Proyek Agroforestry di Citepus Sukabumi Masih Diprotes, Uang Kerohiman Jadi Masalahnya

Jumat 13 Desember 2024, 22:00 WIB
Kampung Wisata Citepus, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. (Sumber Foto: SU/Ilyas)

Kampung Wisata Citepus, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. (Sumber Foto: SU/Ilyas)

SUKABUMIUPDATE.com - Rencana pembangunan taman wisata alam berbasis agroforestry di Kampung wisata Citepus, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, masih menuai protes dari sejumlah warga yang terdampak proyek. Pasalnya, nilai atau besaran uang kerohiman yang diberikan untuk warga dinilai tidak adil.

Salahsatu warga yang protes ialah FN (42 tahun). Ia mengaku mendapat perlakuan tidak adil dalam proses pembagian uang ganti rugi untuk pembongkaran bangunan warungnya tersebut.

FN mengungkapkan bahwa dirinya hanya ditawarkan uang kerohiman sebesar Rp500 ribu. Menurutnya jumlah tersebut sangat tidak sebanding dengan kerugian yang dialaminya.

"Saya mau dikasih Rp 500 ribu tapi ditolak, yang memberikan itu ada pihak ormas, uangnya katanya untuk ganti rugi pembongkaran warung," ujar FN, yang mengaku berjualan selama 13 tahun di lokasi tersebut, Jumat (13/12/2024).

Baca Juga: Warga Citepus Menolak Digusur untuk Proyek Agroforestry, Ini Penjelasan Pemkab Sukabumi

Selain merasa dirugikan, FN juga mengaku mendapat ancaman pembongkaran paksa jika menolak menerima uang tersebut. Meskipun begitu, ia mengaku tidak khawatir dengan ancaman itu.

"Saya merasa diintimidasi juga karena mereka mengancam, karena kalau saya tidak menerima uang itu kalau suatu saat ada pembongkaran paksa warung ini, maka pihak kami tidak tanggung jawab, mereka bilang begitu," ucapnya.

"Kalau ini (warung) dibongkar paksa, saya akan ngomong enggak usah susah-susah dibongkar paksa, ini akan saya bakar, biar mereka tahu. Jadi lebih baik dibakar daripada dibongkar paksa," tambahnya.

Lebih lanjut, FN juga mendengar adanya ketimpangan dalam besaran jumlah uang kerohiman antara warga lainnya yang telah dibagikan.

"Yang saya dengar ada yang Rp 6 juta, Rp 3 juta, ada yang Rp 2,5 juta, ada yang Rp 17 juta, ada yang Rp 10 juta, ada yang Rp 8 juta ada yang Rp 22 juta. Mungkin mereka yang dekat sama tim tim itu saja, dapat beda, diduga seperti itu," kata dia.

Kades sebut salah hitung

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Citepus, Koswara, membenarkan bahwa proses pembagian uang kerohiman masih menghadapi kendala. Ia menyebut sekitar 97 persen warga sudah menerima uang tersebut, namun masih ada ketidakpuasan akibat kesalahan perhitungan. 

"Hasil pantauan di lapangan, progres penyaluran bantuan untuk warga yang menduduki lahan TWA (taman wisata alam) sudah 97 persen. Sebagian besar warga telah menerima, tetapi ada sedikit kesalahan taksir atau perhitungan sehingga pembagiannya tidak merata," ujarnya.

Menurutnya, perbedaan jumlah uang kerohiman disebabkan oleh jenis dan kualitas bangunan yang terdampak. Pemilik kafe mendapatkan uang sebesar Rp 4 juta, sementara pemilik warung hanya menerima Rp 3 juta, dan pemilik bale hanya Rp 1 juta. Hal itu kemudian membuat warga yang terdampak sempat mendatangi balai desa Citepus.

"Warga datang ke desa untuk mediasi karena merasa ada perbedaan jumlah. Misalnya, kafe orang lain menerima Rp 4 juta, tetapi mereka hanya Rp 3,5 juta. Warung orang lain Rp 3 juta, sementara mereka hanya Rp 2 juta. Ini sudah dihimpun dan diusulkan kembali ke pengembang agar menjadi bahan pertimbangan," bebernya.

Koswara juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini, masih terdapat sekitar 17 warga di kampung Wisata Citepus yang belum menerima uang kerohiman.

"Penghuni di situ sekitar 260 lebih, dan sekarang tinggal 17 orang yang belum menerima. Mereka ini terdiri dari pemilik kafe, bale, dan MCK. Kami terus berupaya memediasi agar persoalan ini segera selesai," terangnya.

Lebih lanjut Koswara kembali menjelaskan, bahwa status dari lahan tersebut merupakan milik dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) dan proyek yang diinisiasi Dinas Lingkungan Hidup ini dikerjasamakan dengan PT. Pasifik Budaya Pariwisata.

"Nantinya akan jadi Taman Wisata Agroforestry (TWA). Lahan yang akan di bangun kurang lebih 8 hektare," imbuhnya.

