SUKABUMIUPDATE.com - Banjir dahsyat pada 4 Desember 2024 menyisakan cerita menegangkan bagi enam warga Kampung Babakan, Desa Cibadak, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. Mereka terjebak banjir luapan Sungai Cikaso. Kejadian ini berawal saat empat orang membersihkan saung yang berjarak sekitar lima meter dari sungai.
Jerry (37 tahun), salah satu warga Kecamatan Pabuaran, menjelaskan bahwa keempat orang itu berangkat ke lokasi pada 3 Desember 2024 sekira pukul 19.30 WIB atau tepatnya setelah melaksanakan salat Isya. Orang-orang ini memang rutin membersihkan saung itu karena apabila terjadi bencana banjir sampah sering menumpuk di tempat tersebut.
Lokasi saung berada sekitar 200 meter dari rumah-rumah warga. "Saung ini berada di area makam sesepuh Haji Mubarok,” kata Jerry kepada sukabumiupdate.com, Senin (16/12/2024).
Baca Juga: Perlu Kajian, Respons Pj Gubernur Jabar atas Temuan WALHI Soal Pemicu Bencana di Sukabumi
Namun setibanya di lokasi, air Sungai Cikaso naik drastis sehingga mereka tidak dapat kembali ke permukiman. Pada 4 Desember pagi, sekira pukul 05.30 WIB, dua warga lain berenang menuju saung untuk memberikan bantuan sehingga total enam orang terjebak di bangunan tersebut. Air pun terus meluap bahkan hampir menyentuh lantai atas saung.
“Air terus meluap, bahkan hampir menyentuh lantai atas saung. Hanya tinggal sekitar 50 sentimeter," ujarnya.
Jerry menyebut warga melakukan upaya evakuasi dengan membuat rakit bambu. Sekira pukul 13.30 WIB, air mulai surut dan bagian kecil saung yang semula terendam dapat terlihat. Masyarakat berinisiatif membuat rakit bambu untuk menyelamatkan para korban. Proses evakuasi dilakukan dua warga menggunakan rakit yang didayung dengan bambu.
“Momen evakuasi sangat menegangkan, terutama ketika bambu patah saat melawan derasnya air di pinggiran sungai. Beruntung ada dapuran bambu besar di dekatnya yang membantu menahan rakit agar tidak hanyut ke aliran sungai,” kata Jerry.
Setelah lebih dari 30 menit yakni sekira pukul 14.00 WIB, semua korban berhasil dievakuasi ke permukiman. Mereka mengalami trauma berat dan tidak kuasa menahan tangis setelah berhasil selamat. Para korban yakin bahwa keselamatan mereka adalah bagian dari karomah makam sesepuh Haji Mubarok. Selama banjir besar tersebut, tidak ada kayu besar maupun bambu yang menabrak saung, meski arus sungai begitu deras.
“Mereka melihat kayu dan bambu yang terbawa arus awalnya mengarah ke saung, tapi tiba-tiba membelok sendiri. Kalau sampai saung itu tertabrak dan roboh, mungkin yang terjebak juga akan hanyut. Berharap banjir serupa tidak terjadi lagi, dan mereka akan lebih berhati-hati jika harus menghadapi situasi darurat seperti ini," ujar Jerry.