SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah Kabupaten Sukabumi memperkirakan kerugian akibat bencana alam dahsyat awal Desember 2024 hampir menyentuh Rp 200 miliar. Diketahui, peristiwa ini terjadi di 39 kecamatan.
Informasi kerugian itu disampaikan Bupati Sukabumi Marwan Hamami setelah rapat koordinasi penanganan bencana di Pendopo Sukabumi pada Selasa, 17 Desember 2024.
Marwan mengatakan pihaknya masih mendata kerusakan infrastruktur akibat bencana tersebut. "Belum dihitung (pasti kerugian). Tapi (pembahasan di rapat koordinasi), hampir mendekati Rp 200 miliar atau Rp 180 miliar lebih,” kata dia kepada wartawan.
Adapun soal situasi terkini, Marwan menyebut 36 kecamatan telah memasuki masa transisi dari Tanggap Darurat Bencana (TDB). Sementara tiga kecamatan lainnya, masih berstatus TDB yakni Kalibunder, Pabuaran, dan Tegalbuleud.
“Saran Pak Direktur BNPB, ada beberapa kriteria yang bisa dipakai. Hasilnya secara data dan evaluasi, ada tiga kecamatan yang di posisi zonanya tidak transisi, tapi masih darurat bencana. Jadi tiga kecamatan ini Kalibunder, Tegalbuleud, dan Pabuaran. Yang lain (36 kecamatan) masuk zona transisi selama tiga bulan,” ujarnya.
Baca Juga: Pemkab Sukabumi Tetapkan 36 Kecamatan Di Zona Transisi Pasca Tanggap Darurat Bencana
Puluhan Ribu Jiwa Terdampak
Berdasarkan data terbaru pada Selasa, 17 Desember 2024 pukul 17.00 WIB, total terdapat 205 desa (39 kecamatan) di Kabupaten Sukabumi yang merasakan dampak bencana beberapa waktu lalu.
Peta sebaran menunjukkan wilayah selatan seperti Kecamatan Kalibunder, Ciemas, Surade, dan Waluran, masih dalam proses penanganan, meski sebagian sudah memasuki masa transisi TDB.
Hingga saat ini, jumlah warga terdampak mencapai 23.318 jiwa, dengan 8.736 di antaranya terpaksa mengungsi. Sementara itu, 10 warga dilaporkan meninggal dunia dan dua lainnya masih dinyatakan hilang atau belum ditemukan.
Kerusakan permukiman juga menjadi sorotan. Tercatat sebanyak 3.758 unit rumah rusak ringan, 1.588 unit rumah rusak sedang, dan 3.548 unit rumah rusak berat.
Infrastruktur pun mengalami kerusakan parah. Pada jembatan, 29 titik terdampak, di mana 19 titik sudah ditangani dan 10 titik masih proses penanganan. Pada sektor jalan, 126 titik rusak, dengan rincian 54 titik telah ditangani dan sisanya masih penanganan.
Selain itu, dampak lainnya termasuk kerusakan pada tembok penahan tanah atau TPT ada 17 titik, saluran air 110 titik, tempat ibadah 27 unit, sawah/lahan 1.009 hektare, dan sekolah 15 unit.
Beberapa kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi untuk korban bencana adalah makanan siap saji/sembako, perlengkapan bayi, air mineral, obat-obatan, dan keperluan sekolah.
Sementara untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga terdampak, puluhan puskesmas dan fasilitas kesehatan telah disiagakan.