Longsor Rusak Lahan Pertanian, Warga Cikupa Sukabumi Terancam Hilang Mata Pencaharian

Jumat 20 Desember 2024, 21:40 WIB
Material longsoran yang menimbun lahan pertanian dan perkebunan warga di Kampung Cikupa Desa Mekarsari Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi, Jumat (20/12/2024). | Foto: Istimewa

Material longsoran yang menimbun lahan pertanian dan perkebunan warga di Kampung Cikupa Desa Mekarsari Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi, Jumat (20/12/2024). | Foto: Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com - Ribuan meter lahan pertanian dan perkebunan milik warga di Kampung Cikupa, Desa Mekarsari, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, rusak diterjang bencana longsor yang terjadi pada awal Desember 2024 lalu.

Akibatnya, puluhan petani di kampung itu merugi ratusan juta rupiah, bahkan terancam kehilangan mata pencaharian.

Informasi yang dihimpun, material longsoran tersebut berasal dari tebing hutan setinggi 70 meter yang berada di area lahan milik Perum Perhutani Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cimahpar Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jampangkulon.

Material longsoran sepanjang 100 meter yang berupa tanah hingga kayu jati yang tumbang tak hanya menimbun lahan sawah maupun kebun yang berada di dekatnya, namun juga menutup jalan desa yang merupakan akses utama para petani ke lahan mereka.

“Lahan pertanian kami rusak semua. Sawah tertimbun, tanaman habis, kayu-kayu jati yang tumbang dari kawasan Perhutani masih dibiarkan begitu saja. Sekarang kami tidak bisa lagi menggarap lahan,” kata Mulyadi (50 tahun) salah satu petani setempat kepada sukabumiupdate.com, Jumat (20/12/2024).

"Jalan juga sampai saat ini yang jalur jalan desa Cikupa masih tertutup longsor tidak bisa dilalui, belum di evakuasi," tambahnya.

Baca Juga: Tanggap Darurat Bencana Sukabumi Menyisakan 3 Kecamatan, Pemulihan Akses Jadi Fokus

Menurutnya, sekitar 1.600 meter sawah padi dan 2.000 meter lahan kebun Palawija, tanaman hortikultura hingga buah pepaya yang dikelola warga kini tidak bisa dimanfaatkan. Kondisi itu membuat warga Kampung Cikupa yang mayoritas petani, kehilangan sumber penghidupan utama mereka.

"Kampung Cikupa mayoritas petani, kurang lebih 50 KK. Bencana ini tentu dampaknya sangat besar bagi kami. Padi baru ditanam, palawija baru ditanam, bahkan ada yang mau manen palawija, jelas kami merugi," ungkapnya.

Dua pekan pascabencana yang diakibatkan cuaca ekstrem ini, lanjut Mulyadi, warga mengeluhkan minimnya bantuan dari pemerintah maupun Perhutani.

"Sampai sekarang tidak ada bantuan atau solusi dari Perhutani. Kami berharap ada langkah nyata dari pihak terkait agar lahan ini bisa kembali dimanfaatkan,” ujar Mulyadi dengan nada kecewa.

Material longsoran yang menimbun jalan desa masih tersisa di Kampung Cikupa Desa Mekarsari Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi, Jumat (20/12/2024).Material longsoran yang menimbun jalan desa masih tersisa di Kampung Cikupa Desa Mekarsari Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi, Jumat (20/12/2024).

Menurut Mulyadi, warga juga saat ini merasa was-was dengan adanya ancaman longsor susulan, pasalnya lokasi longsor berjarak sekitar 100 meter dari permukiman.

Bencana ini menambah deretan persoalan terkait pengelolaan hutan oleh Perum Perhutani. Ia berharap pemerintah dan pihak Perhutani segera turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini dan memberikan solusi jangka panjang.

Dikonfirmasi terpisah, Andri Rusmana, Asisten Perhutani (Asper) Cimahpar BKPH Jampangkulon, menyebut bahwa bencana tanah longsor dan pohon tumbang di Kampung tersebut diluar prediksi mereka.

"Itu sifatnya bencana alam yang tidak bisa kami cegah pak. Adapun upaya-upaya (penghijauan) kami sedang berjalan, berupa penanaman bahkan sulaman tanaman. Kebetulan tepatnya di blok Kampung Tipar (masih di area yang terdampak longsor) ada penanaman tahun 2023," ujarnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Internasional22 Januari 2025, 23:54 WIB

Amerika Serikat Keluar dari WHO, Ini Penyebabnya

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menarik negara tersebut dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui perintah eksekutif yang ditandatangani pada hari pertama masa jabatannya sebagai presiden ke-47.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) | Foto : Istimewa
Sukabumi Memilih22 Januari 2025, 23:29 WIB

Mendagri Usul Tiga Opsi Waktu Pelantikan Bupati Sukabumi, Kapan?

