SUKABUMIUPDATE.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi bersama Forum Silaturahmi Lintas Profesi (Forsilipro) Kesehatan melakukan penanggulangan kepada para korban terdampak bencana pergerakan tanah di Kampung Suradita, Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung. Minggu (15/12/2024).
Diketahui, ada sekitar 10 organisasi profesi yang tergabung dalam Forsilipro kesehatan yakni IDI (Ikatan Dokter Indoensia), IBI (Ikatan Bidan Indoensia), IAI (Ikatan Apoteker Indonesia), PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesai, Hakli (Himpunan Ahli kesehatan lingkungan indoensia), Persagi (Persatuan Ahli Gizi Indoensia), Patelki (Persatuan Ahli Teknis Labolatorium Kesehatan Indonesia), PTGMI (Persatuan Teknis Gigi Mulut Indonesia), PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia), Asklin (Asosiasi Klinik Indoensia).
Berdasarkan informasi, ada sekitar 67 KK 180 jiwa warga penyintas pergerakan tanah di Kampung tersebut yang mengungsi di dua campe pengungsian bertempat di SD Negeri Suradita dan tenda BNPB.
dr. Asep Seherman selaku Wadirut RSUD Sekarwangi sekaligus Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Sukabumi mengatakan kegiatan itu dilaksanakan untuk membantu para korban bencana alam.
“Alhamdulillah hari ini organisasi profesi kesehatan di Kabupaten Sukabumi melaksanakan kolaborasi untuk membantu korban bencana alam di daerah Kampung Suradita, Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi,” ujar dr. Asep kepada sukabumiupdate.com di lokasi.
Baca Juga: Sejumlah Faskes Terdampak Bencana di Sukabumi, Dinkes: Pelayanan Tetap Berjalan
Adapun pelayanan yang dilakukan kepada warga penyintas, kata dr. Asep, diantaranya yaitu pelayanan kesehatan, home visit, penyaluran sembako dan lain-lain.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara yang dilakukannya terhadap para penyintas, pihaknya menyebut penyakit yang didominasi para penyintas adalah infeksi saluran pernapasan.
“Yang paling banyak adalah infeksi saluran pernapasan dan ini mungkin disebabkan para penyintas yang kelelahan juga krena cuaca dingin dan juga di sini ada faktor penyakit yang mudah menular seperti batuk filk dan mereka hidup dalam satu pengungsian,” kata dia.
Sementara itu, Masykur Alawi sekalu Ketua Organisasi PPNI sekaligus koordinator forum lintas profesi menambahkan dalam kegiatan tersebut selain pelayan kesehatan pihaknya juga mengadakan kegiatan trauma healing kepada warga penyintas.
“Yang dilakukan itu tadi ada pengobatan, trauma healing, penyuluhan tentang kesehatan lingkungan, memastikan kriteria makanan yang higienis, itu semua kita lakukan dalam kontek pelayanan kesehatan,” ujar Masykur.
“Selain itu tadi juga ada pelayanan home visit, kita langsung menginjungi pasien di rumahnya, jadi jni sebagai miniatur pelayanan kita yang sebenarnya di Dinas Kesehatan,” pungkasnya.(Adv)