Tanggap Darurat Bencana Sukabumi Menyisakan 3 Kecamatan, Pemulihan Akses Jadi Fokus

Kamis 19 Desember 2024, 18:34 WIB
Jalan darurat di Kampung Peuntasan Bayur Desa Balekambang Kecamatan Kalibunder Kabupaten Sukabumi. | Foto : Ragil Gilang

Jalan darurat di Kampung Peuntasan Bayur Desa Balekambang Kecamatan Kalibunder Kabupaten Sukabumi. | Foto : Ragil Gilang

SUKABUMIUPDATE.com - Status tanggap darurat bencana akibat cuaca ekstrem di Kabupaten Sukabumi yang terjadi pada 4 Desember 2024 lalu kini menyisakan tiga kecamatan, yaitu Kalibunder, Tegalbuleud dan Pabuaran. Sementara 36 kecamatan yang terdampak bencana lainnya telah memasuki masa transisi.

Tersisanya tiga kecamatan yang masih berstatus tanggap darurat bencana itu karena infrastruktur yang belum normal, terutama akses menuju desa yang terdampak. Oleh karena itu pihak BPBD Kabupaten Sukabumi bersama unsur Polri dan TNI saat ini tengah fokus berupaya untuk memulihkan akses masyarakat desa yang terisolir agar bisa kembali normal.

“Ada beberapa akses desa yang masih terputus. Saat ini kami dorong agar akses tersebut dapat dilalui, setidaknya untuk kendaraan roda dua. Target kami adalah memastikan roda empat bisa melintas, sehingga aktivitas masyarakat bisa kembali normal," kata Kalak BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, Kamis (19/12/2024).

Menurut Deden, kendala saat ini dalam upaya penanganan jalan desa terdampak bencana tersebut karena tidak bisa masuknya alat berat untuk mempercepat proses pembersihan dan perbaikan jalan.

"Alat berat sulit masuk karena jalan desa sempit, harus melewati jembatan, berbeda dengan jalan kabupaten atau provinsi. Oleh karena itu, saat ini kami bersama masyarakat, TNI, dan Polri melakukan gotong royong menggunakan alat manual seperti cangkul," ujarnya.

Baca Juga: Pemkab Sukabumi Tetapkan 36 Kecamatan Di Zona Transisi Pasca Tanggap Darurat Bencana

Lebih lanjut Deden mengungkapkan bahwa berdasarkan data terakhir pihaknya, jumlah pengungsi di Kecamatan Tegalbuleud tercatat sebanyak 187 KK (593 jiwa), kemudian di Kecamatan Pabuaran sebanyak 100 KK (244 jiwa), sementara data pengungsi di Kecamatan Kalibunder masih dalam proses pendataan.

"Makanya hari ini saya ke Tegalbuleud untuk mempercepat pendataan dan berupaya untuk proses aktivitas jalan bisa segera terlalui," katanya.

Deden menegaskan bahwa kebutuhan logistik para pengungsi tetap menjadi prioritas dan hingga saat ini masih tercukupi. Ia juga mengungkapkan bahwa status darurat di tiga kecamatan tersebut diperkirakan akan dicabut minggu depan, bergantung pada percepatan pemulihan aksesibilitas.

"Jika dalam tiga atau empat hari ke depan akses jalan bisa dilalui kendaraan roda empat, status darurat bisa segera dievaluasi dan dicabut lebih cepat," ujarnya.

Dengan kondisi cuaca yang masih berpotensi hujan, Deden mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap longsor susulan.

“Kondisi tanah yang sudah basah sangat berpotensi longsor jika terguyur hujan. Kami juga meminta warga terdampak untuk mulai melakukan aktivitas seperti biasa, terutama bagi yang rumahnya rusak, agar tidak berlarut-larut meskipun di pengungsian," pungkasnya.

Baca Juga: Kaleidoskop Bencana Banjir di Sukabumi Sepanjang Tahun 2024

Sebelumnya diberitakan, Bupati Sukabumi Marwan Hamami menegaskan, 36 kecamatan yang terdampak bencana akan memasuki masa transisi. Sehingga hanya tersisa tiga kecamatan yang statusnya tetap di tanggap darurat bencana.

"Setelah dua pekan menetapkan tanggap darurat bencana dan mengevalusinya, sehingga sebagian besar masuk ke transisi. Hanya Kecamatan Kalibunder, Tegalbuleud, dan Pabuaran yang masih berstatus tanggap darurat bencana," ujarnya usai rapat koordinasi tanggap darurat bencana dalam rangka evaluasi penanganan bencana di Kabupaten Sukabumi di Pendopo, Selasa, 17 Desember 2024.

Tersisanya tiga kecamatan yang masih berstatus tanggap darurat bencana, menurut Marwan karena infrastruktur yang belum normal. Selain itu, masih banyak pengungsi di posko.

"Kita akan menyelesaikan infrastruktur yang masih belum normal. Ditambah beberapa persoalan dasar lainnya. Sehingga ditetapan tanggap darurat bencana untuk tiga kecamatan tersebut," ucapnya.

Tanggap darurat ini akan berlangsung selama tujuh hari ke depan. Di mana, di hari ke tujuh akan kembali dievaluasi untuk menentukan status kebencanaannya.

