata Populer
“Kerusakan berat terjadi pada kantor Desa Sukaluyu, jalan desa, irigasi, jembatan gantung, hingga sarana ibadah yang tersebar di beberapa desa, seperti Sukaluyu, Cimahpar, Sekarsari, Balekambang, dan Bojong. Total 26,7 hektare sawah dan 22 hektar perkebunan juga terdampak, tanah habis tergerus luapan Sungai Ciawitali,” ujar Taofik kepada sukabumiupdate.com, Selasa 24/12/2024.
Kantor Desa Sukaluyu mengalami rusak berat, sambung Taofik. Jalan desa hampir di seluruh wilayah penghubung antar kampung juga rusak, seperti Jalan Tegalega di Sukaluyu dan Jalan Karanggenteng-Tonjong di Kalibunder.
Baca Juga: 24 Wisatawan Terjatuh! Jembatan Penyeberangan di TNGHS Cidahu Sukabumi Ambruk
"Juga irigasi. Di Tegalega dan Ciguha sistem irigasi rusak parah, menghambat aliran air ke area pertanian. Jembatan gantung banyak yang putus, seperti jembatan Leuwi Reming penghubung Pasar-Kampung Batudatar. Sarana Ibadah, masjid dan madrasah di Kampung Bojong Jengkol, Desa Cimahpar, mengalami rusak berat," terangnya.
Taofik menambahkan bahwa saat ini pemerintah daerah terus melakukan upaya pemulihan bersama para pemangku kepentingan lainnya, termasuk pemerintah desa dan komunitas lokal. "Hari ini, Pak Camat sedang mengikuti rapat koordinasi di kabupaten. Kami berharap status tanggap darurat ini dapat segera memasuki tahap transisi pemulihan," jelasnya.
Baca Juga: Ayep Zaki dan Muraz Kompak Bicara Gerakan Wakaf Tunai di Sukabumi
Bantuan logistik dan rehabilitasi infrastruktur menjadi prioritas utama. Pemerintah setempat juga terus mendistribusikan bantuan kepada warga terdampak yang tersebar di berbagai wilayah. "Kami bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan kebutuhan warga terpenuhi, terutama di daerah-daerah yang sulit diakses akibat kerusakan jalan dan jembatan," tambah Taofik.
Dampak bencana ini juga dirasakan oleh para petani. Sebagian besar sawah yang baru saja ditanami rusak total akibat tanah tergerus. "Lahan pertanian menjadi prioritas pemulihan karena menjadi sumber penghidupan utama bagi warga di sini," pungkas Taofik.
Baca Juga: 99 Tahun Lalu, AIMEM Jadi Perusahaan Tambang Pertama yang Mengeksplorasi Sukabumi
Masa Transisi
Bencana alam ini berdasarkan data BPBD Kabupaten Sukabumi, terjadi di 39 Kecamatan dan 202 Desa. Untuk seluruh wilayah masa tanggap darurat berlaku untuk 14 hari (dua kali). Selanjutnya 36 Kecamatan mulai masuk masa transisi, namun Kalibunder bersama Pabuaran dan Tegalbuleud masih berstatus tanggap darurat akibat kerusakan masif yang terjadi.