Bantah Jadi Biang Kerok Bencana, Ini Klarifikasi dari 2 Perusahaan Tambang di Sukabumi

Jumat 20 Desember 2024, 23:02 WIB
Aktivitas tambang di Kabupaten Sukabumi yang terlihat dari citra satelit. (Sumber Foto: Google Maps/Net)

Aktivitas tambang di Kabupaten Sukabumi yang terlihat dari citra satelit. (Sumber Foto: Google Maps/Net)

SUKABUMIUPDATE.com - Dua perusahaan tambang, PT GMB dan PT Golden Pricindo Indah (GPI), buka suara atas tudingan bahwa aktivitas pertambangan jadi biang kerok atau penyebab bencana alam dahsyat yang mengepung Kabupaten Sukabumi pada awal Desember 2024 lalu.

Selepas memenuhi panggilan klarifikasi oleh Polres Sukabumi pada Jumat (20/12/2024), dua perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi itu membantah tudingan yang kini tengah ramai diperbincangkan masyarakat tersebut.

Direktur PT GMB, Rusli Beramsyah, mengungkapkan rasa prihatin terhadap bencana yang melanda Sukabumi ini sembari menegaskan bahwa aktivitas perusahaannya bukan penyebab kerusakan lingkungan.

"Kami sangat yakin bahwa bencana ini tidak disebabkan oleh pertambangan kami. Kami melakukan semua kegiatan sesuai dengan peraturan yang ada, dan semua kegiatan penambangan kami terukur dan terencana," kata Rusli kepada awak media di Polres Sukabumi, Palabuhanratu.

Rusli menyebut PT GMB memiliki izin aktivitas pertambangan Galena (timah hitam dan seng) hingga tahun 2030 dengan luas konsesi 100 hektar, di mana hanya sekitar 7-8 hektar yang aktif digunakan.

Baca Juga: Perlu Kajian, Respons Pj Gubernur Jabar atas Temuan WALHI Soal Pemicu Bencana di Sukabumi

Sejak memulai aktivitas pertambangan pada tahun 2006, Rusli memastikan perusahaannya sudah menjalankan aktivitas sesuai regulasi.

"Kami menggunakan teknik open-pit dengan pengupasan tanah dan blasting untuk batuan keras. Semua dilakukan sesuai izin, dan hasil olahan tambang tidak mencemari sungai atau lingkungan sekitar,” ungkap Rusli.

"Lokasi tambang kami di Desa Cihaur, Kecamatan Simpenan, sudah diawasi oleh instansi terkait. Jadi kami sangat meyakini (bencana) tidak diakibatkan oleh PT GMB, secara visual kemarin bersama instansi mengecek langsung ke lapangan," tambahnya.

Direktur PT GMB Rusli Beramsyah. | Foto: SU/IlyasDirektur PT GMB Rusli Beramsyah. | Foto: SU/Ilyas

Rusli juga memastikan PT GMB setiap tahun selalu melaksanakan program penghijauan serta melakukan reklamasi lahan yang terpengaruh oleh kegiatan tambang.

"Kami meyakini bahwa tambang kami tidak menimbulkan dampak terhadap bencana banjir dan longsor yang terjadi. Bahkan, kami telah diperiksa oleh berbagai instansi pemerintah dinas lingkungan hidup dan termasuk Polres yang hari ini kami diundang untuk memberikan klarifikasi kegiatan kami di lapangan," tuturnya.

Terkait dengan video yang beredar yang menunjukkan aktivitas blasting, Rusli menjelaskan bahwa teknik peledakan dilakukan karena batuan yang digali sangat keras dan tidak dapat dilakukan dengan alat berat biasa

"Betul, kita menggunakan blasting karena batuannya keras, jadi dikupas ob-nya dikupas nah batunya yang bisa oleh excavator excavator sehingga itu dipakai blasting atau pakai peledakan, dan itu semua ada izinnya," ucapnya.

Oleh karena itu, Ia berharap dengan adanya klarifikasi ini dapat memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat dan menghindari kesalahpahaman lebih lanjut terkait isu yang beredar.

"Kegiatan penambangan kami sangat terukur, dan kami telah melakukan pengecekan lapangan bersama instansi terkait untuk memastikan tidak ada dampak negatif yang ditimbulkan seperti yang dibicarakan," ucapnya.