Akan tetapi, belakangan muncul opsi untuk menunda pelantikan tersebut. Sebab, sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi masih berjalan, termasuk Kabupaten Sukabumi.
Ilustrasi Psangan Kepala Daerah | Foto : Istimewa
Sukabumi22 Januari 2025, 22:58 WIB

Survei Penilaian Integritas KPK 2024: Kota dan Kabupaten Sukabumi Masuk Kategori Rentan

Dalam survei yang dilakukan terhadap 94 kementerian/lembaga, 37 pemerintah provinsi, 508 kabupaten/kota, serta dua BUMN ini, Kabupaten Sukabumi dan Kota Sukabumi masuk dalam kategori "Rentan."
Hasil Survei Penilaian Integritas (SPI) tahun 2024 oleh KPK | Foto : Tangkapan layar youtube KPK
DPRD Kab. Sukabumi22 Januari 2025, 22:03 WIB

Datangi DPRD Sukabumi, Warga Bahas Krisis Listrik Di Pajampangan

Pajampangan menghadapi krisis listrik akibat seringnya pemadaman tanpa sebab yang jelas. Hal itu, membuat puluhan masyarakat yang tergabung dalam JPMSS menggelar audiensi dengan DPRD Sukabumi
Jaringan Pergerakan Masyarakat Sukabumi Selatan (JPMSS) menggelar audiensi bahas soal listrik dengan DPRD Kabupaten Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Nasional22 Januari 2025, 21:42 WIB

Akui Banyak Keluhan, Zainul DPR RI Sebut Program Makan Bergizi Gratis Stabil Setelah 3 Bulan

Anggota DPR RI Zainul Munasichin mengaku mendapatkan banyak laporan masyarakat terkait persoalan yang terjadi dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis tersebut.
Zainul Munasichin, Anggota DPR RI Komisi 9 Fraksi PKB saat diwawancarai di Al-Masthuriyah | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi22 Januari 2025, 21:02 WIB

PN Cibadak: Ekskusi Lahan Di Palabuhanratu Tetap Berlanjut Meski Diprotes Nyerempet Tanah PUPR

Protes dari pemilik warung yang mengklaim tanah tersebut milik Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Maruli menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada surat keberatan resmi dari PUPR.
Warga protes bangunannya turut digusur padahal berada di tanah milik PUPR di Palabuhanratu Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Nasional22 Januari 2025, 20:39 WIB

INTANI dan INTI Apresiasi Prabowo Stop Impor Pangan Dalam 100 Hari Kerjanya

INTANI bersama INTI mengapresiasi kebijakan Presiden Prabowo Subianto menyetop impor pangan dalam 100 hari kerjanya.
Ketua INTANI Guntur Subagja Mahardika pada acara Talkshow Perpajakan Modern Berbasis Coretax yang Mendukung Ketahanan Pangan. (Sumber Foto: Istimewa)
Sukabumi22 Januari 2025, 20:38 WIB

Ayep Zaki-Bobby Akan Bawa Pendukung Ke Pelantikan 6 Februari: Ada Syukuran Warga dan Program 100 Hari Kerja

Pasangan Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi terpilih, Ayep Zaki dan Bobby Maulana menyatakan kesiapannya untuk mengikuti proses pelantikan kepala daerah serentak yang dijadwalkan pada 6 Februari 2025, di Ibu Kota Negara.
Pasangan Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi Ayep Zaki dan Bobby Maulana | Foto: Istimewa
Jawa Barat22 Januari 2025, 20:31 WIB

Jelang Pelantikan, Dedi Mulyadi Bahas Akselerasi Pembangunan dengan Pj Gubernur Jabar

Bey memastikan penyesuaian program Pemprov Jabar dengan visi misi Gubernur terpilih Dedi Mulyadi saat ini sedang berjalan.
Gubernur Jabar terpilih Dedi Mulyadi bersama Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin usai mengikuti Rapim di Gedung Pakuan. (Sumber : Humas Jabar)
Sukabumi Memilih22 Januari 2025, 20:11 WIB

Gubernur Jabar Terpilih Dedi Mulyadi Janji Tak Bagi-bagi Jabatan ke Relawan

Dedi Mulyadi menuturkan tim pemenangannya akan bertransformasi menjadi Forum Jabar Istimewa, yang bertugas menyelesaikan berbagai persoalan sosial.
Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi. (Sumber Foto: Humas Jabar)