Warga Citepus demo di depan gedung Pendopo Kabupaten Sukabumi menolak penggusuran untuk proyek Agroforesty, Selasa (6/8/2024) | Foto : Ilyas SupendiWarga Citepus demo di depan gedung Pendopo Kabupaten Sukabumi memprotes proyek Agroforesty, Selasa (6/8/2024) | Foto : Ilyas Supendi

Sebelumnya, aksi protes terkait proyek agroforesty ini sempat digelar oleh warga Kampung Wisata Citepus yang terdampak proyek di depan Gedung Pendopo, Palabuhanratu, Selasa 6 Agustus 2024 lalu.

Meskipun tidak menolak penggusuran, warga saat itu meminta adanya ganti rugi yang layak.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Jawa Barat22 Februari 2025, 10:02 WIB

Sekretaris Komisi V DPRD Jabar Ucapkan Selamat atas Pelantikan KDM-Erwan sebagai Gubernur-Wagub 2025-2030

Sekretaris Komisi V DPRD Jawa Barat Muhammad Jaenudin menyampaikan ucapan selamat atas dilantiknya Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2025-2030.
Sekretaris Komisi V DPRD Jawa Barat Muhammad Jaenudin (Sumber: dok sukabumiupdate)
Film22 Februari 2025, 10:00 WIB

15 Rekomendasi Film Terbaru Indonesia di Bioskop, Cocok Buat Hiburan Akhir Pekan

Tentu film-film baru Indonesia yang hadir di bulan Februari 2025 ini mengusung berbagai macam genre romantis, drama, melodrama, misteri, komedi, hingga horor. Cocok banget untuk menjadi rekomendasi hiburan saat libur akhir pekan
15 Rekomendasi Film Terbaru Indonesia di Bioskop, Cocok Buat Hiburan Akhir Pekan (Sumber : Istimewa)
Sukabumi22 Februari 2025, 09:47 WIB

Kematian Samson Sang Preman Kampung, Polres Sukabumi Amankan Bambu Runcing Berlumuran Darah

Preman kampung Cihurang ini ditemukan tak bernyawa tak jauh dari rumahnya Jumat, 21 Februari 2025 petang, berlumuran darah dengan tubuh penuh luka.
Garis polisi di lokasi terbunuhnya Samson, sang preman kampung Cihaur Cidadap Simpenan Sukabumi (Sumber: su/ilyas)
Life22 Februari 2025, 09:01 WIB

Cara Menanamkan Kebiasaan Puasa pada Anak Sejak Dini: Trik Sukses Agar Mereka Bersemangat

Mengajarkan anak untuk berpuasa sejak dini adalah salah satu cara yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai spiritual dan kedisiplinan.
Ilustrasi Mengajarkan Kebiasaan Puasa Pada Anak Sedari Dini (Sumber : Freepik)
Bola22 Februari 2025, 09:00 WIB

Persib Bandung vs Madura United di Liga 1: Tantangan Pangeran Biru Raih 3 Poin!

Persib vs Madura akan tersaji malam ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
Persib vs Madura akan tersaji malam ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : X@persib/@MaduraUnitedFC).
Inspirasi22 Februari 2025, 08:00 WIB

Info Loker Lulusan D3 Semua Jurusan, Penempatan di Area Jabodetabek

Loker D3 Semua Jurusan ini tersedia untuk mengisi posisi Manufacturing Apprentice dan dibuka hingga 21 April 2025 mendatang.
Info Loker Lulusan D3 Semua Jurusan, Penempatan di Area Jabodetabek (Sumber : Freepik/@pressfoto)
Food & Travel22 Februari 2025, 07:00 WIB

Resep Mie Leor Bumbu Kacang, Menu Takjil yang Banyak Dijual di Bulan Puasa

Menu Mie Leor bahkan banyak dijual di bulan puasa sebagai makanan takjil.
Resep Mie Leor Bumbu Kacang, Menu Takjil yang Banyak Dijual di Bulan Puasa. Foto: IG/@TeniSondari
Science22 Februari 2025, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 Februari 2025, Sedia Payung Saat Keluar Rumah

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan hingga hujan pada 22 Februari 2025.
Ilustrasi. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan hingga hujan pada 22 Februari 2025. | Foto: Pixabay
Food & Travel22 Februari 2025, 05:30 WIB

Serunya Wisata Rafting Sambil Menikmati Keindahan Alam di Caldera Adventure Cikidang Sukabumi

Selain resort dan rafting, Caldera Adventure Cikidang Sukabumi juga menawarkan berbagai aktivitas outdoor.
Keseruan berwisata arung jeram atau rafting di Sungai Citarik Sukabumi bersama Caldera Adventure. (Sumber Foto: Dok. Caldera Adventure)
Sukabumi21 Februari 2025, 22:28 WIB

Temani Warga yang Dipanggil Polisi Pasca Kematian Samson, Massa Geruduk Mapolres Sukabumi

Puluhan warga Cihurang Simpenan Sukabumi geruduk Mapolres Sukabumi pasca kematian Samson.
Puluhan warga Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi mendatangi Mapolres Sukabumi pasca kematian Samson. (Sumber : SU/Ilyas)