"Setelah ditetapkan, nanti yang tiga kecamatan ini kita evaluasi lagi," ugkapnya

Sementara 36 kecamatan lainnya ditetapkan untuk masuk ke masa transisi lantaran telah memenuhi kriteria. Hal itu seperti pencarian dan pertolongan sudah tidak ada, evakuasi sudah tak ada, aksebilitas sebagian besar telah tertangani, pengungsi telah terlayani dengan baik, hingga pemicu bencana dalam hal ini hujan, intensitasnya sudah mulai mengecil.

"Berdasarkan kriteria itulah, kita memilih masuk ke masa transisi. Masa transisi ini berlangsung sekitar tiga sampai enam bulan," bebernya.

Dalam kesempatan tersebut, Marwan berterima kasih terhadap semua pihak yang telah membantu. Sehingga, sebagian besar bencana di Kabupaten Sukabumi bisa tertangani dengan baik.

"Terima kasih untuk semua yang telah banyak membantu," pungkasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Kecantikan22 Februari 2025, 22:34 WIB

5 Cara Ampuh Memperbaiki Kulit Berminyak yang Dehidrasi, Bisa di Coba di Rumah

Kulit berminyak yang mengalami dehidrasi mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan air atau penggunaan produk perawatan kulit yang tidak tepat.
Ilustrasi cara memperbaiki kulit berminyak yang dehidrasi (Sumber: Freepik/@stockking)
Sukabumi22 Februari 2025, 22:32 WIB

Setelah Autopsi, Samson Sang Preman Simpenan Sukabumi Dimakamkan di TPU Pasir Pogor

Kematian Samson masih menyisakan tanda tanya besar bagi keluarga.
Jenazah Suherlan alias Samson (33 tahun) saat akan dimakamkan di TPU Pasir Pogor, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Kecantikan22 Februari 2025, 22:25 WIB

Kulit Berminyak dan Dehidrasi: Ini 5 Penyebab dan Cara Mengatasinya

Dengan perawatan yang tepat, kulit berminyak yang dehidrasi dapat dikembalikan keseimbangannya. Ingat, hidrasi adalah kunci untuk kulit yang sehat dan bercahaya.
Ilustrasi kulit berminyak dan dehidrasi (Sumber:  Freepik/@KamranAydinov)
Nasional22 Februari 2025, 21:54 WIB

Diduga Dipecat Jadi Guru Pasca Kritik Polisi, Mendikdasmen Diminta Segera Bela Citra Sukatani

Guru merupakan warga negara yang dijamin hak-haknya.
Personel band punk Sukatani. | Foto: X/barengwarga
Life22 Februari 2025, 21:30 WIB

10 Cara Efektif Menghilangkan Noda Pewarna Rambut yang Menempel di Kulit

Mewarnai rambut tidak diragukan lagi merupakan salah satu cara termudah untuk mengubah penampilan. Namun, terkadang, betapapun kerasnya upaya untuk mencegahnya, warna rambut ini dapat meninggalkan bekas pada kulit.
Ilustrasi seorang wanita menggunakan pewarna rambut (Sumber: Freepik/@user18526052)
Sukabumi22 Februari 2025, 21:13 WIB

Tulang Tengkorak Terpotong, 4 Luka pada Wajah Warga Sukabumi yang Tewas di Tangan Adiknya

Tim dokter tidak melakukan tindakan autopsi terhadap jenazah Hendra.
Ketua tim dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dr Nurul Aida Fathya saat dimintai keterangan oleh wartawan soal kematian Hendra (55 tahun) pada Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Asep Awaludin
Sehat22 Februari 2025, 21:00 WIB

Panduan Lengkap Mengatasi Sakit Punggung: Penyebab, Cara Mengobati, dan Pencegahannya

Dengan memahami penyebab, pengobatan, dan langkah pencegahan, Anda dapat mengelola sakit punggung secara efektif dan mencegahnya mengganggu aktivitas harian.
Ilustrasi seseorang mengalami sakit punggung (Sumber: Freepik/@stefamerpik)
Sehat22 Februari 2025, 20:30 WIB

Panduan Aman Puasa Intermiten untuk Ibu Menyusui: 8 Tips dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Puasa intermiten dapat memberikan manfaat bagi ibu menyusui jika dilakukan dengan benar dan hati-hati. Namun, keamanan dan efektivitasnya bergantung pada kebutuhan tubuh masing-masing ibu dan respons bayi.
Ilustrasi panduan aman puasa intermiten untuk ibu menyusui (Sumber: Freepik/@freepik)
Life22 Februari 2025, 20:00 WIB

Amankah Mencoba Puasa Intermiten Saat Menyusui? Simak Ulasan Berikut

Sebelum mencoba puasa intermiten ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar proses menyusui tetap optimal dan kesehatan bayi tetap terjaga.
Amankah mencoba puasa intermiten saat menyusui? (Sumber: Freepik/@freepic.diller)
Musik22 Februari 2025, 20:00 WIB

Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta

boygroup NCT Wish akan menyapa penggemar Indonesia untuk pertama kali sejak debut melalui Asia Tour yang bakal digelar pada 31 Mei 2025 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta (Sumber : Instagram/@nctwish_official)