SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah Kabupaten Sukabumi mempercepat pemulihan infrastruktur terdampak bencana hidrometeorologi basah di tiga wilayah yang masih berstatus tanggap darurat, antara lain Kecamatan Tegalbuleud, Kalibunder, dan Pabuaran.
Hal itu disampaikan Bupati Sukabumi Marwan Hamami saat mengunjungi lokasi yang terisolir bencana di Desa Sirnamekar Kecamatan Tegalbuleud dan Desa Balekambang Kecamatan Kalibunder, Sabtu (21/12/2024).
Marwan mengatakan, peninjauan tersebut untuk mensinkronisasikan percepatan penanganan, terutama akses menuju desa yang terdampak. Oleh karena itu pihak BPBD Kabupaten Sukabumi bersama unsur Polri dan TNI saat ini tengah fokus memulihkan akses masyarakat agar kembali normal.
"Mudah-mudahan dalam satu minggu ini persoalan yang dihadapi terutama dari sisi infrastruktur bisa terakses oleh mobilisasi masyarakat," ujarnya.
Baca Juga: Dinas PU Sukabumi Sebut Pemulihan Infrastruktur Pascabencana Butuh Lebih dari Rp189 Miliar
Sementara itu, Dandim 0622/Kabupaten Sukabumi, Letkol Kav. Andhi Ardana Valeriandra menuturkan, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan asesmen untuk kondisi rumah yang terdampak. Baik rumah dengan kondisi rusak berat, sedang maupun ringan.
"Bagi rumah yang terdampak berat nanti kita akan lakukan relokasi ketempat yang lebih aman,"singkatnya.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Sukabumi beserta jajaran menyerahkan bantuan secara simbolis kepada warga yang terdampak dan masih mengungsi di posko pengungsian.
Sebelumnya pada Selasa 17 Desember 2024 lalu, Bupati Marwan mengatakan bahwa dari 39 kecamatan yang terdampak bencana, hanya tersisa tiga kecamatan yang statusnya tetap di tanggap darurat bencana. Sedangkan 36 kecamatan lain memasuki masa transisi.
"Setelah dua pekan menetapkan tanggap darurat bencana dan mengevalusinya, sehingga sebagian besar masuk ke transisi. Hanya Kecamatan Kalibunder, Tegalbuleud, dan Pabuaran yang masih berstatus tanggap darurat bencana," kata Marwan usai rapat koordinasi tanggap darurat bencana dalam rangka evaluasi penanganan bencana di Kabupaten Sukabumi di Pendopo.
Baca Juga: Terisolasi Longsor, Warga Sirnamekar Sukabumi Gotong-royong Buka Akses Jalan Baru
Baca Juga: Akses Jalan Banyak Terputus, Status Tanggap Darurat Bencana Di Kalibunder Sukabumi Diperpanjang
Tersisanya tiga kecamatan yang masih berstatus tanggap darurat bencana, menurut Marwan karena infrastruktur yang belum normal. Selain itu, masih banyak pengungsi di posko.
"Kita akan menyelesaikan infrastruktur yang masih belum normal. Ditambah beberapa persoalan dasar lainnya. Sehingga ditetapan tanggap darurat bencana untuk tiga kecamatan tersebut," ucapnya.
Tanggap darurat ini akan berlangsung selama tujuh hari ke depan. Di mana, di hari ke tujuh akan kembali dievaluasi untuk menentukan status kebencanaannya.
"Setelah ditetapkan, nanti yang tiga kecamatan ini kita evaluasi lagi," ungkapnya
Baca Juga: Hampir Rp 200 M! Kerugian Akibat Bencana Sukabumi, 23 Ribu Jiwa Terdampak
Sementara 36 kecamatan lainnya ditetapkan untuk masuk ke masa transisi lantaran telah memenuhi kriteria. Hal itu seperti pencarian dan pertolongan sudah tidak ada, evakuasi sudah tak ada, aksebilitas sebagian besar telah tertangani, pengungsi telah terlayani dengan baik, hingga pemicu bencana dalam hal ini hujan, intensitasnya sudah mulai mengecil.
"Berdasarkan kriteria itulah, kita memilih masuk ke masa transisi. Masa transisi ini berlangsung sekitar tiga sampai enam bulan," bebernya.
Dalam kesempatan tersebut, Marwan berterima kasih terhadap semua pihak yang telah membantu. Sehingga, sebagian besar bencana di Kabupaten Sukabumi bisa tertangani dengan baik.
"Terima kasih untuk semua yang telah banyak membantu," pungkasnya.
Sumber: Diskominfosan Kab. Sukabumi.