“Bencana ini adalah tanggung jawab bersama. Kami siap berkontribusi untuk pemulihan, tetapi kami juga berharap masyarakat tidak cepat menyimpulkan sesuatu tanpa bukti yang jelas,” imbuhnya.

Baca Juga: Longsor Rusak Lahan Pertanian, Puluhan Warga Cikupa Sukabumi Terancam Hilang Mata Pencaharian

Di tempat yang sama, Humas PT GPI, Dede Kusdinar, menegaskan bahwa seluruh kegiatan pertambangan emas yang dilakukan perusahaannya telah sesuai dengan izin tambang yang berlaku sejak 2009 hingga 2029.

"PT Golden memiliki izin untuk pertambangan emas, dan saat ini kami masih berada pada tahap persiapan produksi. Dari 97 hektar izin yang diberikan, baru sekitar 10 hektar yang sedang dikerjakan," ucapnya.

Perusahaannya, lanjut Dede, dirinya pastikan selalu mengutamakan prinsip Good Mining Practice (teknik pertambangan yang baik) dan Sustainable Development (pembangunan berkelanjutan) dalam setiap operasionalnya.

"Pertambangan itu bukan hanya soal kegiatan teknis, tapi juga melibatkan aspek hukum, sosial, politik, dan budaya. Oleh karena itu, seluruh pemegang izin tambang wajib menerapkan dua hal tersebut, yaitu Good Mining Practice dan Sustainable Development," kata Dede.

"Good morning practice itu adalah melakukan kegiatan seluruh kegiatan tahapan penambangan sesuai dengan ketentuan teknik tambang, dan sustainable development adalah kegiatan penambangan berkelanjutan dua hal ini harus dilakukan," sambungnya.

Dede menjelaskan, aliran sungai yang berada di sekitar tambang PT GPI telah ditelusuri. Sungai Cimanggu yang melintasi lokasi tambang mengalir ke Sungai Cisereuh dan bermuara di Pantai Karang Embe, Desa Sangrawayang. Aliran ini, menurut Dede, tidak terkait dengan lokasi bencana di Ciemas atau Ciwaru.

"Kami telah melakukan investigasi, menyusuri aliran sungai yang ada di sekitar area pertambangan. Aliran sungai Cimanggu di Desa Kertajaya mengalir ke sungai Cisereuh dan akhirnya menuju ke pantai di Cibutun," jelasnya.

"Jadi jauh dari wilayah yang di saat ini cukup ramai dari Ciemas, itu bisa dibuktikan di lapangan dan kami memiliki data baik itu trekingnya dan data perjalanannya, dan tentunya kami sangat hati-hati dalam menelusuri sungai tersebut," tambahnya.

Humas PT Golden, Dede Kusdinar. | Foto: SU/IlyasHumas PT GPI, Dede Kusdinar. | Foto: SU/Ilyas

Dede juga memastikan bahwa PT GPI tidak terlibat dalam kegiatan penebangan hutan. Hal itu karena lokasi pertambangan mereka berada di atas tanah milik masyarakat yang dibelinya dan juga bekas perkebunan Cigaru.

“Kami tidak berdiri di atas hutan atau kawasan Perhutani. Tambang kami berada di tanah bekas perkebunan dan sebagian tanah masyarakat. Kami berharap masyarakat tidak mengambil kesimpulan sepihak sebelum ada analisis yang komprehensif,” tegasnya.

Dede juga menambahkan bahwa dengan adanya klarifikasi ini dapat memberikan informasi yang akurat dan menghindari kesalahpahaman di kalangan masyarakat serta yang terjadi di media sosial bahwa aktivitas perusahaannya jadi pemicu bencana banjir yang melanda wilayah Sukabumi Selatan, khususnya di kawasan Geopark Ciletuh.

