SUKABUMIUPDATE.com - Siti Lestari (21 tahun), ibu hamil dengan usia kandungan sembilan bulan asal Kampung Cipicung, Desa Sukajaya, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi, menghadapi perjuangan berat setelah rumahnya hancur akibat longsor. Bersama sang suami, Lutfi (25 tahun), dia mengungsi ke rumah mertuanya di Kampung Cikopeah.
Perjalanan menuju Desa Sukajaya yang seharusnya hanya sekitar 500 meter, berubah menjadi rute sejauh 2 kilometer melintasi Sungai Cigeleduk yang arusnya deras dan menggunakan jembatan bambu yang licin karena debit air meningkat. Longsor pada 4 Desember 2024 pagi meratakan rumah Siti dan seluruh isinya, termasuk perlengkapan persiapan persalinan.
“Saat longsor saya ada di dalam rumah, tiba-tiba suami memanggil-manggil dari luar menyuruh saya keluar. Beruntung saya berhasil menyelamatkan diri, meski tidak sempat membawa apa-apa,” ujar Siti kepada sukabumiupdate.com pada Minggu, 15 Desember 2024.
Baca Juga: Cerita Warga Terjebak Banjir Sungai Cikaso Sukabumi, Evakuasi Dramatis dengan Rakit Bambu
Bencana ini semakin memperparah situasi, termasuk akses ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas. Jalan yang tertutup longsor dan amblas akibat pergerakan tanah membuat kendaraan tidak dapat melintas. Mempersulit evakuasi Siti yang kini mengungsi di lokasi terpencil, jauh dari permukiman warga dan hanya dapat diakses melalui pematang sawah.
“Kami bingung, persiapan melahirkan harus bagaimana. Di tempat ini jauh dari fasilitas kesehatan. Jadi kemungkinan melahirkan di rumah saja,” kata Siti yang kini mengandung anak pertamanya.
Kepala Desa Sukajaya Ade Firman mengungkapkan kondisi Siti menjadi perhatian serius pemerintah desa. Tim kesehatan dari Puskesmas Pabuaran, bidan, dan pihak terkait telah ditugaskan memantau kesehatannya. “Siti sudah bulan terakhir kehamilan sehingga kami waspada. Setiap hari bidan dan tenaga kesehatan memantau kondisinya,” kata dia pada Senin (16/12/2024).
Mengingat akses sulit dijangkau dan kondisi Siti membutuhkan persiapan persalinan mendesak, pemerintah desa memutuskan untuk mengevakuasinya ke RSUD Jampangkulon. Proses evakuasi dilakukan pada Minggu kemarin menggunakan tandu untuk membawanya ke ambulans karena jalur yang ditempuh berjarak 21 kilometer, penuh batu dan lereng curam.
“Kami prioritaskan membawa ibu hamil ini ke RSUD Jampangkulon karena jalan menuju puskesmas di desa terlalu jauh dan sulit dilalui,” ujar Ade Firman.
Bencana longsor di Desa Sukajaya memang telah mengisolasi sejumlah kampung. Jalan utama tertimbun tanah dan akses komunikasi sempat terputus selama beberapa hari. Warga berharap ada perhatian lebih dari pemerintah untuk mempercepat pemulihan akses dan menyediakan bantuan bagi korban terdampak.