"Semoga klarifikasi ini dapat memberikan informasi yang jelas dan akurat, bahwa kegiatan PT Golden di Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, tidak mempengaruhi aliran sungai ke Ciemas dan Ciwaru. Aliran sungai tersebut mengalir dari Cimanggu, bersatu dengan sungai lain menuju Cisereuh, dan akhirnya bermuara di Pantai Karang embek Cibutun, Desa Sangrawayang," tandasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Kecantikan22 Februari 2025, 22:34 WIB

5 Cara Ampuh Memperbaiki Kulit Berminyak yang Dehidrasi, Bisa di Coba di Rumah

Kulit berminyak yang mengalami dehidrasi mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan air atau penggunaan produk perawatan kulit yang tidak tepat.
Ilustrasi cara memperbaiki kulit berminyak yang dehidrasi (Sumber: Freepik/@stockking)
Sukabumi22 Februari 2025, 22:32 WIB

Setelah Autopsi, Samson Sang Preman Simpenan Sukabumi Dimakamkan di TPU Pasir Pogor

Kematian Samson masih menyisakan tanda tanya besar bagi keluarga.
Jenazah Suherlan alias Samson (33 tahun) saat akan dimakamkan di TPU Pasir Pogor, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Kecantikan22 Februari 2025, 22:25 WIB

Kulit Berminyak dan Dehidrasi: Ini 5 Penyebab dan Cara Mengatasinya

Dengan perawatan yang tepat, kulit berminyak yang dehidrasi dapat dikembalikan keseimbangannya. Ingat, hidrasi adalah kunci untuk kulit yang sehat dan bercahaya.
Ilustrasi kulit berminyak dan dehidrasi (Sumber:  Freepik/@KamranAydinov)
Nasional22 Februari 2025, 21:54 WIB

Diduga Dipecat Jadi Guru Pasca Kritik Polisi, Mendikdasmen Diminta Segera Bela Citra Sukatani

Guru merupakan warga negara yang dijamin hak-haknya.
Personel band punk Sukatani. | Foto: X/barengwarga
Life22 Februari 2025, 21:30 WIB

10 Cara Efektif Menghilangkan Noda Pewarna Rambut yang Menempel di Kulit

Mewarnai rambut tidak diragukan lagi merupakan salah satu cara termudah untuk mengubah penampilan. Namun, terkadang, betapapun kerasnya upaya untuk mencegahnya, warna rambut ini dapat meninggalkan bekas pada kulit.
Ilustrasi seorang wanita menggunakan pewarna rambut (Sumber: Freepik/@user18526052)
Sukabumi22 Februari 2025, 21:13 WIB

Tulang Tengkorak Terpotong, 4 Luka pada Wajah Warga Sukabumi yang Tewas di Tangan Adiknya

Tim dokter tidak melakukan tindakan autopsi terhadap jenazah Hendra.
Ketua tim dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dr Nurul Aida Fathya saat dimintai keterangan oleh wartawan soal kematian Hendra (55 tahun) pada Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Asep Awaludin
Sehat22 Februari 2025, 21:00 WIB

Panduan Lengkap Mengatasi Sakit Punggung: Penyebab, Cara Mengobati, dan Pencegahannya

Dengan memahami penyebab, pengobatan, dan langkah pencegahan, Anda dapat mengelola sakit punggung secara efektif dan mencegahnya mengganggu aktivitas harian.
Ilustrasi seseorang mengalami sakit punggung (Sumber: Freepik/@stefamerpik)
Sehat22 Februari 2025, 20:30 WIB

Panduan Aman Puasa Intermiten untuk Ibu Menyusui: 8 Tips dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Puasa intermiten dapat memberikan manfaat bagi ibu menyusui jika dilakukan dengan benar dan hati-hati. Namun, keamanan dan efektivitasnya bergantung pada kebutuhan tubuh masing-masing ibu dan respons bayi.
Ilustrasi panduan aman puasa intermiten untuk ibu menyusui (Sumber: Freepik/@freepik)
Life22 Februari 2025, 20:00 WIB

Amankah Mencoba Puasa Intermiten Saat Menyusui? Simak Ulasan Berikut

Sebelum mencoba puasa intermiten ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar proses menyusui tetap optimal dan kesehatan bayi tetap terjaga.
Amankah mencoba puasa intermiten saat menyusui? (Sumber: Freepik/@freepic.diller)
Musik22 Februari 2025, 20:00 WIB

Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta

boygroup NCT Wish akan menyapa penggemar Indonesia untuk pertama kali sejak debut melalui Asia Tour yang bakal digelar pada 31 Mei 2025 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta (Sumber : Instagram/@nctwish_official)